Ilust. NN |
Penulis, Kamasan Ronsumbre**
Saya memulai tulisan saya ini dengan menyampaikan “JOU SUBA MA KASUMASA” dalam bahasa ibu, bahwa bahasa Suku byak yang artinya salam sejahtera dan terima kasih.
Perjuangan dalam sejarah merupakan analisa dan menegakkan kondisi hari ini, bahwasan-nya, jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah atau disingkat Jas-merah adalah semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966.
Siapa yang tidak kenal dengan bapak proklamator bangsa indonesia tersebut ? saya pertama kali mengenal kata-kata beliau saat masih dibangku kelas 1 SMP saat mata pelajaran sejarah, ya dari beliau lah saya tertarik untuk belajar sejarah bangsa Indonesia dan bahkan pada kelas 2 SMP saya berhasil menjadi juara pertama pada Olimpiade Ilmu Pengetahuan Sosial (O2SN) tingkat kabupaten dan mewakili kabupaten ke tingkat provinsi di Jayapura.
Dari pengalaman berharga itu, saya terus mengeksplor dan banyak membaca literatur tentang sejarah kerajaan, sejarah kota, sejarah perang dan sejarah dunia. Namun satu waktu menemukan sebuah fakta yang sangat mengiris hati dan membuat merenung dan berpikir keras dan bertanya-tanya kenapa demikian ? apa yang salah ? dan siapa yang menyebabkan ? bernalar bahwa kenapa dalam buku sejarah bangsa sebesar Indonesia ini sangat sedikit sekali kita mendapat informasi dan pengetahuan mengenai bangsa West Papua, menyadari hal tersebut ketika berada di bangku kelas 2 SMA dan menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dengan bangsa ini, kenapa ini dibiarkan harus-nya bangsa ini memberi pengetahuan yang baik dan benar tentang West Papua bagi seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia tentang West Papua jangan ditutup-tutupi dengan keadaan masa ini dan masa lalu.
Catatan sejarah West Papua hari ini, mungkin saja sedang dibuat,sedang di rekayasa dan sedang di propaganda kepentingan segelintir orang. Hari ini bagi kita kaum terpelajar untuk mengerti sejarah West Papua sangat sedikit sekali kita mendapatkan informasi.
Ada banyak media, organisasi atau bahkan orang-orang yang menulis sejarah dan situasi West Papua saat ini. Dengan berbagai perspektif menyampikan ide, pandangan atau bahkan pengalaman mereka mengenai West Papua. Ini merupakan sesuatu yang harus kita beri apresiasi tinggi karena tanpa kerja nyata mereka hari ini, kita tidak bisa belajar sejarah dan informasi politik,ekonomi budaya West Papua masa lalu dan saat ini sebut saja mereka ialah LIPI, ELSHAM dan beberapa tokoh West Papua baik politikus, ekonom,tokoh masyarakat, agama dan tokoh pendidik dosen maupun guru.
Kehilangan catatan sejarah bangsa West Papua tentu saja, merupakan suatu masalah besar dan sangat serius.hari ini banyak generasi muda-mudi West Papua bahkan mahasiswa dan mahasiswi asli West Papua tidak mengetahui akan sejarah dan jadi diri dirinya bahkan ada yang tidak mau tau, masa bodoh dengan hal itu. Tentu saja sangat miris sekali mendapati hal tersebut di zaman sekarang.
Sebagai bangsa West Papua melanesia apalagi dengan zaman sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dan tak mengenal batas. Hari ini kita bisa mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia hanya dengan handphone pintar kita, ada istilah orang ‘’ Dunia Dalam Genggaman’’ terasa benar adanya tidak peduli kontennya apakah informasi itu benar atau tidak (HOAX) kita hanya mengkonsumsinya mentah-mentah dan mengautokritik tanpa menyaring dan memahami, begitu pula masalah West Papua sudah menjadi tanggung jawab kita untuk meluruskan segala stigma yang beredar di masyarakat.
Generasi Mahasiswa Milenial Orang Asli West Papua adalah istilah yang dipakai untuk menulis opini ini karena keresahan melihat begitu pesat-nya teknologi informasi apalagi media sosial (Internet) sebagai wadah pembelajaran publik. Berpikir mahasiswa/i West Papua sekarang ini adalah mereka yang melek teknologi dan paham betul cara kerjanya. terlepas dari latar belakang pendidikan,agama dan suku asli dan faktor lain mahasiswa milenial OAP memiliki hak yang sama untuk mengetahui sejarah dan bahkan menugkui sebagai sesuatu fakta.
Perjuangan suatu bangsa yang besar akan selalu menitikberatkan kepada generasi muda-nya apa lagi kita sebagai mahasiswa penerus perjuangan dan pembangunan bangsa papua melanesia apa sumbangsih kita? ya, salah satu-nya ialah memanfaatkan media sosial sebagai media pendidikan dan perluasan sejarah bangsa kita agar di ketahui dunia. Sudah waktu-nya kita sama-sama meluruskan sejarah yang beradab bangsa West Papua melanesia yang dengan sengaja dikubur hidup-hidup oleh bangsa ini sampai kapan kita mau tinggal diam sementara banyak saudara-saudara kita yang masih mengangkat senjata di pedalaman merebut hak-hak demokratik, sampai kapan kita hanya melihat orang berkomentar buruk tentang West Papua, orang mendiskriminasi ras dan suku kita,menertawakan’’ kebodohan’’kita kemiskinan kita padahal kita tidur beralaskan emas, kita mandi mengunakan minyak dan makanan kita adalah dari alam yang Tuhan sediakan. Untuk itu melalui tulisan ini, mengajak,menyerukan semua pemuda/I West Papua yang ada di daerah 7 wilayah adat , MAMTA, SAIRERI, DOMBERAI, BOMBERAI, ANIM HA, LA PAGO, MEEPAGO.
Dan terlebih khusus mahasiswa/i milenial West Papua di berbagai daerah baik di Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi marilah kita saling bahu- membahu,dan saling mendoakan setiap perjuangan kita melalui kampanye yang terus-menerus kita gaungkan di media sosial, organisasi, maupun akun pribadi. Dengan kesadaran tinggi kita sadarkan dunia bahwa West Papua butuh sejarah-nya diakui sebagai negara yang berdaulat. Sadarkan masyarakat Indonesia bahwa sudah waktunya West Papua menetukan nasibnya sendiri. Lawan transmigrasi yang berbauh kolonialistik, Lawan eksploitasi kekayaan alam West Papua yang di lakukan besar-besaran oleh kolonialisme barat dan lawan semua ancaman yang merusak generasi West Papua. Tanah kita tanah perjanjian jangan rusaki hanya karena uang.
Akhir kata, bersatu kita teguh,bercerai kita runtuh jangan sampai kita runtuh sebagai sebuah bangsa West Papua melanesia tetapi marilah bersatu menyuarakan kembali suara yang dikubur hidup-hidup. “Sa West Papua, ko West Papua kitorang West Papua".
Salam Pembebasan Nasional