Foto Kamerad alm. Wilson Yopy Nawipa. Sumber: akun Fesbuk pribadinya |
Keluarga besar Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] sangat belasungkawa
atas berpulangnya kamerad Wilson Nawipa, Ketua AMP Komite Kota Malang, pada
hari Senin, 04 September 2017, dari Paniai, West Papua. Sekali lagi, AMP sangat
turut berduka kepada Ibu dan Ayah Wilson, Adik, kaka, serta semua keluarga besar
Nawipa dan Rakyat Papua, atas berpulangnya seorang Pelopor gerakan Pembebasan
Nasional Papua Barat, di sayap Pergerakan Mahasiswa.
Kamerad Wilson Nawipa meninggal karena sakit. Menurut data
yang diperoleh dari keluarga Wilson, sejak awal bulan Agustus 2017, Ia mulai
mengalami Sakit yang semakin hari makin memparah. Selama satu minggu mulai
sakit dan buang-buang air. Atas kondisi itu, keluarganya membawa Wilson ke
Nabire untuk pengobatan. Disana selama dua minggu Ia di dirawat di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sriwini, Kota Nabire, West
Papua.
Akhir bulan Agustus Ia dibawa kembali ke Paniai. Di Paniai,
sakitnya belum pulih; dan makin parah sehingga seminggu Ia dirawat di RSUD Madi,
Paniai, namun tak ada perubahan membaik yang terlihat. Sehingga, untuk mencari
Indikasi lain sumber sebab sakit, keluarga memutuskan untuk membawa pulang ke
rumah keluarga di kampung Kogekotu, Paniai. Pasca seminggu dirawat dirumahnya,
dengan pengobatan tradisional, tak pula tertolong. Tepat pada tanggal 04
September 2017, pukul 17:30 wip, pemuda pemberani itu menghembuskan nafas
terakhirnya di rumah keluarga.
Biografi Kamerad
Wilson Nawipa
kepribadian yang tenang dan pembawaan yang ramah; murah
senyum dan mudah sapa kepada siapa saja yang dijumpainya; tampil sederhana dan selalu kalem; dan hidup
yang keras terus meperkokoh tekad yang kuat sehingga apa saja nekad untuk
mencobanya. Itu lah Wilson yang dikenal oleh kawan-kawannya di Kota Malang.
Wilson Yopy Nawipa adalah anak ketika dari dua belas
beradik-kakak. Atas anugerah oleh Bapak Yesaya Nawipa dan Ibu Pekei, Wilson
lahir pada 20 November 1994 di Kota
Paniai. Wilson tumbuh-berkembang dilingkungannya, bersama Keluarganya, di Paniai.
Ia banyak menghabiskan waktu dengan aktifitas bermain bersama teman-teman
seumurannya di Danau Paniai. Hingga tahun 2009—Tamat Sekolah Menengah Pertama.
Sejak tahun itu, Ia berpisah dari Keluarga dan teman-temannya, berangkat ke
Kota Nabire untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Sekolah Menengah
Atas Yayasan Pendidikan Islam (SMA YAPIS) Nabire adalah tempat Ia berproses semakin
dewasa, belajar Mandiri, memulai hidup yang baru: tidak bersama Keluarganya
seperti 15 tahun sebelumnya. Tahun 2012, Wilson lulus SMA diantara ratusan
Siswa lainnya. Tahun (kelulusan) itu pula Ia melanjutkan Jenjang Pendidikan
berikutnya di Kota Malang, di Universitas Merdeka (UNMER) Malang.
Selama Proses Perkuliahan, Ia pun aktif di Organisasi
Mahasiswa, Selain Organisasi Kampus, aktif di Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua Paniyai Raya Malang,
sekaligus menjawab sebagai Pengawas (2016-awal 2017); dan menjabat sebagai
Ketua Komite Kota AMP (2015-2017). Dalam Kesibukan Organisasi itu, Wilson menamatkan
Perkuliahannya pada 2017 dengan gelar S.Ak (Sajana Akuntan).
Perkenalan dan bersentuhan, Wilson Nawipa, dalam Pergerakan
Pembebasan Bangsa Papua Barat, khususnya di Gerakan AMP, sangat mengagumkan
atas karya-karyanya, Semangat dan Patriotismenya, serta keberanian dan
keteguhannya sejak awal pembangunan gerakan AMP di Kota Malang. Dia adalah
sosok Pelopor Pemuda-pejuang yang secara mentalitas secara induvidu dan jiwa
kepeloporannya terbangun dalam semangat
perlawanan dan kolektif dalam membangun sebuah gerakan, setelah AMP Malang
mengalami levakuman selama beberapa tahun.
Peran Wilson Nawipa
dalam gerakan Mahasiswa: Jejak AMP Setelah Eksodus 2009
Setelah terbentuknya AMP di tahun 1998 di Jakarta, Kemudian
atas kerja pengorganisiran Mahasiswa Papua seraya perlebar AMP di Sejawa dan
Bali, AMP Malang pun terbentuk sejalan pembangunan Gerakan Mahasiswa Papua yang
berorientasi pada Pembebasan Nasional Papua Barat—AMP. Hingga pada tahun 2009 pergerakan
AMP di Malang, atmosfir Perlawanan mengalami kemunduran hingga mati akibat
Mahasiswa Papua di seluruh Indonesia (kecuali di Papua) Eksodus ke Papua pada
tahun 2009. Mengalami demoralisasi yang sangat serius pasca itu.
Sejak sebelum terjadi Eksodus dan mengalami kevakuman, AMP
Malang dipelopori oleh kamerad Ogram Wanimbo dan kawan-kawannya—merupakan
Kepemimpinan trakhir sebelum eksodus. Kondisi kevakuman itu berjalan, khususnya
di Malang, hingga tahun 2014/15 pertengahan.
Setelah eksodus, tahun 2009-2010; 2011-2013 beberapa kamerad
kembali membangun pergerakan AMP di Jawa dan Bali. Mereka, diantaranya: Rinto
Kogoya mengisi di kepemimpinan Komite Pusat; Roy Karoba dan Andi Gobai mengisi
Kepemimpinan Komite Kota AMP Yogyakarta, bersama Yusup Kosay, Aris Yeimo,
Amanuel Gobai, Fransiscus Hisage, Golo Walela, dan beberapa kawan lainnya.
Pergerakan mulai dibangun dari Yogyakarta. Kemudian, berjalannya waktu, Rinto
dan Kawan-kawannya melanjutkan pembangunan ke kota lain: misalnya Bandung,
Surabaya, Jakarta, Bogor, Semarang-salatiga, hingga Malang—AMP Bali dibangun
pada massa kepemimpinan Jefri Wenda, setelah vakum.
Hingga tahun 2014/2015, Kondisi Pergerakan Mahasiswa di kota
Malang belum membaik. Tahun 2012 Wilson dan kawannya datang dari Papua untuk
melanjutnya jenjang pendidikan berikutnya di Pulau Jawa. Laki-laki Alumni
Sekolah Menegah Atas Yayasan Pendidikan Islam (SMP YAPIS) itu, melanjutkan
kuliah di Universitas Merdeka (UNMER) di Kota Malang. Disela aktivitas
perkuliahannya, Ia Juga aktif dalam Pergerakan AMP di kota Surabaya: datang dari
Malang, sering ikut terlibat dalam setiap aksi massa di Surabaya—Saat itu AMP
Surabaya di Pelopori oleh Seorang Perempuan, kamerad alm. Fransina Agapa (2012-2013)
dan dilanjutnya oleh alm. Yanto Togotly dan Sayur Bingga (2013-2015).
Sejak itu, atas rekomendasi dari AMP Pusat kepada Komite
Kota Surabaya untuk mengaktifkan kembali AMP di Malang, Kamerad alm. Wilson
Nawipa dan beberapa kawan menjadi pelopor dalam pengorganisiran Mahasiswa Papua
Malang hingga terbentuknya struktur. Hingga Juli 2015, Alm. Wilson terpih sebagai
Ketua Komite Kota dan bersama Kamerad Yustus sebagai Sekertaris Jendral AMP
bersama kawan-kawannya.
Ditengah Kesibukan Aktivitas organisasi, tahun 2017, Ia pun
menyelesaikan Studi dengan gelar Sarjana Akuntan (S.Ak) di UNMER Malang. Kemudian, di awal tahun itu pula, atas panggilan Ibu dan Ayahnya, Ia harus kembali ke Papua dan
memberikan tanggungjawab organisasi kepada Yustus (sekjen) dan kawannya. Aktivitas
pergerakan di Malang tetap di lanjutkan oleh kawan-kawannya.
Belum setahun di Papua, pada bulan September, tepat
pada tanggal 4, Ia menutupkan Usiannya (yang sangat masih muda), dari Paniai, Papua.
Wilson Nawipa, sekali lagi, adalah sosok pelopor pergerakan
Mahasiswa di Kota Malang. AMP merasakan kehilangan satu Bintang, seorang
pejuang, aktivis Self-Determination.
Salam Hormat Untukmu, Kamerad Alm. Wilson Nawipa.
Kepergianmu adalah duka kami bersama disini, duka Tanah, Air dan rakyat-Bangsa
Papua. Tangisan rakyat, bersama jeritan dan siksaan tanah, air dan bangsa akan
mengiringmu kepada sang Pencipta. Sampai ketemu di alam sana, Kamerad.
Penghormatan trakhir kami, Keluarga Besar AMP kepadamu.
Senin, 04 September 2017
Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua