Gambar. Tampak Persiapan Prosesi pengecoran Kaki |
27/03. Pagi jam 07:00 wib, massa aksi Aliansi Mahsiswa Papua AMP berkumpul di Sekretariat AMP dan kemudian dari sekretariat star tepat puku 09.30 pagi ke titik kumpul di LBH Jakarta. Tiba pukul 10:30 wib. Kemudian lanjut dengan kesiapan-persiapan aksi, terutama menggunakan pakaian tradisonal Papua (Koteka dan Tali).
Pukul 13.00 siang dari titik kumpul LBH Jakarta menuju ke titik aksi Kendeng di istana negara Jakarta pusat. Tiba pukul 13.40 wib, dan di lanjudkan dengan pengecoran kaki yang belum di cor, terutama 6 kawan-kawan dari solidaritas Aliansi Mahasiswa Papua AMP) sekaligus di iringi dengan teratrukal dari kaum Tani Indonesia hingga pengecoran kaki selesai.
Sementara itu situasi keamana aparat TNI/POLRI semakin banyak tidak sama seperti sebelum-sebelumnya aksi Kendeng. Dengan Ikut serta empat kawan-kawan yang berbusanakan pakaian tradisional Papua dari AMP ikut cor tiba-tiba mencuri perhatian publik baik itu aparat, warga yang sedang mengendarai kenderaan bermotor terutama setiap elemen-elemen pro-demokrasi Indonesia yang hadir bersolidaritas dalam aksi kaum tani di Kendeng tadi. Pada pukul 14.30 wib, dilanjudkan dengan pergantian orasi-orasi dari setiap orang yang datang secara individu, organisasi dengan tradisi orasi masing-masing. Ada juga, memainkan alat musik, drama, Teatrikal, puisi sebagai ekspresi kepedulian dan bersolidaritas mendukung perjungan kaum tani di Kendeng.
Tepat pukul 14.10 wib, Korlap memberikan kesempat kepada Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga sebagai organisasi perwakilan dari rakyat Papua Barat. Kemudian di lanju dengan orasi politik dan dukungan terhadap kaum tani di Kendeng.
Isi orasi dari Helena Kobogau Perempuan papua. “Wawawawawawa Hidup kendeng, Hidup Kendeng Hidup rakyat Indonesia, Hidup rakyat papua, Hidup kaum tani Kendeng, Kami rakyat bangsa Papua Barat hadir di tempat ini untuk memberikan dukungan dan solidaritas perjungan rakyat di papua, di Indonesia, di dunia terutama kaum tani di Kendeng...” lanjutnya “Kami rakyat Papua Barat dengan penuh kesadaran bahwa selama ini yang kami merasakan kekerasan baik dari:
1. korban kekerasan dari militer terhadap rakyat Papua Barat.
2. korban kekerasan dari kolonialisme indonesia.
3. korban kekerasan dari korporasi-kororasi asing.
4. korban kekerasan dari perampasan-perampasan tanah juga
5. korban kekerasan dari preeport.
Dan berbagai perusahan-perusahan multinasional lainnya. Tetapi kami sadar bahwa, penindasan nasional yang kami rasakan ini, tidak hanya kami tetapi juga rakyat Indonesia juga merasakan apa yang kami rakyat Papua Barat alami, terutama kaum tani di Kendeng dimana negara merestui untuk membangun sebuh perusahan PT. Semen Indonesia secara sepihak tanpa melibatkan kaum tani sebagai pemilik wilayah. Hanya membiarkan, mengusir, diskriminasi dan merampas hak-hak kaum tani di Kendeng. Terutama tanah dan Gunung Kedengan yang di ambil alih oleh Korporasi dimana tanah dan gunung sebagai sumber mata pencahariaan bagi kaum tani di Indonesia terutama rakyat Indonesia tani yang berada di gunung Kendeng. Tak lupa juga kami (Rakyat Papua) sampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas telah gugurnya ibu Fatmi, sebagai pahlawan revolusioner bagi rakyat Indonesia, terutama bagi kaum tani di Kendeng. Walaupun tubuh Fatmi di kubur tapi semangat juang Fatmi ada bersama kita dan akan terus berjung hingga merebut pembebasan nasional Papua Barat dan Indonesia. Untuk itu dengan Melihat situasi objektif ini, Kami sebagai rakyat Papua sebagai bangsa yang menjunjung tinggi terhadap kehancuran kemanusian dan pengurasan tanah sebagai sumber hidup dalam berbangsa dan bernegara terutama kaum tani di Kendeng. Kami akan berpartisipasi dan bersolidaritas dalam perjungan di Indonesia terutama dalam perjungan kaum tani Kendeng, hingga pemerintahan Jokowi-Jusup Kalla merespon secara jelas sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kaum tani di Kendeng. Salam revolusi Persatuan tanpa batas perjungan sampai menang.... Wawawawawa...."
Seusai orasi dari perwakilan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Jakarta, tepat pukul 17.00 Wib, pihak keamanan TNI/POLRI mendesa untuk segera membubarkan masa aksi Kendeng. Melarang massa aksi Kendeng untuk melanjutkan aksi hingga pukul 20.00 wib malam. Dimana yang sebelumnya dalam surat pemberitauan kami sudah di beritahukan kepada pihak keamanan bahwa aksi akan berakhir pukul 20.00 wib malam.
Negosiasi dengan pihak LBH hingga pukul 17.35 wib sore dan di lanjudkan lagi lagu perlawanan hingga pukul 18.00 wib sore di akhirnya dengan doa penutup dalam tradisi Jawa hingga pukul 18.00 wib sore, langsung pulang dengan menggunakan metro mini ke LBH Jakarta.
Kronolog : Dorce Dabi
Editor : Gideon M. Adii