Kepalan yakni simbol perlawanan.gambar.list |
Kembali dari kematian tulang-tulang banyak berserahkan
darah mengalir deras
banyak yang histeris di kota, di kampung, di hutan.
Yang sisah masi hidup stengah nyawa,
besok atau lusa mereka semua habis dalam kelupaan mereka.
Mata yang berontak sedikit dari mata yang tertidur
mereka terkubur lebih dalam dari kuburan maut
Tulang-tulang mereka masih gementar
hati mereka masih menagis
api dan badai akan pecah membakar,
air dan tanah campur lebur
semua tidak tersisah
hanya mereka yang bertahan dengan jiwa yang murni
melihat mata yang bersinar, kekuatan baru yang tak bisa di hentikan menanam harapan,
untuk jiwa yang kuat, untuk kebebasan yang sejati.
Penulis Zeth Tabuni. Aktivis Papua Merdeka.
Dikutip pada medsos (fb) pribadinya (Neim Bilong em long facebook Zeth Bunitas), Jakarta 19 Maret 2016