Photo oleh Revolusi Mental Papua massa aksi saat di Titik kumpul Renon Timur menuju titik aksi Konsulat Amerika serikat Denpasar Bali. |
Kita akan tetap menperjuangkan hak kebebasaan Bangsa Papua barat, dan mengembalikan kemerdekaan bangsa Papua Barat yang telah merdeka secara de Fakto dan De jure sejak 1 desember 1961 yang kini telah 56 Tahun sebagai suatu bangsa yang merdeka sama seperti bangsa yang lain. dan maka aksi pada 19 Desember 2017 ini, merupakan melihat kembali TRIKORA (Tri Komdo Rakyat) sebagai awal pemusnahan rakyat bangsa Papua Barat oleh negara Indonesia melalui Daerah Operasi militer yang kejam di seluruh Tanah Papua Barat dan secara Aneksasi yang kejam serta manipulasi sejarah bangsa Papua Barat.
Adapun Kronologi aksi sebagai ungkapan kebenaran meminta hak bangsa Papua barat di kembalikan.
Kronologi Aksi:
Massa aksi melakukan long mart dari Parkiran Timur Renon hingga ke Tempat titik aksi Konsulat Amerika Serikat , selama perjalanan massa Aksi menyayikan yel-yel di antaranya "Papua Bukan Merah Putih" dan orasi tentang awal mula bangsa Papua Barat di Aneksasi melalui TRIKORA (Tri Komando Rakyat) oleh Indonesia.
Selama menuju ke tempat titik aksi di depan kantor Konsulat Amerika Serikat di kawali penuh oleh pihak kepolisian, dan kemudian, massa aksi sebelum mendekati kantor Konsulat Amerika Serikat jaraknya 1 Kilo Meter. di mana, pihak Kepolisian telah memarkir kendaraan roda dua dan roda empat sepanjang kantor Konsulat AS, mulai dari Pintu Keluar kantor Konsulat Amerika Serikat hingga Bundaran Hayam Wuruk sebanyak tiga lapisan kendaraan yang menyusun. sehingga Massa aksi menyampaikan hak aspirasi di bundaran Hayam Wuruk.
saat itu, Negosiator AMP KK Bali, telah negosiasi kepada pihak kepolisian untuk meminta berikan akses jalan menuju titik tempat dan meminta untuk menyampaikan aspirasi di depan Kantor Konsulat AS sesuai surat pemberitahuan yang di masukan di Kepolisian", tetapi pihak kepolisian dengan tindakan keras tidak memberikan tempat untuk demo aksi damai di depan Kantor Konsulat AS, di karenakan menurut pihak kepolisian Gatra (polisi) "Tempat Konsulat adalah tempat Alat Vital Negara yang tidak boleh ganggugugat oleh siapa pun". Dengan demikian, Negosiator AMP KK Bali di sela-sela itu juga tegaskan kepada pihak kepolisian bahwa " jangan membungkam suara mahasiswa atau hak kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum dari mahasiswa Papua, biarkan kami sampaikan hak kami di depan Kantor Konsulat AS dan jika tidak kami akan tetap berorasi sampai malam hari" sambil negosiasi selama hampir 1 Jam.
Negosiator AMP KK Bali saat aksi 19 Desember di bundaran Hayam Wuruk bersama pihak kepolisian. |
Dengan terpaksa, Massa aksi melakukan demo damai di depan bundaran Hayam Wuruk. selama berorasi, beberapa massa aksi pun ikut terlibat dalam menyampaikan aspirasi. ada pun beberapa massa aksi sempat menyamaikan aspirasi Mia bahwa "Kita datang kesini bukan kita minta apa-apa tetapi kita minta kembalikan hak kemerdekaan bangsa Papua Barat yang telah merdeka 1 Desember 1961 dan pada 19 Desember 1961 sampai hari ini 19 Desember 2017 sudah 56 Tahun adalah awal indonesia menjajah dan aneksasi bangsa Papua Barat yang kini masih menjajah Tanah bangsa Papua Barat" ungkapnya. dan serta juga oleh Bertho, menyampaikan bahwa "Melalui TRIKORA inilah Awal pemusnahan bangsa Barat dan dampak dari itu kami masih meraskan hingga kini". ungkapnya. kemudian di lanjutkan oleh Zayur Bingga bahwa "Negara Indonesia adalah penjaga tamu untuk Kapitalis Amerika Serikat demi mengamankan ekonomi poltik, di mana pada saat TRIKORA 19 Desember 1961 merupakan awal pemusnahan rakyat Bangsa papua Barat dan awal kejahatan negara Indonesia di West Papua dengan agresi militer" Ungkapnya. dan ada bebarapa massa aksi yang menyampaikan aspirasi.
salah satu Massa Aksi saat Berorasi di bundaran Hayam Wuruk Denpasar Bali. |
Setelah beberapa orasi yang di sampaikan oleh massa aksi, Adapun saling dorong mendorong bersama pihak kepolisihan. Tepat pada saat saling dorong mendorong sama pihak kepolisihan terjadi hujan deras, dalam hujan deras itulah massa aksi saling dorong mendorong dan saat dorong mendorong Kordonator Lapangan (KORLAP) AMP KK Bali Jeeno, menyampaikan kepada pihak kepolisihan bahwa "Apa bila pihak kepolisian tidak memberikan ruang orasi di depan kantor Konsulat AS..Kawan-kawan, maka kita akan tetap ada di sini hingga pada malam hari sampai hak kami di dengar " melalui Megaphone yang di bawanya.
Massa aksi saat dorong mendorong bersama pihak kepolisian di depan jalan putaran Hayam Wuruk |
Dengan kata itu, Pihak Kepolisiahan merasa takut sehingga menghubunggi Kapolda Bali Irjen Petrus Golose Untuk mengamankan aksi damai AMP KK Bali. Kemudian Kapolda Bali tiba di tempat saat hujan berhenti.
Kemudian, Negosiator AMP KK Bali, menegosiasi lagi kepada Kapolda Bali Irjen Petrus Golose bahwa "Pak Kenapa bapak tidak memberikan ruang demonya kami di depan Kantor Konsulat Amerika Serikat sesuai surat pemberitahuan yang kami masukan pada lima hari yang lalu, dan kenapa bapak menghalanggi jalan kami menuju konsulat AS yang penuh dengan kendaraan kepolisihan sehingga kami dapat demo di depan bundaran jalan Hayam Wuruk, berikan kami ruang bebas untuk menyampaikan hak kami di depan kantor Konsulat AS". setelah itu, Ungkap Kapolda Bali Irjen Petrus Golose bahwa" Sekarang sudah Pukul 15:25 WITA dan sudah cukup waktu yang telah di orasikan di tempat ini, apa lagi Tim saya telah basa keyuluran karena hujan, maka lebih baiknya sekarang waktunya pulang". ungkapnya. kemudian perdebatan yang sangat panjang sehingga kapolda tidak sanggup untuk membalas apa yang negosiator AMP pertanyaakan dengan beberapa pertanyaan.
Negosiator AMP sama Kapolda Bali Irjen Petrus Golose di Bundaran Jalan Hayam Wuruk Denpasar Bali |
Karena Kapolda Bali Irjen Petrus Golose tidak mampu dalam menjawab hal itu, sehingga di suruh anggotanya untuk memaksa pulang atau membubarkan secara paksa massa aksi demo damai sesuai kemauan pihak kepolisihan. Maka massa aksi yang ada saat itu, di paksa untuk pulang dan memaksa untuk membacakan pernyataan sikap di depan bundaran Hayam Wuruk.
Massa aksi di dorong secara paksa oleh pihak kepolisihan dengan mengunakan peralatan lengkap, sejauh jarak 7 meter dari titik aksi, untuk mengarahkan pulang secara paksa. Dengan demikian, salah salah satu Kordinator Lapangan (KORLAP) Jeeno, mengambil posisi untuk mengamankan massa aksi dan sempat menyampaikan " kawan-kawan kita dapat di paksa untuk pulang dan meminta untuk membacakan pernyataan sikap AMP, maka dengan itu di tempat ini kita akan bacakan pernyataan Sikap meskipun kantor ASnya jaraknya tidak tempu" ungkapnya.
Setelah membacakan pernyataan sikap, massa aksi persiapkan diri kembali ke titik kumpul sambil menyayikan" Papua Bukan Merah Putih", "Tanah Papua Tanah yang kaya" dan yel-yel Papua Merdeka. hingga tiba di Parkiran Timur Renon.
Salam Papua Merdeka
Salam Revolusi
Penulis Adalah Agitasi danPropaganda Aliansi Mahasiswa Papua Komite kota Bali
Photo saat massa aksi saling dorong mendorong di bundaran jalan ahayam wuruk Denpasar Bali |