Aksi Makin Meninggi, Penangkapan Ikut Meningkat
"Aksi Protes Makin Meninggi, Penangkapan Makin Meningkat" adalah judul dari sebuah buku yang dilucurkan Orang Papua di Balik Jeruji, atau Papua Behind Bars pada awal tahun 2016. Buku ini merangkum tentang penangkapan, penyiksaan, penganiayaan dan tindakan aparat keamanan negara Indonesia membungkam hak dasar rakyat Papua untuk menyampaikan pendapatnya di muka umum dengan cara-cara damai dan bermartabat.
Di Papua, bahkan untuk menyampaikan pendapat, rakyat bahkan harus mengorbankan nyawa. Hanya demi menyampaikan keinginan, isi hati, keresahan dan protes, orang Papua bisa berujung di balik trali besi/penjara, disiksa, bahkan hingga pada penghilangan nyawa.
Rangkuman gambaran umum situasi pembungkaman hak menyampaikan pendapat dari rakyat Papua ini ditulis teliti, setelah bekerjasama dengan Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Papua (KontraS Papua), Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Bantuan Hukum (LP3BH), Jaringan Advokasi Penegakan Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua (JAPHHAM), Sekretariat Keadilan dan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Jayapura (SKPKC Jayapura), Biro Keadilan dan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan GKI (KPKC GKI), Bersatu untuk Kebenaran (BUK), Lembaga Bantuan Hukum Papua (LBH Papua), Yayasan Teratai Hati Papua (TTHP), Papua Itu Kita, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta), TAPOL dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Dalam buku yang didedikasikan buat alm. Oktovianus Pogau, pimpinan redaksi Suara Papua dan aktivis HAM Papua itu, Papua Behind Bars mencatat, ada peningkatan penangkapan terhadap orang Papua, kurang lebih 4,5 kali lebih tinggi dibanding tahun 2014, dimana dari keseluruhan tersebut, sebanyak 80% korban penangkapan adalah para pendemo damai.
Bukunya bisa Anda baca sekarang juga (klik judul berikut ini untuk download), Aksi Makin Meninggi, Penangkapan Makin Meningkat.