Halloween party ideas 2015

Photo Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali
Usai di bubarkan dan membacakan Pernyatan sikap di Asrama Koteka
Aksi Demo Damai AMP KK Bali Di Bubarkan Pecalang, Intel  Dan Ormas Reaksioner Saat Menyikapi AMP Menolak IMF-World Bank Dan Berikan Hak Penentuan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua Barat"
Pada 17 september 2018, surat Pemberitahuan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali telah memasukan ke pihak terkait di kepolisian Kapolda Bali dan Kepolisian Denpasar Timur (Dentim) dan menerima surat tanda terima. Selama berjalan-nya waktu, Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali juga berpartisipasif  aktif dalam menyikapi bersama aliansi “People’s Global Confrence Againts IMF-WB” yang sedang di lakukan selama 08-14 Oktober 2018. Sejak Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali mengikuti bersama aliansi People’s Global confrensi Againts IMF-WB dan melakukan aksi pertama  menuntut untuk Kapolda harus Memberikan tempat Izin di Auditorium RRI untuk melancarkan kegiatan aliansi tersebut karena tidak memberikan izin, sehingga tepat pada 05 Oktober 2018 bersamaan melakukan aksi bersama.

Seketika aksi berlangsung pada hari peretama ittu, mendapatkan deskriminasi oleh Intel dan Pihak kepolisian untuk membubarkan massa aksi, terutama Jeeno Dogomo Ketua Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali yang saat itu, memberikan orasi terkait IMF-WB yang berdampak mengenai Papua, Malah  Intel dan Militer Menarik untuk menyuruh mempertangung jawab persoalan apa yang di ungkapkan dengan deskriminasi. Namun, dari Gerakan Konfrensi Menolak IMF-WB yang beralinasi menyikapi bersamaan dan menyelesaikan apa yang Intel dan Polisi lakukan terhadap Jeeno. Itulah, Awal Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali mendapatkan deskriminasi oleh intel dan militer serta oknum-oknum tertentu, karna saat itu baju-nya Jeeno di tarik, ditodong dengan tangan meneyuruh petanggungjawabkan apa yang diungkapkan, dan juga dapat didiskriminasi terhadap Korlap serta Keamana yang mengambil bagian saat aski tersebut. Aksi pertama di dilakukan di depan Polda Bali dapat didiskriminasi.

Selanjut-nya, pada 08 Oktober 2018 Secara Aliansi melakukan aksi bersama menyikapi persoalan-persoalan menyangkut IMF-World Bank, sebelum aksi di lakukan ada gerakan tertentu yang menyebarkan berita HOAX sebelum hari H di alkukan aksi pada 07 Oktober 2018 dan Dampak dari itu mempropokasi warga dengan pemasangan-pemasanagan poster yang tidak sesuai dengan tujuan untuk menciptakan kontaraversi bersama masyarakat dan Aliansi, sehingga secara khusus juga nama Aliansi Mahasiswa Papua pun di sebarluaskan sebagai Isu merusak nama baik Aliansi Mahasiswa Papua dan Aliansi yang tergabung dalam People’s Global Confrence Againts IMF-WB. Dalam melakukan aksi juga, Isu merusak nama Aliansi bersama dan khusus Alainsi Mahasis Papua juga mendapatkan pesan-pesan khusus dari SEMETON BALI sekitar jam 10:12 melalui Via SMS dengan pesan “People’s Global Confrence Againts (PGCA) kumpulan orang yang tidak suka SEMETON BALI Sejathtera” melalui Handphonenya Jeeno Dogomo pada 08 Oktober 2018 dan beberapa kawan-kawan mendapatkannya lagi pesan-pesan tersebut. Cara seperti ini diciptakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab secara demokratis.

Tepat pada hari ini, 11 Oktober 2018 Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali melakukan Aksi demo damai sesuai seruan Nasional yang di keluarkan oleh Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua  lihat juga pada Pernyatan SIkap AMP dan khsusus AMP Komite Kota Bali bersama People’s Global Confrence Againts IMF-WB, menyikapi tuntutan bersama, Massa yang hadir 35 orang. Dan dalam surat pemberitahuan yang dimasukan titik kumpul di Parkiran Timur Renon dan titik aksi di Konsulat Amerika Serikat, Waktu aksi demo damai dimulai dari pukul 09:00 WITA s/d Selesai dalam surat pemberitahuan.
Massa aksi berkumpul di titik kumpul pada pukul 09:00 WITA dan melakukan aksi Long March dari titik kumpul menuju ke Konsulat Amerika Serikat tepat  pukul 09:42 WITA, selama melakukan Aksi long march menuju pada Titik Aksi menyayikan yel-yel, orasi-orasi menuju pada titik aksi Konsulat Amerika Serikat.

Sebelum 20 Meter dari Konsulat Amerika Pecalang mendatangi massa aksi untuk menegosiasi secara bersama dan Negesiator dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali, Gilo menemui pecalang untuk saling negosiasi bersama, hasil dari negosiasi pecalang memberikan ruang untuk melakukan aksi secara damai. Namun, ada Intel dan Hormas reaksioner tertentu mempropokasi kepada pecalang dan rakyat sekitar untuk membubarkan aksi yang berlangsung.

Sehingga, oknum-oknum tertentu muncul dan saling berdebatan bersama massa aksi, untuk membubarkan secara paksa  dari gabungan Intel, Ormas Reaksioner, dan pecalang yang terpropokasi. Akhirnya secara paksa dan tanpa memberikan rauang demokrasi untuk membacakan tuntutan aksi malah di bubarkan tidak sesuai prosedur surat pemeberitahuan. Keadaan sebelum aksi di bubarkan ada pun negosiator  menyampaikan untuk membacakan pernyataan sikap dan meminta kepada ormas reaksioner, pecalang untuk berikan waktu 15 menit untuk membacakan pernyataan sikap, tetapi oknum-oknum tersbut tidak memberikan ruang untuk membacakan pernyataan sikap.

Secara kondisi ketika sebelum di bubarkan, selama negosiasi ada pun intel, polisi, Ormas Reaksioner dan Pecalang melakukan intimidasi bahwa ada menedang massa aksi, mendorong-dorong massa aksi, merampas pamplet-pamplet aksi serta merobek-nya, menarik tali komando secara keras, Spanduk tuntutan di suruh menyimpan kembali, dan poster-poster disuruh tidak di angkat tinggi-tinggi, bahkan disuruh jangan ada yang bersuara atau nyayian yel-yel, ataupun berorasi. Tidak sekedar masalah, karena selama negosiasi Korlap mengarahkan massa aksi duduk di tempat, sehingga massa aksi duduk di tempat untuk sejenak biar negosiator bernegosiasi dengan baik. Tetapi, Selama massa aksiduduk di tempat oknum-oknum melakukan intimidasi dan repersif yaitu mengambil pamplet-pamplet dan di robek-robek, serta bendera AMP pun di ambil namun di kembalikan, dan ada juga yang menendang-nedang massa aksi.

Karena kerasnya, oknum-oknum tersebut sehingga negosiator pun tersebut tidak di pedulikan oleh oknum-oknum tersebut, malah mengancam massa aksi dengan respresifitas yang tinggi bahkan memancing massa aksi merasaakan emosional dan saling berdebat secara bersamaan. ada pun yanag dapat di tendang, di tampar, di todong dengan tangan, di tarik baju massa aksi

Dan seketika itulah, massa aksi di kepung secara ketat dengan  puluhan oknum-oknum tersebut, antara lain intel, Ormas reaksioner, pecalang dan masyarakat tertentu yang bergabungan untuk membubarkan aksi demo damai. Dan selama massa aksi di kepung di tempat tersebut ada pun di gunakan Kamera Dron sebagai pantauanya aksi kami dan di bubarkan secara pakasa untuk kembali ke titik kumpul tanpa Negosiasi yang baiak. bahkan selama represifitas terjadi antara massa aksi dan Oknum-oknum tersebut adapun mengeluarkan bahasa-bahasa yang mendeskrimanasi terhadap massa aksi dengan kata-kata, Papua Hitam, Papua Bodoh, Bangsat, Goblok nii ahhh, Kepala Batu,  pembuat onar, perusak, dan sebagainya.

Ruang demokrasi untuk menyampaikan pernyataan sikap tidak di berikan, akhirnya Korlap dan Negosiator mengarakan massa aksi untuk kembali lagi ke titik kumpul untuk membubarkan diri dari titik kumpul tersebut’ selama menuju ke titik kumpul tepat pada pukul 10:30 WITA dengan kawalan ketat oleh oknum-oknum tersebut dan membatasi untuk massa aksi serta korlap tidak memperboleh menyanyikan yel-yel, orasi-orasi bahkan mengangkat poster atau pamplet-pamplet yang di bawa. Setelah di titik kumpul pun mendapatkan deskriminasi dibubarkan secara paksa bahkan persiapan untuk pulang sesuai prosedurnya yang telah di tetapkan bersama tidak di berikan secara seluas-luasnya. Sampai di titik kumpul pada pukul 10:45 WITA. Massa Aksi membubarkan diri untuk berpulang kerumah dengan karena repersif yang sangat tinggi oleh Intel, Pecalang, Ormas Reaksioner dan oknum-oknum tertentu.

Karna belum membacakan pernyataan sikap sehingga Korlap dan keaman mengarahkan ke Asrama Koteka untuk membacakan pernyataan sikap dari asrama dan seketika di Asrama massa aksi membacakan pernyataan sikap kemudian massa aksi melakukan aktivitas-nya masing-masing.

Maka, Kami dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali dengan tegas menyampikan kepada Intel, pecalang, Ormas reaksioner dan oknum-oknum tertentu sebagai deskrimatif terhadap Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali dan sebagai provokator yang tidak bertangung jawab atas pembubaran aksi demo damai hari ini harus bertanggungjawab sebab diskriminasi tersbut merupakan sangat represif bagi kami massa aksi.

Tuntutan penuh, mohon di advokasi dari kawan-kawan LBH, People’s Global Confrence Againts IMF-WB, NGO, dan seluruh Jaringan Komunitas lainnya. Bahwa secara AMP Komite Kota Bali menyatakan sikap bahwa Intel, Ormas Reaksioner, Pecalang, serta oknum-oknum tertentu dan kepada rezim jokowi JK :

1. Hentikan diskriminasi terhadap Mahasiswa Papua 

2. Hentikan Tindakan represif terhadap Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali

3. Jokowi-JK Bertangungjawab atas repersif yang di lakukan oleh Intel, Ormas, Pecalang dan oknum-oknum tertentu terhadap Mahasiswa Papua di Bali, Pada 11 Oktober 2018

4. Jamin Kebebasan Perss, dan buka ruang demokratsi bagi Mahasiswa Papua.

5. Ormas harus tunduk pada aturan dan tidak berhak untuk membubarkan massa aksi.

6. Aparat Keamanan harus bertanggungjawab dalam melakukan pengamanan, bersama ormas dan oknum-oknum tertentu dalam menjalankan tugas. 

Dengan demikian mohon di advokasi dan sebarluarkan sebagai bentuk demokrasi yang sejati.
Kamis, 11 Oktober 2018

Salam Pembebasan Nasional Papua Barat


Photo Saat Aksi Berlangsung














Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats