Photo oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta, Ketika Usai Nonto dokumenter Film AMP KK Jakarta: Dokumenter Film Sejarah Perjuangan Rakyat West Papua di LBH Jakarta |
Modertor: Helena Kobogau**
Jakarta- Pada hari Kamis, 31 Mei 2018 Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta. Menyelenggarakan Diskusi dan Pemutaran Film dokumenter mengenai Sejarah Perjuangan Rakyat Papua Barat : Presidium Dewan Papua (PDP). Mulai Pemutaran Dokumenter Film dari Pukul 17:30-20:00 WIB. dengan anggota Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta dan partisipan sekitar 30-an Orang. Lokasi tempat di LBH Jakarta, dengan Pematik: Mukael Kudiai dan Moderator: Helena Kobogau.
Ini kronologis singkatnya:
Sejak sore sekitar pukul 16:30 waktu setempat, sebelum kegiatan dimulai puluhan aparat kepolisian lengkap dengan atribut keamanan. Telah menjaga di depan pintu masuk kantor LBH Jakarta sebelum kegiatan pemutaran film dokumenter di mulai. Dan aparat kepolisian melakukan persiagaan di depan kantor LBH Jakarat. Setelah satu Jam kemudian tepat Pukul 17:50 WIB aparat meninggalkan kawasan kantor LBH.
Photo Oleh Aliansi Mahasiswa papua Komite Kota Jakarta,
saat Aparat Militer Kepolisian di Depan Kantor LBH Jakarta
|
Pemutaran Film dan Diskusi dimulai tepat pukul 17:60 setelah parah militer aparat keoplisian meninggalkan tempat LBH Jakarta. Setelah Aparat Kepolisian meninggalkan tempat ada pun, Intel Kepolisian mengikuti diskusi sebanyak Tiga (3) Orang Intel Kepolisaian dan satu (1) orang intel dari satuan Militer Kopasus yang juga masuk dan ikut diskusi Tersebut.
Photo Oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta,
selama pemutaran Film Berlanjut di LBH Jakarta
|
Sekitar sejam nonton bersama dan selesai Nonton tepat Pukul 19:00 WIB dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Mikael Kudiai hingga pukul 20:00 WIB selesai sesuai waktu yang telah di tentuan.
Berikut hasil diskusinya:
Beberapa argument atau pendapat menarik muncul di dalam hasil diskusi seperti, proses instruksi tidak tegas saat dimana pengalihan kekuasaan militer Hindia-Belanda dalam proses melakukan dekolonisasi di Papua yang di samapaikan oleh Kawan (Roy). Dan juga, sangat keliru ketika Papua dijadikan bagian dari Indonesia, dan dalam hal ini yang saya amati dalam film yang kita nonton memberikan gambaran bahwa kepentingan ekonomi dan politik sajahlah sehingga Indonesia mengklaim Papua Barat sebagai bagian wilayah dari Indonesia. Kemudian Oleh Kawan (Gideon) mengapa kami masih berjuang dan orang tua kami telah mendahului kami sampai kami disini hanya kami ingin DIAKUI SEBAGAI SEBUAH NEGARA YANG BERDAULAT DAN MERDEKA Ungkapnya.
Lanjutdari kawan (Roy) perjanjian antara Indonesia dan Belanda tidak memasukkan Papua karena administrasi dari Holandia, yang harus diamati adalah kesimpulan bahwa Indonesia hanya dari Sabang sampai Amboina saja dan tidak termasuk Papua namun yang perlu dilihat adalah mengapa Soekarno berubah pikirannya lagi inginkan klaim Papua. dan di tegaskan lagi Juga, sisi lain perlu untuk dilihat lagi, apakah perna negara lain juga melakukan Pepera atau tidak?
Persoalan Papua sangat kompleks, oleh sebab itu Belanda harus buka diri karena sebagai wilayah jajahannya, maka Belanda harus berterus terang saat proses persiapan menuju sebuah negara sampai terbentuknya negara Papua itu sendiri 01 Desember 1961.
Belajar juga dari perjuangan Presidium Dewan Papua (PDP) tahun 2000 terutama soal persatuan yang pernah dibangun sangatlah penting. Terutama soal persatuan nasional yang mengakar hingga ke seluruh rakyat Papua.
Perjalanan perjuangan PDP yang diketuai oleh Theys Eluai menjadi pelajaran penting juga buat kebutuhan mendesak gerakan kita saat ini, terutama situasi internal Papua hari ini dalam mendorong bersama agenda perjuangan pembebasan nasional Papua.
Disksusi dan Nonton Film dokumnter berjalan dengan lancar dan catatan sejarah merupakan bagian dari untuk memeperjuangan pembebsanan nasional bagi rakyat Papua Barat dalam melihat prekpektif Papua menuju pada kembalinya kemerdekaan bangsa Papua Barat.
Penulis adalah Ketua Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta