Halloween party ideas 2015

Ilst.Koran Kejora
Salam Pembebasan Nasional Bangsa West Papua!

Amolongo, Nimo, Koyao, Koha, Kinaonak, Nare, Yepmum, Dormum, Tabea Mufa, Walak, Foi Moi, Wainambe, Nayaklak
Wa…wa…wa…wa…wa…wa..wa..wa..wa..wa!

Memperingati 36 Tahun Kematian ARNOLD C. AP dan Nasionalisme Rakyat Bangsa Papua Barat

Gerakan kebangkitan Seni dan Budaya Papua Barat yang di pelopori oleh Arnol Clemens Ap, Sam Kapisa dan kawan-kawan mahasiswa uncen di Jayapura. Gerakan mahasiswa yang bergerak di seni dan budaya ini lahir pada tahun 1972 yang dimulai dari gereja-geraja, panggung hingga terakhir di RRI Nusantara Lima Jayapura. Gerakan ini tumbuh dan berkembang, yang kemudian pada tanggal 15 Agustus 1978 menjadikan hari jadi Mambesak. Musik ini di pelopori oleh Arnold C. Ap, Sam Kapisa dan kawan-kawannya mereka menamainya “Mambesak”, tujuannya adalah untuk menghibur hati masyarakat Papua Barat yang sedang di intimidasi, di aniaya, di perkosa dan di bunuh di atas tanahnya Sendiri.

Gerakan Mambesak memberikan inspirasi yang kuat dan membangkitan Nasionalisme bangsa Papua Barat, sehingga perlawanan pun semakin lama mulai menguat di daerah-derah Papua Barat lainnya. Namun sayang, pemerintah Indonesia menganggapnya gerakan ini sangat berbahaya sehingga mereka menangkap Arnol C. Ap dan ditahan sejak bulan November 1983 dia dituduh sebagai OPM kota yang ikut berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Papua Barat.  Karena tuduhan tersebut, akhirnya Arnold Ap dibunuh oleh Pemerintah Indonesia melalui Kopassandha (kini Kopassus) dan mayatnya ditemukan pada tanggal 26 April 1984 di Pantai Base G, Jayapura.

Pembunuhannya diatur dengan skenario melarikan diri setelah sebelumnya secara sengaja dibebaskan oleh Kopassandha dari dalam tahanan. Arnold  C Ap yang hendak menyeberang ke Papua New Guinea menyusul istri dan anaknya yang telah mengungsi sebelumnya justru ditembak mati. Selain Arnold Ap, rekannya, Eduard Mofu, juga dibunuh dan ditemukan terapung di permukaan air laut Pantai Base G dengan luka tembak di dada dan perutnya.

Di Jayapura sekitar 800 Masyarakat Papua melakukan pelarian ke Perbatasan Indonesia – PNG sebagai protes mereka atas sikap tidak manusiawi Indonesia terhadap bangsa Papua Barat. Pada hari yang sama sekitar 300 masyarakat Papua melakukan long mark mengatar mayat Alm. Arnol Ap dari Jayapura menujuh tanah hitam, tempat peristerahatan terakhir Al. Arnold C Ap.

Dia di bunuh tetapi jiwanya hidup bersama rakyat bangsa Papua. Dia sudah tidak ada tetapi semangatnya telah membangkitkan semangat perlawanan Rakyat Papua, nama Arlold Clemens Ap bagi rakyat Papua adalah symbol identitas dan bapak budaya bangsa Papua Barat.
Momentum 26 April adalah momen bersejarah bagi rakyat Papua Barat di mana kematian sang budayawan, yang berhasil mempersatukan kurang lebih 250 suku yang mendiami Pulau Papua Barat melalui gerakan seni dan budaya yang digalang oleh Arnold C. Ap, Sam Kapisa dan kawan-kawannya melalui grup music Mambesak.

Identitas ke-Papuan-an tumbuh beriringan dengan sejarah pergolakan kekuasaan yang terjadi di Tanah bangsa Papua Barat. Salah satu kekuasaan rezim Indonesia terhadap tanah dan rakyat bangsa Papua barat pada tahun 1940-an hingga 1960-an. Katika itu, bangsa Papua telah merdeka 1 Desember 1961 secara de Fakto dan De jure, karena ketidak terimaannya Indonesia dan Amerika atas negara bangsa Papua Barat maka lahirnya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 14 Juli- 2 Agustus 1969 melalui berbagai perjanjian-perjanjian yang tanpa keterlibatan rakyat Bangsa Papua Barat. yang mana Indonesia memanipulasi sejarah bangsa Papua Barat secara Aneksasi.

Dengan demikian, sejarah bangsa Papua Barat setelah 1969 menunjukkan bahwa hasil Pepera itu justru menjadi salah satu akar konflik yang berkepenjangan; yang menghasilkan tragedi-tragedi pembunuhan, pemerkosaan, penganiyaiyaan, perampokan oleh militer Indonesia yang berkuasa di atas tanah rakyat West Papua dalam rezim soharto hingga pada saat kepemimpina Jokowi-MA, saat ini masih berlangsung.  Bahkan, Lagu-lagu Nasionalisme  bangsa Papua Barat di bungkam  secara kekerasan militer, dan orde baru Indonesia yang berlaku atas bangsa Papua Barat terus melakukan ketidak pertanggungjawababan atas beragam kasus dari dikriminasi rasial, operasi militer, UU Pasal Makar, pendoropan militer, dan beragam eksploitasi lainnya yang tidak berhentinya.

Maka dengan itu, tidak terlepas dengan hak demokratis untuk rakyat bangsa Papua Barat,  Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] menuntut dan mendesak PBB beserta Rezim Jokowi-MA untuk segera:

1. Berikan Hak penentuan Nasib Sendiri Solusi Demokratis Bagi Bangsa West Papua

2. Usut tuntas kasus pelanggaran Ham di seluruh West Papua

3. Tarik militer (TNI-POLRI) organik dan non organik dari tanah West Papua

4. Usut tuntas dan adili kasus pembunuhan terhadap Arnold C Ap dan Kawan-Kawannya.

5. Cabut UU Kasus Makar dan Bebaskan seluruh Tapol Papua Barat

6. Hentikan Beragam Eksploitasi dan Seluruh perusahan yang ada di Tanah Papua Barat

7.Hentikan beragam dekriminasi rasial dan jamin kebebasan ruang demokrasi

Demikian statement ini dibuat, atas dukungan, pastisipasi dan kerjasama perjuangan oleh semua pihak, kami ucapkan banyak terima kasih.


Salam Demokrasi!
Sabt, 26 April 2020

Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats