Gambar. Kekeliruan Media viva.co.id |
Penulis : Gideon M. Adii
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Frond Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) unjuk rasa pada tanggal 20/03 lalu, di depan kantor Freeport, Kuningan Jakarta Selatan. Ada sekelompok Massa aksi menggunakan busana adat Papua.
Gambar. Koteka |
Yang biasanya koteka di Pakai oleh Pria, tetapi salah satu media menyatakan bahwa “Heboh Wanita Pakai Koteka Ikut Demo Freeport Di Jakarta” yaitu, viva.co.id, yang diliput oleh Siti Ruqoyah, dan Peace Simbolon, 20/03 lalu.
baca: (http://m.viva.co.id/berita/metro/896048-heboh-wanita-pakai-koteka-ikut-demo-freeport-di-jakarta).
Berita Ini merupakan suatu berita Hoax...
Mengapa..? karena, kalau secara etika pemakaian, Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Koteka terbuat dari kulit labu air, Lagenaria siceraria. Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Secara harfiah, kata ini bermakna "pakaian", berasal dari bahasa salah satu suku di Paniai. Sebagian suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya holim atau horim.
Tak sebagaimana anggapan umum, ukuran dan bentuk koteka tak berkaitan dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna, hendak bekerja atau upacara. Banyak suku-suku di sana dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.
Gambar. Rok Rumbai. |
Namun, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang Yali, misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan orang Tiom biasanya memakai dua labu.
Sedangkan untuk wanita adalah Rok Rumbai, yang terbuat dari daun sagu sehingga menyerupai kecantikan burung kasuari.
Sumber :
https://ripkalamkudus.wordpress.com/pakaian-adat-papua/
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-papua-dan-penjelasannya.html
http://m.viva.co.id/berita/metro/896048-heboh-wanita-pakai-koteka-ikut-demo-freeport-di-jakarta