,Juru Bicara Nasional Petisi Rakyat Papua (PRP) Jefry Wenda
dan Jubir Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Nesta Suhuniap ditangkap pihak
kepolisian di Kantor Kontras Papua, Perumnas 4, Jayapura, Papua siang tadi,
selasa10/05/2022.
Tidak hanya Jefry dan Nesta, beberapa orang lainnya juga
ditangkap, di antaranya; Omizon Balingga (Ketua Diplomasi KNPB), Marten Rumbiak
(WPNA), Bintang Boma (Anggota KNPB), dan Imam Kogoya (Anggota) serta salah satu
perempuan aktivis Papua dan beberapa orang lainnya (dalam konfirmasi).
penangkapan Jubir Nasional PRP dan KNPB dan beberapa aktivis
lainnya sedangkan di beberapa kota aksi penolakan otsus dan dob terus gencar
juga di bebeapa wilayah di refresif seperti di makasar dan bali .
“Setelah aparat kepolisian tangkap Victor Yeimo, sekarang
Jefry Wenda dan Nesta Suhuniap juga ditangkap serta aktivsi lain, Selasa,
(10/05/2022).
“Kami juga menyerukan kepada Mahasiswa Papua dan kawan-kawan
pro demokrasi di seluruh Indonesia maupun di Papua agar segera menduduki
Polresta setempat untuk menuntut segera bebaskan Jefry Wenda, Nesta Suhuniap
serta beberapa orang lainnya yang juga ditangkap aparat kepolisian,”
Kami juga kecewa atas tindakan polda papua yang meyikapi dan
mengamankan aksi dengan cara brutal, sebab kami taahu Negara ini telah menjamin
untuk menyampaikan aspirasi sesui pasal 28e bahwa setiap orang bebas menyampaikan
pendapat di muka umu dan kami mengancam serta menuntut:
1.polda papua segera bebaskan kawan Yefry wenda jubir
nasional petisi rakyat papua dan Nesta jubir nasional KNPB serta kawan-kawan
lainnya segera dibebaskan tanpa syarat.
2.polda papua hentikan kriminalisasi dan penangkapan aktivis
papua tidak sesuai dengan prosedur hukum NKRI yang berlaku.
3.polda papua hentikan menangkap dan menahan jubir nasional
petisi rakyat papua dan jubir nasional KNPB karena mereka adalah menyambung
suara rakyat west papua Sorong to samaray kepada NKRI.
4. Kami meminta gerakan Prodem, di indonesia, luar negeri untuk terus memantahu dan bersolidaritas
Panjang umur hal-hal baik!!
Medan juang, 10 Mei 2022
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan
Front Rakyat Indonesia untuk west papua (FRIWP)