Foto:Herlin Murib/doc.amp |
Dengan semangat yang ada, kesadaran persatuan sebagai manusia Papua lainnya, Erlin pun bergabung penyatukan diri secara terorganisir dan terpimpin dalam Aliansi Mahasiswa Papua, Komite Kota Bogor—organisasi mahasiswa yang berorientasi pada pembebasan Nasional west Papua—Sejak Ia berada di kota Bogor.
Ada cahaya dalam dirinya sejak Ia bergabung dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk tanah, air dan bangsa. Cahaya itu dikelola dengan teori dan peraktek perlawanan. Terlihat dari kreatifnya dalam diskusi dan aksi massa.
Dengan demikian proses hidup ini—kita percaya pahwa dia—pun terus berdilektika. Kenyataan ini adalah bagian dari hidup. Perempuan asal Ilaga, pegunungan Papua kelahiran 1996 ini, harus menutup mata pada waktu yang tak pasti.
Berikut kronologi yang dihimpun oleh AMP Bogor
Dibogor, Erlin tinggal di kos-kosan. Kos yang tergeletak di bagian ujung adalah kosnya. Menurut kronologi yang dihimpun dari warga, yang juga tetangga, mengatakan bahwa Erlin sendiri pulang hari Sabtu, 14 Januari, sehabis ikut Ujian Akhir Semerter (UAS) di kampusnya. Setelah itu, Erlin tidak pernah keluar kos lagi.
Setelah dua hari Erlin tak beraktifitas, sehingga dua orang kawan menjengguk Erlin ke kosnya. Awalnya pintu kosannya diketok beberpa kali tapi tak ada reaksi dari dalam. Akhirnya dua kawan itu melirik lewat kaca jendela yang kainnya masih terbuka sebagian, sehingga mereka melihat kedalam. Erlin pun tergeletak di tempat tidurnya. Mereka temukannya dalam posisi tak bernyawa. Kondisi tubuhnya dalam keadaan mengeluarkan darah melalui mata, telingah, dan mulut; juga mengeluarkan busa melalui hidung; muka yang bengkak; terlihat melepuh; perut membengkak.
Setelah melihat Erlina demikian, mereka menemukan mangkok bakso di depannya. Terus ada sisa munta di kamar mandi. Setelah itu mereka menelepon beberapa kawan lain, yang juga adalah keluarga dekatnya. Setelah mereka berkumpul disana, namun karna keadaaan sudah seperrti itu mereka menelepon orangtuanya di tanah air West Papua untuk menyampaikan berita kejadian. Untuk tindakan selanjutnya keluarganya sepakat jika ditindak-lanjuti oleh Polisi. Baik itu proses identifikasinya dan proses pemeriksaan rumah sakitnya.
Kemudian, Pemeriksaan identifikasi masalah dan pemeriksaan rumah sakit ditangani oleh Polisi.
Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Bhayangkara, pihak rumah sakit dapat melakukan otopsi luarnya saja, sementara otopsi dalamnya tidak dilakukan atas permintaan keluarganya. Sehingga kawan-kawannya dan kelurganya di Papua memutuskan untuk memulangkan mayatnya tanpa otopsi dalam.
Dari hasil otopsi luar yang tertera dari surat kematian tentang sebab kematian masuk dalam kategori VIII. lain-lain. Artinya penyebab kematiannya bukan dari Kecelakaan, Pembunuhan, Sakit, Bunuh diri, luka bakar atau lainnya. Setelah menerima hasil pemeriksaan, kawan-kawannya mengantar jenasahnya ke Papua, sehingga setibahnya di bandar udara Sukarno-Hatta, kawan-kawan tidak dapat mengawal jenasahnya ke Papua karna kursi pesawat play itu full dan mayat diberangkatkan tanpa pengawalan dari kawan-kawan.
Kawan-kawan memulangkan jenasahnya pada hari Kamis, 19 Januari, tepat Pukul 01.00 waktu Bogor. Dengan nomor penerbangan GA.654 rute Jakarta-Makasar-Ambon-Timika Pesawat yang di tumpangi jenasah kawan Emerlin tibah di Timika-Papua paling lambat pada pukul 10.00 pagi dan jenasahnya akan dikebumikan di Timika, West Papua.
Segenap keluarga besar AMP, berbelasungkawa atas meninggalnya kawan Herlina Murib. Kami percaya bahwa tulang punggung revolusi kita adalah perempuan. Dititik ini, engkau sudah torekan perjuanganmu. Sayang kawan... Selamat jalan... Kami percaya engkau masih dan akan hadir bersama kami dalam perjuangan pembebasan Papua Barathingga Papua Barat—hingga Papua Merdeka.
Kronolog: Angin Jalan