Gambar oleh Aliansi Mahasiswa Papua "Jalan Trans Papua Dan Dampak Buruk Bagi Masyarakat West Papua" |
Pembangunan kesejahtrahan masyarakakat adalah konsep terkait sebuah proses peningatan kualitas hidup Manusia, pembangunan adalah konteks dimana kebijakan yang menujukkan kerangkah kerja pembangunan memberikan pendoman bagi pengimplementasikan tujuan-tujuan pembangunan ke dalam program-program.
Pengertian pembangunan adalah suatu orientasi kegiatan usaha tanpa akhir. Program pembangunan berdasarkan mulai dari perencanaan, Indentifikasi masalah pembangunan dan perumusan, menjadi kedalam program. Menurut: Sjafrizal (2014:25), Perencanaan Pembangunan Pada dasarnya adalah (1) Usaha pemerintah secara terencana dan sistematis untuk mengendalikan dan nengatur proses pembangunan. (2) mencakup periode jangkah panjang, menengah dan tahunan (3) Pemerintah mempunyai suatu sasaran pembangunan yang Jelas sesuai keinginan masyarakat.
Strategi perencanaan pembangunan di bumi papua oleh Negara Indonesia adalah pembangunan Politik ("political Development") Untuk kepentingan elit penguasa di Tanah Papua. Menurut; Esman, Dalam bukunya ada tiga elemen penting di kuasai oleh Penguasa-penguasa yaitu: (1) adanya elit penguasa Yang mendorong dan mengarahkan perubahan ("mondernisasi"), (2) Adanya doktrin yang mendasari norma-norma, prioritas, peralatan dan strategi elite penguasa tersebut dan (3) Adanya seperangkat peralatan yang menjamin komunikasi dua arah dan yang mampu menterjemahakan komitmen-komitmen politik dalam satu program.
A. PROGRAM JOKOWI /JK
Program pembangunan, berdasarkan 9 NAWA CITA oleh Presiden Indonesia yang ke 7 Bpk Ir. H. Jokowi Dodo bersama JK, Tahun 2014. Pembangunan Insfratuktur di Wilayah di Indonesia Timur, terutama PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT. Dengan salah satu Program di antarah-nya adalah "JALAN TRANS PAPUA". Dengan tujuan kesejahtraan masyarakat Papua, untuk membuka akses dari kabupaten yang satu ke yang lain, agar peningatan economi masyarakat setempat.
B. MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM
Berjalannya waktu keadiran program jalan Trans Papua, penilaian oleh Publik, bahwa program tersebut berdampak Positif kepada masyarakat Papua, Namun inplementasi kebijakannya membawah Malapetaka bagi masyarakat Papua. Sangat terancam hampir punah dengan berbagai tindakan oleh Negara Indonesia terhadap Orang Asli Papua (OAP) ras Melanesia adalah Melakukan kekerasan melebihi batas kewajaran, melaluhi Tindakan TNI/POLRI. TNI dan POLRI mempunyai fungsi mengayomi masyarakat, namun nyatanya membabi butakan Rakyat Papua sangat dikriminatif.
Menurut; Ealau dan Prewitt (1973), kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku dicirikan oleh perilaku yang konsisten melihat problem berhulang kali, baik dari membuat kebijakan, dan yang melaksanan sertah rasakan masalah, Menurut; Titmus, kebijakan berorientasi pada masalah-masalah.
Kebijakan pemerintah Pusat melakukan berbagai trobosan untuk menarik simpatik dengan orang Asli Papua, dengan memberikan OTDA, OTUS, UP4B dan segalah macam program. Agar meredam Isu Hak Penentuan Nasip Sendiri di tanah-nya sendiri, Sehingga Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten/kota berpusat pada model kebijakan imperatif, untuk kepentingan elit-elit Politik. Kebijakan di ambil Selama Orang Papua di tipu oleh Negara kolonial ini pengambilan keputusanpun semenang-menang dan inisiatif sendiri, karena di butakan sistem Negara Klonial Amerika dan Indonesia.
Menurut sepengetahuan saya, sebaiknya seorang pengambilan keputusan harus bijaksan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap Masyarakat sambil pantau, Dengan cara melibatkan toko-toko masyarakat mendiskusikan, bahwa apa yang di rasakan oleh masyarakat itu sendiri. Paling utama memiliki oleh aktor pengambilan keputuasan adalah masalah-masalah yang ada di Masyarakat, dengan model kebijakan yang pertama adalah mengidentifikasi dan merumuskan, masalah yang ada di Masyarakat.
C. PROBLEM YANG ADA MASYARAKAT PAPUA.
Problem ada di masyakat bukan pembangunan fisik seperti JALAN TRANS PAPUA, memintah makan, atau memintah uang dan program OTDA, OTUS UP4B. Melainkan masalah "KEMANUSIAAN" yang di rasahkan Orang Asli Papua adalah (1) Penindasan, pembunuhan yang di lakukan oleh TNI/POLRI Indonesia, (2) Mempersiapkan sumber daya Manusia Papua dengan Ketidakbenaran dan (3) Mengexploitasi Sumber Daya Alam SDA, di Bumi Papua banyak lainnya. Jika pemerintah berbicara pembangunan Jalan Trans Papua, Berbagai Program seperti OTDA, OTUS, UP4B dan Lainnya tbisa di ganti dengan nyawa Orang Asli Papua. Berdasarkan masalah yang sedang terjadi di Tanah Papua.
Menurut; Socratez Sofyan Yoman.(2015:25), dalam bukunya kesejahteraan ekonomi bukan akar masalah Papua. "Bumi Papua Barat adalah suatu wilayah yang sangat memprihatinkan Karena penduduk pribumi berada dalam keadaan bahaya pemusnahan"
Pemerintah Pusat dan Daerah berbicara kesejahtraan masyarakat melaluhi Program Pembangunan Jalan Trans Papua, agar akses antar kampung ke kampung. Akan tetapi pertanyaannya: Apakah Program-program Tersebut Mensejahtrakan Manusia Papua? Siapa yang menikmati pembangunan Tersebut?. Sedangkan Manusia Papua berada mulut Arimau menuju Kepunaan di atas Tanahnya sendiri.
D. DAMPAK DARI PROGRAM JALAN TRANS PAPUA
Dampak dari program tersebut, padangan saya terhadap situasi yang ada merasakan orang asli Papua OAP terutama Masyarakat Kecil yang berdiami Kampung-kampung, bahwa adanya Jalan Trans Papua. Ketika masyarakat melihat pembongkaran Jalan, sertah Keadiran JOKOWI DODO, seorang Presiden Setiap Kali ke Papua, Masyarakat Awam pun merasa WOW.. Dan terkagum- Kagum, Kami akan makmur sejahterah bersama Bapak Presiden Hati Rakyat terhadap Pembangunan tersebut, Namun Pertanyaannya benarkah rakyat Papua merasakan pembangunan tersebut?
1. Dampak Negatif Bagi Masyarakat Papua
Berjalannya waktu hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, merasahkan penyesalan terhadap "Pembanggunan Trans Papua" dan kehadiran BPK JOKOWI DODO hatinya Rakyat, kata rakyat Papua. Ternyata membawah malapetaka bagi masyarakat setempat dengan angka kematian Orang Asli Papua semakin tinggi, di atas tanah sendiri. Termpat tinggal dan ruang Gerak TPNB pun sempit.
Menurut; Sendius Wenda (2007:54), dalam bukunya mengatakan bahwa pergeseran secara fisik dan non fisik terhadap penduduk pribumi.
Faktanya terjadi di depan mata kita sendiri bahwa orang Papua secara fisik di tanah West Papua sudah menjadi minoritas multi kompleks. Secara non fisik berbagai bidang, khususnya dalam bidang ekonomi, dan sosial sudah menjadi manusia urutan kedua di bumi ini. Tetapi Juga secara Fisik orang Papua semakin tergeserkan dan terpinggirkan, lebih menyakitkan adalah di musnahkan secara sistematis dalamnya juga melalui jalan tarans Papua dan produk kolonial Indonesia lainnya.
" Saya pulang keyakinan Bahwa Tanah dan Bangsa Papua akan dikuasai oleh mereka yang memiliki kepentingan Politik atas segalah kekayaan dari hasil tanah Itu, tetapi mereka tidak akan membangun Manusia Papua dengan kasih sayang, sebab kebenaran dan keadilan akan dipular balikan Karena banyak hal baru akan Membuat orang Papua menyesal, tetapi Itu Bukan Maksud Tuhan, Karena itu keinginan Manusia". Kutipan (Pdt. Izaak Samuel Kijne).
Salah satu Contoh yang di hadapi Masyarakat Kecil;
"Masyarakat kecil, ekonominya belum mapan dimana duluhnya jalan utama untuk menggunakan aktifitan sehari-sehari, ketika adanya pembongaran jalan Trans Papua, pasti Masyarakat memili Jalan pintas atau Pingir Jalan seperti gambar di atas". Karena Jalan raya tersebut menggunakan orang-orang tertentu yang punya kendaran.
Ketika Jalan Trans Papua tersebut membuka askses untuk masuk Orang Non asli Papua, terutama TNI/POLRI Indonesia, mengambil barang haknya masyarakat tanpa seizin Hak Ulayat, nyawapun terancam mati tidak terhormat diatas tanahnya sendiri dan tersingir oleh TNI dan POLRI sehingga merasahkan trauma dan aktifitas pun terganggu.
2. Dampak Positif Bagi Kepentingan Imperialisme & Kapitalisme.
Merasakan adanya Jalan Trans Papua adalah elit-elit politik, dan orang-orang kehidupannya sudah mapan seperti pejabat daerah dan terutama TNI/POLRI Indonesia sertah yang merasahkan makmur adalah Orang Non Asli Papua, di Tanah Papua. Sedangkan legalitas orang asli Papua dan tanahnya seibarat tanah yang tak bertuan menurut pandangan Negara Indonesia, hanya karena akal kebusukan membawah mala petaka terhadap Kaum Pribumi West Papua.
Pembangunan Jalan Trans Papua adalah mengejar tujuan Negara Indonesia, dimana rencana Tahun 2040, mengabiskan Nyawa Orang Asli Papua di atas tanahnya sendiri mengguasai non Papua, dengan cara memberikan berbagai program. Sedangkan kita pulau atau provinsi lain tidak sama dengan Papua, Papua Barat dan Aceh, Sebab mau dipisa dari NKRI.
Melihat Berbagai pelangaran HAM Terus terjadi di atas Bumi Papua, dari semejak manipulasi oleh Indonesia untuk bergabung didalam Bingkai NKRI sampai Sekarang, Maka Pergerakan Mahasiswa sebagai kaum terpelajar, Berbagai Organisasi Papua Merdeka Seperti AMP, KNPB dan banyak lainnya sangat mengetahui persoalan di tanah Papua dengan melandaskan gagasan dan wawasan berfikir Intelektualitas demi mengutamakan keselamatan nyawa Manusia Papua dari cenkraman mulut harimau, Negara Indonesia membumkam hak demokrasi mahasiswa dan melecekan otonomi kampus dan segalah Macam yang terjadi. Hal ini menjadi pembunuhan demokrasi secara masif dan sistematis oleh Negara Indonesia.
"Diatas Batu ini, saya meletakan peradaban orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan Marifat tetapi tidak dapat Memimpin bangsa ini, tetapi bangsa ini akan bangit dan memimpin dirinya sendiri" DOA SULUNG ( Pdt. Izaak Samuel Kijne; Wasior, 25 October 1925).
Dengan akhir tulisan ini saya percaya bahwa Indelogi Bangsa Papua Barat kian bertumbuh berakar hingga semejak lahir sudah di rencanakan oleh Allah Bangsa West Papua Barat dan Generasi akan terus-menerus memintah dan mengembalikan sejarah Kemerdekaan Bangsa Papua Barat oleh Negara Indonesia, sampai Papua lepas dari Neraga Indonesia.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan Ulasan diatas disimpulkan bahwah
1. Kebijakan pemerintahan JOKOWI JK gagal dan tidak tepat sasaran dan Program " Jalan trans Papua" tersebut membawah anggka kematian bagi Orang Asli Papua, semakin tinggi dan semakin meraja-lelah di Bumi Cenderwasi.
2. Yang menikmati program JLN Trans Papua adalah Imperialis dan Kapitalis. seperti elit-elit penguasa dan orang-orang pemodal di Tanah West Papua.
3. Hal tersebut sangat terlihat bahwa pada hakekatnya Negara Indonesia menggutamakan exkploitasi kepentingan kekayaan perut Bumi Papua dari pada manusianya.
Merasakan hal serupa ini marah bahaya, sangat mengempiri kekayaan Alam dan Manusia Papua di atas tanahnya sendiri. Oleh sebab Itu bagaimana nasip kita sebagai Orang Asli Papua kedepan, Jika kita tidak bertindak bersama-sama melawan Negara klonial ini dan pelangaran HAM merajah-lelah akan terus terjadi menghabiskan OAP di atas Tanah sendiri dan akan tinggal cerita, seperti Suku Aborigin. pesan tulisan ini kepada kita OAP, bahwah Apa yang kita lakukan, agar kita tetap hidup di atas tanahnya Sendiri.
1. Kita harus keluar dari zona nyaman. Bagi yang merasakan nyaman dengan ekonominya sudah mapan, sebab giliran akan kena dampak baik atau buruk siapapun dan kapanpun waktunya.
2. Berdoa dan bergerak bersama-sama, semua Orang Asli Papua. Sesuai dengan dimana Tuhan meberikan kita profesi masing-masing dan tetap optimis, lawan dan lawan sampai lepas dari cengkraman mulut harimau.
" SEKALIPUN MEREKA UTUH DAN BEGITU BANYAK JUMLAHNYA, TETAPI MEREKA AKAN HILANG TERBABAT DAN MATI BINASA"
Nahum 1:12b
REFRENSI:
Sendius Wenda, SH., M.Si. (2007), Tenggelamnya Rumpun Melanesian.,
Abepura, Jayapura, Papua Barat Pers;
Socratez Sofyan Yoman. (2015), Kami Berdiri Disini,. Status politik & sejarah Integrasi adalah akar masalah Papua.
Jayapura: ETM Pers
Edu Suharto, Ph.D. (2014), Analysis Kebijakan Publik,
Badung pres;
SJAFRIZAL, (2016), Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi,
Jakarta: Rajawali Pers.
Prof. H. Bintoro Tjokroamidjojo & Drs. Mustopadidjaya A. R. (1980), Teori Strategi Pembangunan Nasional;
PT. Inti Idayu Preshttp://Nasional.Kompas.com/2014/05/21/.Nawa.Cita,9 agenda prioritas.jokowi.jk.