Dikpol kk Sesal/amp.2016.list |
KK Semarang/AMP – Komite Kota Semarang dan Salahtiga (selanjutnya Sesal) telah melakukan reorganisasi setelah menggelar Pendidikan politik sekaligus mempersiapkan embrio-embrio revolusioner baru yang siap bergantian tangan, memikul tanggungjawab bangsa dan siap melakukan kerja-kerja organisasi di garis perlawanan, kemudian terus menyuarahkan aspirasi rakyat dan terus memperjuangkan Hakikat hak orang Papua yang termarginalkan di setiap hembusan nafas oleh gurita penelang, penguras tenaga, pembunuh manusia Papua.
Pendidikan Politik dilaksanakan selama dua hari lamanya, sejak tanggal 04 sampai 05, februari 2016 di Wisma KM, Kota Semarang. Kemudian hari terakhir dilanjutkan dengan gelaran restruktur di mulai pada pukul 11.30 waktu semarang.
Acara pergantian masa kepemimpinan ini telah di lakukan dengan cara demokrasi melalui mekanisme one man one voice (satu orang satu suara) dan telah terpilih sebagai ketua, sekjen, bendahara atas perolehan suarah terbanyak.
Atas desakan suara hati yang memberontak bebas, atas kegelisahaan Ibu (tanah) untuk membebaskan dan atas panggilan leluhur dan sang pencipta, atas nama kamrad Jekson Gwijangge terpilih sebagai ketua dan kamrad Ney Simbolim terpilih sebagai sekjen KK Sesal. Kemudian atas nama kamrad Merry N. terpilih sebagai Bendahara Komite Kota.
Kemudian disusul lagi dengan pengisian Biro-biro. Kawan Yanuarius Adii dan Alfrida T. Kedeikoto memikul tanggungjawan Biro pendidikan. Demikian juga dengan Biro Organisasi di isi oleh Bernard B, Agitasi Propaganda oleh Zan Magai, Usaha Dana oleh Rian D, Seni dan Olahraga oleh Luter D.
Selanjutnya pada pukul 12.05 waktu semarang, seteleh dibacakan Sumpah dan Janji organisasi oleh badan truktur terpilih, selanjutnya secara resmi di lantik oleh Ketua Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua, Jefry Wenda. Dan di saksikan oleh Biro Politik KP, Roy Karoba dan Biro pendidikan KP, Bob Tsenawatme.
Kata Wenda, tanggungjawab mulia ini dipikulkan dan akan bersama-sama kita antarkan beban ini pada puncak kemerdekaan nasional bangsa Papua Barat. Maka Wenda berpesan bahwa tetap focus pada kerja-kerja organisasi di garis perjuangan sebab perubahan akan tercipta ketika dilakukan kerja-kerja penyadaran kepada rakyat tertindas. “Hanya orang Papua, terutama Orang mudah Papua yang bisa membebaskan rakyatnya dari penindasan.” Kata Wenda.
Setelah melakukan penyerahan tugas dan tanggungjawab dari badan pengurus lama kepada yang baru, Bernardo Boma (badan pengurus Lama) memberikan sebuah pesan penting bahwa, “ Yang paling penting adalah Komunikasi. Sering karena lupa komunikasi maka rencana-rencana dan peluang-peluang yang harus di buat, itu menjadi tertunda. Salah satunya karena kekurangan kawan yang siap kerja. Ini sebabkan juga karena jarang berkomunikasih.” – Ucap Boma saat ucap selamat kepada kawan terpilih baru. (J)