Seruan Aksi AMP & FRI-WP Jakarta, senin (03/04/2017) |
Seruan Aksi!
Keberlagsungan klonialisasi dan imperialisasi di Papua Barat terus terjadi dan terselubuh dalam kehidupan rakyat dan tanah di Papua Barat menjadi respon positif pemerintahan klonialis indonesia dan imperialis amerika dan sekutunya terhadap rakyat papua barat dalam upaya membaggun kepercayaan terhadap harkat dan martabat sebagai sebuah Bangsa yang harus patuhi di hargai justru menjadi tumbal serimonial yang belakah oleh tuan tuan penggisap, pengguras penindasan, dalam perumusan seluruh perangkat perangkat terutama pemusnaan malanesian di west papua .
Sejak papua barat di aneksasikan kedalam kekuasan klonialis indonesia yang tidak demokratis pada 1960an lalu. Merupakan Kebijakan yang telah menujukan ekspresi kekejaman dan awal pemusnaan manusia dan tanah papua barat yang kemudian melajukan realisasi peraktek militeristik hingga dekade menjadi sejara pahit bagi rakyat papua. Dimana pemusnna etns manusia papua barat berhadapkan dengan unsur disikriminasi, rasialisasi, ditangkap, disiksa, di perkosan baik dalam tingkat, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya,pemerintahan terutama diskriminasi dan rasialisasi dalam bidang kesehatan sebagai tempat mengakses citra manusia papua dari kesulitan kesehatan yang kurang normatif dan efektif.
Seperti yang telah dan sudah terjadi diakhir akhir ini dimana suku Korowai kemiskinan dalam kekurangan fasilitas kesehatan dan. Masalah kesehatan tentu bukan masalah baru untuk Papua. Usianya setua pelanggaran HAM di tanah Papua sejak Papua menjadi bagian dari Indonesia. Hampir semua wilayah Papua memiliki masalah kesehatan yang hampir sama yaitu soal fasilitas minim dan tenaga kesehatan yang kurang bahkan tidak ada sama sekali.
Jumlah wilayah atau puskesmas yang kurang tenaga kesehatan atau bahkan tidak ada itu tak terhitung lagi. Barisan daftarnya sangat panjang. Bisa sepanjang rantai yang terbuat dari emas Freeport. Kesehatan masyarakat Korowai adalah salah satu dari barisan tak terhitung itu.
Dengan alasan tak ada listrik atau sinyal dan lain-lain, banyak petugas kesehatan yang meninggalkan masyarakat yang sakit dan tinggal di kota. Sesekali petugas kesehatan kembali untuk mengunjungi masyarakat yang menjadi tanggungjawab pelayanannya. Tentu harus diakui ada juga petugas kesehatan yang rela menanggalkan gemerlap modernitas demi kemanusiaan. Mereka ini adalah pahlawan sesungguhnya.
Melihat kondisi objektif kesehatan yang tidak normatif tersebut diatas? Jelas bahwa, klonialis indonesia dan sekutunya telah berhasil resolusikan kroni kroni penggisap di papua barat justru berdampak buruk terhadap Tanah dan rakyat papua barat sehingga pemusnaan manusia papua barat menjadi angin segara yang terjadi secara ril.
Untuk itu dalam dalam kunjungan Pelapor Khusus PPB Bidang kesehatan di Indonesia terutama di papua selama tiga hari kemaring terhitung kamis 30 Maret 2017 - Minggu 02 April Minggu dan di lanjukan dengan konfrensi Pers Di Jakarta Gedung PBB sehingga di harapkan untuk semua kawan kawan Mahasiswa Papua (Rakyat papua) hadir dalam kegiatan aksi yang di lakuan pada:
Hari/Tanggal : Senin 03 Maret2017
Waktu Aksi : 14.00 siang-selesai
Tempat : Gedung PBB Jakarta Pusat
Titik kumpul : Yamewa Sekret AMP
Thema : UN Responsible For Slowmotion Genocide And Failure To Decolonize West Papua
Demikian seruan aski ini kami serukan, atas kehadiran dan partisipasi kawan Kawan Mahasiswa “ Papua rakyat” yang peduli terhadap kemanusia di dunia, indonesia terutama papua barat. Kami ucapkan banyak terimakasi. Jabat Erat
Jakarta, 02 April 2017
Penangung Jawab Aksi
Aliansi Mahasiswa Papua Dan Frond Rakyat Indonesia Untuk Free West Papua