![]() |
Saat masa aksi sedang hening duka Tragedi Biak Berdarah. (Foto: Che De Goo) |
![]() |
Saat suasana pembakaran lilin dari masing-masing 7 wilayah adat Papua. (Foto: Che De Goo) |
AMP -- Aksi mimbar bebas lilin memperingati hari Tragedi Biak Berdarah, 06 Juli 1998, yang diperingati oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Yogyakara dimulai pada pikul 08:40 sore, tepat di Nol KM Malioboro, Yogyakarta.
Acara selanjutnya aksi bakar lilin dari 7 wilayah adat, mulai dari Domberai hingga Haanim. Aksi bakar lilin yang dilakukan oleh mahasiswa Papua yang ada di kota studi Yogyakarta. Aksi ini dilakukan tepat di Titik Nol KM, Malioboro, Yogyakarta. Makna dari pembakar lilin melambangkan rasa turut berduka cita kami tehadap saudara-saudari kita yang telah gugur mendahului kami, lebih tepatnya pada peringatan Tragedi Biak Berdarah pada tanggal 06 Juli 1998 silam.
Kesaksian-kesaksian kisah tregedi yang terjadi di beberapa tempat di pulau Papua pada khususnya di pulau Biak yang terjadi pada tanggal 06 Juli tahun 1998 dengan menelang korban jiwa sebanyak 320 rakyat sipil.
Kesaksian oleh seorang mahasiswa Papua asal Meepago tentang tregedi dua orang tua yang di bunuh secara tidak manusiawi yang dilakukan oleh militer Indonesia di Nabire, Pania, Biak, Wamena, Wasior, dan beberapa kota lain di Papua. Juga kisah Tragedi Wamena Berdarah yang menelang banyak orang di Jayawijaya.
Selanjutnya, pembacaan puisi oleh perempuan Papua yang dilanjutkan lagi dengan kesaksian-kesaksian pelanggaran HAM di Papua seperti, kisah tregedi Abe berdarah yang mengorbankan banyak jiwa pada saat itu.
Selanjutnya dilanjutkan lagi dengan orasi mengenai tragedi-tragedi yang terjadi di Papua secara keseluruhan yang berkembang pada saat ini.
Selama berlangsungnya aksi pun, polisi menurunkan 1 pasukan dengan menggunakan beberapa kendaraan beroda 4 dan kendaraan beroda 2. Mereka berada 60 meter dari tempat aksi.
Setelah semua sudah dikondisikan, pukul 21:15 WIB dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap, dan doa penutup. Setelah itu masa aksi meninggalkan tempat. (A. Wanimbo/AMP KK-Yogyakarta)