Aliansi Mahassiswa Papua Komite Kota Surabaya, saat melakukan aksi demo damai mengenai PEPERA 1969 Ilegal Bagi Rakyat Papua Barat |
Aksi kami selalu saja di bungkam dan selalu di bubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian, intel dan ormas, maupun TNI, maka kami minta bantuan kepada semua elemen yang peduli atas Hukum, HAM dan semua organ perlawanan, untuk mengadvokasi pembukaman ruang demontrasi, represif dan intimidasi, yang selalu dilakukan oleh pihak Kepolisian, intel dan Ormas. Apapun bentuk kegiatan yang kami lakukan selalu di represif yakni aksi secara Diskusi ilmia maupun Aksi turung jalan.
Kronologis
Tepak Pukul 06.49 Wib, Massa Aksi ketika keluar dari Asrma Papua, pemantauan dari 2 intel kepolisian sudah mulai memantau, tepat didepan Asrama Papua sebelah jalan raya dekat peremptan Jl. Pacar Keling Surabaya.
Pukul 07.15 Wib, massa aksi berkumpul di Titik Kumpul Aksi depan Monumen Kapal Selam surabaya. Sebelum massa aksi berkumpul di sekitar Monumen Kapal selam Surabaya, sudah ada gabungan Kepolisian dan Intel Polrestabes dan Ormas yang mengenakan Baju Linmas kehitam-hitaman, dengan jumlah keseluruhan hampir 100-an lebih Orang anggota gabungan. Dan pula 1 truk kepolisian, belasan mobil biasa dan motor yang digunakan oleh anggota-angota tersebut.
Pukul 07.45 Wib. Massa aksi di arahkan untuk melakukan Long Mars, tetapi dapat dihadang di titik kumpul aksi, tanpa alasan yang tepat, namun dapat di tutup rapat jalan hingga tidak di berikan ruang untuk melakukan aksi.
Lagi pula, dalam aksi tersebut kordinator umum (Step Pigai) mulai berorasi dan melakukan orasi-orasi, dalam orasinya, menyinggung terkait kebijakan pemerintah terhadap pengusuran di daerah keputih Surabaya dan beberapa tempat di Surabaya, salah satu oknum intel kepolisian mengatakan bahwa, “Anda stop mengungkit masalah yang di Surabaya, kalau tidak akan kami tangkap anda, jangan sekali lagi mengungkit persoalan yang terjadi di surabaya maka secara tak segang-segang kami akan giring ada ke dalam mobil yang sudah kami siap” itulah tutur oknum tersebut.
Dan korlap (Step Pigai) di ancam-ancam sampai hampir didorong oleh intel tersebut, dan tegas-nya oknum intel itu "anda jangan berlebihan akan kami siap tangka, dan satu hal ingat jangan sekali pun singgung Persoalan PEPERA maupun persoalan basis-basis penindasan yang terjadi di kota Surabaya".
Pembungkaman ruang demokrasi untuk menyampaikan pendapat di muka umum jelas dibatasi rapat-rapat, hingga dalam kondisi itu pun kata-kata rasisme pun di ungkap oleh oknum-oknum kepolisian ketika di titik kumpul momumen Kapal Selam Surabaya.
Sekitar hampir satu jam, masih pada posisi dan melakukan upaya-upaya agar ada ruang sedikit pun untuk bisa melakukan Long Mars, tetapi ditutup rapat, dan pihak kepolisian, intel dan ormas yang menutup perangkat aksi seperti spanduk dan poster-poster yang sedang di pegang oleh massa aksi. dengan tujuan di lakukan itu, masyarakat Surabaya yang melewati jalan raya tidak membaca atau mengetahui aksi yang di tuntut.
Pukul 09-30 Wib akhirnya dipaksa dan bubarkan oleh kepolisian, intel dan ormas yang ada, tanpa alasan yang jelas ketika bernegosiasi secara spontan oleh Kordinator umum.
Akhirnya, tepat pukul 19.45 terpaksa meninggalkan titik kumpul aksi lalu segera kembali atau pulang. Reprensif yang dilakukan oleh pihak kepolisian gabungan ini adalah suatu tindakan untuk membatasi ruang menyampaikan pendapat di muka umum.
Salam Pembebasan Nasional Papua Barat