Refleksi dan Lawan

 

Its. Monyet melawan



Oleh: Rudy Wonda


15 Agustus dikenal sebagai salah satu momentum dimana saat itu ada sebuah perjanjian yang tidak terduga dan sama sekali tidak diinginkan oleh Rakyat Papua.

Ketika Soekarno tau bahwa, Rakyat Papua deklarasi sebuah Negara pada 01 Desember 1961, yang kini kita sebut West Papua. Soekarno kumandangkan Tri komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 dengan tujuan untuk membatalkan kemerdekaan bangsa Papua.

Selanjutnya pada tahun 1962, bermacam-macam operasi Militer diterapkan atas West Papua. Hal itu kemudian membuat banyak masyarakat Papua mengalami pembantaian, pemerkosaan, hingga Pembunuhan Secara besar-besaran.

Persoalan tersebut tidak dibicarakan oleh Indonesia juga Belanda yang saat itu masih berada di Papua. Tetapi malah membuat suatu kesepakatan yang kita kenal dengan New York Agreement 15 Agustus 1962.

Penandatanganan New York Agreement (Perjanjian New York)  antara Indonesia dan Belanda yang disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), U Thant dan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Ellsworht Bunker pada tanggal 15 Agustus 1962. 

New York Agreement (Perjanjin New York) adalah suatu kesepakatan yang tidak sah, baik secara yuridis maupun moral. Perjanjanjian New York itu membicarakan status tanah dan nasib bangsa Papua Barat, namun di dalam perbincangan itu tidak ada wakil-wakil resmi bangsa Papua Barat yang hadir atau dilibatkan.

Jadi Perjanjian New York adalah, sebuah praktek Rasis Biadap dan tidak bermoral oleh Indonesia, Belanda, dan Amerika. Maka integrasi (Aneksasi) adalah, sebuah praktek Penjajahan yang baru saat itu oleh Indonesia terhadap Rakyat Papua.

Cerita dari turun temurun tentang sejarah Penindasan ini menjadi satu pengetahuan yang memperjelas bahwa, Siapa musuh Rakyat Papua dan apa yang harus Rakyat Papua lakukan.

Sampai saat ini, Rakyat Papua menolak segala macam tawaran pembangunan Indonesia atas tanah Papua melalui Aksi, Diskusi, artikel, dan lainnya. Maka Semua yang dilakukan oleh petinggi-petinggi Negara dimana saja, itu bukan atas permintaan Rakyat Papua. Namun sebuah upaya Indonesia untuk mempertahankan Penjajahan atas West Papua.

Sekarang yang bisa kita lakukan adalah, Diskusi, menulis, dan Aksi Terus-menerus. Walaupun begitu, tapi Itulah syarat menuju Revolusi West Papua.

Mari bangun inisiatif, ambil bagian dalam kerja-kerja Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat. 

Hanya Rakyat Papua saja yang akan membebaskan dirinya sendiri.

Berpikir untuk persatuan adalah, usaha yang membangun jalan Revolusi. 

Bertindak untuk wujudkan Revolusi adalah, tindakan yang paling Mulia dimuka bumi ini.


Salam Pembebasan Nasional.

15 Agustus 2022.


Penulis adalah Sekjen 1 Pusat Aliansi Mahasiswa Papua