Photo Revolusi Mental Papua
"Kedatangan Tamu Negara Tetangga Intelkam Polda Bali Di Asrama Papua Bali" |
Kedatangan para militer di kediamaan asrama Papua sangat jelas bahwa hanya ingin menutup ruang demokrasi pada 1 Desember 2017, yang merupakan hari kemerdekaan bagi bangsa Papua Barat serta pergerakan yang sangat bergejolak secara konprensip di tingkat Nasional maupun Nasional. sehingga, Taktik atau cara dari militer telah melebar luas untuk memantau berbagai aktivitas yang di lakukan di setiap kota Study maupun di tingakat tanah air Papua Barat, seperti yang terjadi di Kota Study Semarang, Malang, Dan Kota Studi lainnya serta di tanah air Papua Barat. di mana militer melakukan aksi diskriminasi, intimidasi dan melakukan tindakan-tindakan yang mencurigakan bagi mahasiswa Papua dan rakyat Papua yang berdiami dan berdomisili di lingkungan setempat.
Kronologi selengkapnya Mengenai Kedatangan Intelkan kepolisian di Asrama Papua:
Pada 15 November 2017 sekitar pukul 16:30 WITA, dari salah satu kepolisian menghubungi aktivis Aliansi Mahasiswa Papua melalui WhatsApp (WA)Nya dan serta melalui Handphone Seluler di telepon,untuk bertemu bersama pada hari besoknya. Tepat pada tanggal 16 November 2017 pukul 13:00 WITA di tempat Asrama Papua Bali.
Dengan adanya laporan demikian dari Intelkam kepolisian KAPOLDA BALI. Maka, saat itu membuat kesepakatan secara Internal antara Mahasiswa Papua untuk bertemu dalam menanggapai apa yang akan Intelkam kepolisian mengungkapkan dan sampaikan dengan agenda yang di infromasikan langsung dari POLDA BALI.
Kemudian Pada tanggal 16 November 2017, datangnya dua orang anggota Intelkam kepolisian Polda Bali di Asrama Papua tepat pada pukul 13:58 WITA sesuai perjanjian waktu dan ketentuan tempatnya (Tetapi kedua Intel tersebut telah datang terlebih dahulu sebelum waktu yang di tentukan). kedua polisi (Intel) sudah berada di area parkir Grasi motor dan memasuki ruang tamu asrama Papua salah satu darinya. Sedangkan yang satunya masih tinggal di luar untuk memantau situasi dari luar ruangan asrama Papua (Mengambil photo asrama dan sebagainya). Pada saat itu, Mahasiswa penghuni Asrama Papua dalam keadaan di luar asrama (masih dalam aktivitas Kampus) tetapi yang menerima tamu adalah salah satu Mahasiswa (Aktivisit) yang tinggal di Asrama Papua menerima kedua polisi tersebut, sambil berbincang-bincang dan tanda cawa bersama kedua polisi itu, hingga beberapa mahasiswa Papua terkumpul bersama.
Setelah, beberapa menit kemudian pada pukul 14:07 beberapa Mahasiswa Papua terkumpul di Asrama Papua dan membuka diskusi terbuka tentang apa yang akan di sampaikan oleh kepolisian yang datang. Kemudian dalam waktu yang terbuka, dari salah satu aktivis Aliansi Mahasiswa Papua mempertanyakan apa tujuan bapak datang ke Asrama Papua? dan mengapa Bapak datang dalam jumlah sebanyak dua orang? dan siapa yang mengutus bapak datang ke sini? serta apakah bapak membawa surat izin dari kepolisian? secara umum bahwa kedatangan mereka untuk mempertanyakan persoalan yang di sampaikan di atas itu.
Anggota Intelkam Kepolisian yang bernama Mastra asal dari Bali dan salah satunya asal dari Jawa, pertanyaan di jawab oleh Mastra "Kami datang kemari atas dasar utusan dari atasan KAPAOLDA BALI untuk menanyakan dan meminta tanggapan tentang situasi Tembagapura Timika Papua dan Pergerakan Aliansi mahasiswa Papua di Jakarta kemarin (Temu Perss) serta apakah pergerakan Aliansi Mahasiwa Papua di Bali sama dengan pergerakan yang di Timika." itu tujuan kedatanagan kami untuk menjawab kasus di Tembagapura Timika Papua, Ugkapnya.
Setelah tanggapan demikian, tanggapan Balik dari aktivist Aliansi Mahasiswa Papua bahwa "kami Aliansi Mahasiswa Papua Bali yang mengorganisir seluruh Mahasiswa Papua di Bali menyikapi apa yang terjadi di Tembagapura Timika Papua dan Aliansi Mahasiswa Papua di jakarta (Temu perss) merupakan presepsi arah perjuangan yang berbeda, namun tujuannya sama yaitu Penentuan Nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat dan serta kami turut tetap menjaga keamanan di Bali, karena organisasi Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali ini dapat terorganisir dan terstruktur dari pusat. maka kami tetap menunggu jawaban dari pusat tentang keputusan apa pun juga. Dan Untuk mengenai informasi yang sangat nyata sudah ada di berbagai media Massa terutama pergerakan di Jakarta dan di Tembagapura Timika Papua dalam hal perjuangan pembebasan rakyat papua Barat; dengan itu kami memohon kepada bapak dan jajarannya dapat telusuri secara rincin di media massa yang sedang beredar, serta secara umum juga, kami dari Aliansi mahasiswa Papua Komite Kota Bali mempunyai data yang telah di print out tentang situasi itu". Saat itu, dari salah satu aktivist beriakan print out itu kepada pihak kedua anggota intelkam tersebut.
Dan Kemudian tanggapan lagi dari pihak Intelkam" kami berharap bahwa apa yang terjadi di balakang ini terutama di timika Papua dan AMP di Jakarta dapat berjalan secara aman-aman sesuai kehendak yang dimintah dan terutama dari Rakyat Papua serta Aliansi Mahasiswa Papua di jakarta maupun di Bali. Lanjutnya, apa bila memang Papua mau Merdeka itu tanggung jawab negara, Ya...Pasti kalo Papua Merdeka..Merdeka yang terpenting adalah Mahasiswa Papua di Bali aman-aman saja dan menjaga keamanan Bali". tegas dari salah satu anggota Intelkam Polda Bali (Mastra).
Dan adapun juga tanggapan dari kedua Intelkam bahwa apakah ada masukan dan saran tentang situasi di Bali terutama terhadap mahasiswa Papua? ketika itu, ada beberapa aktivist menjawab "kami merasa ada tekanan dari polisi di Bali di mana, ketika kami mahasiswa Papua melakukan aktivitas ada pun polisi masih tekan kami, terutama tentang lintas perjuangan pembebasan Papua Barat (di tanya-tanya sambil paksas) atau masih saja polisi menutup ruang aktivitas dan ruang demokrasi, serta masih sangat respresif menjaga-jaga kami dalam aktivitas apa pun dan yang sangat buruknya sekarang militer sudah masuk di kampus. maka mohon perlu pertimbangan penuh sebelum terjadi pengancaman antara kedua pihak, Pihak kepolisian perlu mengambil tindakan yang tegas dalam menyikapi kode etik kemanusiaan dan perlu catatan ini di muat di berbagai media, agar tidak ada ancaman apapun di Bali".
Kedatangan mereka sangat mencurigakan, karena kedua pihak memilik krakter yang sangat berbeda untuk dinilai secara terbuka. Apa lagi Intel yang Asal dari luar Bali sangat mencurigakan pada saat dalam proses disksusi bebas, sebab tidak memasuki ruangan tetapi berada di luar ruangan diskusi sambil mengambil gambar atau photo terhadap mahasiswa Papua. Tetapi pada saat akhir diskusi, kami mengambil gambar secara bersama-sama untuk sebagai pembuktian bahwa adanya utusan POLDA BALI melalui kedua Anggota Intelkam. dan saat itu, keduanya membawa suarat izin dari POLDA BALI.
Dengan rapat yang terbuka serta berjalan dengan lancar dan tidak ada simpatisan antara pihak kepolisian. Namun, pembacaan situasi yang kami mendapatkan tentang kedatangan kedua pihak, belum tentu baik. karena sikap di lapangan dari Pihak kepolisian bisanya sangat berbeda.
ada pun kami memberikan data tentang kejadian di Tembagapura Timika Papua (8 pernyataan TPN-PB) dan pernyataan sikap Aliansi mahasiswa Papua yang di jakarta (Jumpa Pers bersama FRI-West Papua) serta saran dan masukan yang saling sama mengkritik.
Saran Untuk rakyat Papua dan Mahasiswa Papua bahwa kewaspadaan selalu di utamakan dalam hal jaga diri baik, kenali tempat baik, hentikan kerja tambahan yang membuat diri mengancam, selalu membaca situasi dengan baik di mana kamu berada. Sebab musuh rakyat Papua adalah musuh dunia secara lokal, nasional maupun Internasional terutama para militer Indonesia.
Salam Revolusi.
Penulis adalah Agitasi dan Propaganda Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali.