Aksi AMP Bali peringati 19 tahun Biak Berdarah, 6 Juli 2017 di Bali. Doc amp Bali |
Kolonial Indonesia beserta tuannya Imperialis telah-sedang menghancurkan alam papua dan manusia Papua. Historis berdarah-darah pun tercatat sejak Papua di Aneksasi (1 Mei 1963), sejalan Pendudukan Negara Indonesia dengan kekuatan-kekuatan Militeristik serta kepentingan iduvidu, Imperialis di West Papua. di tanah papua Pada 6 Juli 1998 terjadi pembantaian terhadap orang asli Papua di kota Biak, yang disebut Peristiwa Biak Berdarah.
Namun demikian Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali menegaskan, Idealisme kita, dan mekanisme formalitasnya, Negara bertanggung Jawab atas Kejahatan Kemanusiaan di Papua, sebagaimna semestinya tanggungjawab Konstitusi Negara (kolonial) Indonesia serta hukum Internasional—Self-determination.
Namun, sampai pada hari ini, 19 tahun Biak berdarah pun dilupakan oleh Negara. Militer, para pelaku dibiarkan tanpa mengadili tindakan kebiadabannya atas menghilangkan nyawa Manusia Papua--Niali hidup Manusia Papua seakan tak ada Nilainya di mata Mereka. Para pelaku diberikan pangkat yang lebih tinggi atas label Pahlawan karena Membunuh orang asli rakyat papua dan begitu mengingat manusia Papua. semakin dibunu. dan semakin ditindas .
Para Pelaku dan watak militeristiknya dipupuki dan merawatnya agar Operasian militeristik dan rasismenya terus menjaga eksistensi kolonisasi Papua, pengerukkan Alam Papua serta dehumanisasi, Depopulasi (kependuduk asli).
Posisi Gerakan dan Mahasiswa Papua (khususnya di komite kota Bali), telah menyatakan benci terhadap eksistensinya. Negara kolonial Indonesia tidak berperikeadilan dan kemanusiaan dimata dunia. Kita semua disini muak dengan busuknya kapitalis ini, muak dengan eksploitasi dan ketidak adilan, diskriminasi, kebohongan, publik dan kemunafikan dan kebrutalannya.
Namun demikian, untuk mempertegasi Aliansi Mahasiswa Revolusioner dan menjadi Pemberontak diatas kebenaran sejarah, sebagian kecil dari bentuk keberadaan kita, kebencian kita, dan penolakan kita, 6 Juli 2017, AMP Bali telah gelar Aksi demonstrasi peringati Negara atas Budaya lupa dan sengaja malas-tahu atas semia tindakan kejahatan Kemanusiaan di Papua.
Aksi diakhiri dengan membacakan tuntutan dan sikap politik AMP oleh Kordinator.
Waaa.