![]() |
Poster undangan Seminar Mambesak/AMP.list |
Undangan Terbuka
Budaya merupakan hasil kombinasi kombinasi antara manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi yang melahirkan kebiasaan-kebiasaan, karakteristik, adatistiadat untuk mempertahankan hidupnya. Marx dan Engels mengatakan bahwa kebiasaan hidup manusia, cara berpikir, dan karakteristiknya muncul dari bagaimana ia berjuang untuk mempertahankan hidup terutama mencari makan dengan situsi geografis yang ada di sekitarnya. Hal ini membuktikan kebudayaan hidup orang papua yang keras tanpa pernah menyerah dan tidak serakah muncul akibat situasi geografis yang keras dan alam yang memanjakan untuk tidak berebutan hak dalam mencari penghidupan.
Dengan letak geografis yang keras dan alam yang mengandung berjuta kekayaan alam, membuat manusia dari belahan bumi manapun terus bergantia nuntuk menjajakkan kakinya di atas bumi Papua. Berbagai budaya berkolaborasi bergantian hadir menghancurkan dan merusak alam, rakyat, dan budaya Orang Papua, mulai dari Spanyol, Jepang, Belanda, hingga Indonesia.
Sejak manusia Papua melakukan kontak pertama dengan bangsa asing berbagai asset Orang Papua dihancurkan demi kepentingan asing yang datang dengan semangat Gold, Glory, dan Gospel. Puncaknya setelah penandatanganan kontrak karya Ilegel PT. Freeport Mc Moran yang dilakukan Indonesia dan Amerika 1967, dua tahun sebelum Act of Free Choice (Referendum), yang kemudian memaksa pemanipulasian Hukum dan aturan-aturan Referendum yang sebelumnya disepakati dalam New York Agreement.
Selama bertahun-tahun Orang Papua hidup dalam ketidakcocokan budaya dan kebiasaan yang membuat Orang Papua terus tersisih. Di tengah situasi represif di bawah rezim otoriter Soeharto yang meletakan status Daerah Operasi Militer (DOM) di Papua, Mambesak muncul dengan semangat perlawanan melalui seni dan budaya. Gerakan yang diprakarsai oleh Arnold Apdan Sam Kapisa ini membawa satu langkah inovatif dalam mempertahankan jati diri orang papua sebagai orang papua yang utuh, di tengah kolaborasi budaya asing yang menghacurkan. Semangat Mambesak yang kemudian mengalir di setiap nadi Rakyat Papua, menciptakan persatuan Orang Papua yang sadar sebagai satu kesatuan yang utuh di atas bumi Cenderawasih.
Dengan moment kelahiran Mambesak 15 Agustus 1978 dan situasi yang tengah membuat kita semakin melepas jati diri kita, maka sebuah ide bersama muncul untuk kita bersama mengingat kembali, mengenal, dan belajar dari paraseniman dan budayawan Papua dengan semangat persatuan yang dibangun oleh Grup Mambesak.
Sehingga pada kesempatan ini, AMP komite kota Jogy a mengajak seluruh masyarakat, Pelajar dan Mahasiswa asal Papua yang tinggal di Yogyakarta untuk hadir dalam seminar seharian yang akan di adakan pada:
Hari & tanggal : Jumat, 14 Juli 2015
Waktu : Pukul 09.00 wib – 11.30 wib
Tempat : Aula Asrama Papua, Kamasan 1 Yogyakarta
Thema : 43 Tahun Mambesak, Kobarkan Nasionalisme Bangsa Papua
Menuju Pembebasan Nasional
Demikian undangan untuk tuan-tuan Papua, sangat diharapkan kehadiran anda. Atas kerjasama dan partisipasinya kami banyak ucapkan terimakasih.
Salam Pembebasan