Halloween party ideas 2015

Alm. Theys Hiyo Eluay

Terik mentari menyentuh kalbu
tak terasa angin meramba rasa
hanya terasa peluh melamba jiwa
Pejuangku Kau diambil orang
bingung entah apa salah'Mu...?
Andai diriku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkan'Mu
Namun, itu hanya mimpi
biarlah sendu tatap mata'Mu menghiba pelepas rindu
Harum mewangi namamu,jasadmu
gambar lukisan'Mu terpampang indah
disinari bintang Fajar.

Oh Tuhan...
Perjuangan ini sungguh resah
perjuangan ini sungguh bingung
perjuangan ini tak menemukan jalan
Kaki tak kuat untuk melangkah
jiwa tak kuat untuk bangun
Hati tak sanggup untuk merasa
Oh Tuhan kenapa KAU takdirkan seperti ini?
Perjuangan ini terasa sangat membingungkan.

Oleh: Yeimo.Velis
Port Numbay_Selasa, 10/11/2015

Poster undangan seminar terbuka

Kebenaran dan Kemanusiaan milik orang kulit putih, kulit hitam, sawo, dan dari bangsa mana pun. Juga tidak membedakan agama. Jika, anda seorang manusia ciptaan Yang Maha Esa, Tuhan Allah. Maka, Kebenaran adalah milik mu, bukan pembenaran demi nafsu-dunia dan menjajah bangsa lain. Dan ketidak-manusiaan yang sedang terjadi harus dilawan. Sampai hari ini, Penguasa Indonesia masih melakukan Pembenaran, Penipuan dan anti terhadap kemanusiaan di Tanah Papua terhadap rakyat Pribumi Papua nau pun rakyat Indonesia sendiri.

Perebutan wilayah Papua antara Belanda dan Indonesia pada dekade 1960an membawa kedua negara ini dalam perundingan yang kemudian dikenal dengan “New York Agreement/Perjanjian New York.” Perjanjian ini terdiri dari 29 Pasal yang mengatur 3 macam hal. Diantaranya Pasal 14-21 mengatur tentang “Penentuan Nasib Sendiri (Self-Determination) yang didasarkan pada praktek Internasional. Yaitu: Satu Orang Satu Suara (One Man One Vote).” Dan pasal 12 dan 13 yang mengatur transfer Administrasi dari PBB kepada Indonesia, yang kemudian dilakukan pada 1 Mei 1963 oleh Indonesia dikatakan ‘Hari Integrasi’ atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan NKRI.

Kemudian, pada 30 September 1962 dikeluarkan “Roma Agreement/Perjanjian Roma” yang intinya Indonesia mendorong pembangunan dan mempersiapkan pelaksanaan Act of Free Choice (Tindakan Pilih Bebas) di Papua pada tahun 1969.

Namun, dalam prakteknya, Indonesia memobilisasi Militer secara besar-besaran ke Papua untuk meredam gerakan Pro-Merdeka rakyat Papua. Operasi Khusus (OPSUS) yang diketuai Ali Murtopo dilakuakan untuk memenangkan PEPERA diikuti operasi militer lainnya yaitu Operasi Sadar, Operasi Bhratayudha, Operasi Wibawa dan Operasi Pamungkas. Akibat dari operasi-operasi ini terjadi pelanggaran HAM yang luar biasa besar, yakni penangkapan, penahanan, pembunuhan, manipulasi hak politik rakyat Papua, pelecehan seksual dan pelecehan kebudayaan dalam kurun waktu 6 tahun.

Lebih ironis lagi, tanggal 7 April 1967 Kontrak Karya Pertama Freeport McMoran, perusahaan tambang milik Negara Imperialis Amerika dengan pemerintahan rezim fasis Soeharto dilakukan. Yang mana klaim atas wilayah Papua sudah dilakukan oleh Indonesia jauh 2 tahun sebelum PEPERA dilakukan. Sehingga sudah dapat dipastikan, bagaimanapun caranya dan apapun alasannya Papua harus masuk dalam kekuasaan Indonesia.

Kami sebagai generasi di dekade 2000an di era kolaborasi kondisi Politik sama-sama melihat, ada apa di 53 Tahun yang lalu? Sehingga, kami mengalami situasi darurat di Tanah Air kami, Tanah Papua.

Untuk itu, akan dilakukannya “SEMINAR SEHARI” dengan pemateri “Pro dan Kontra” terhadap New York Agreement (15 Agustus 1962), Seperti; Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Polda Papua (P. Waterpau), dan Dr. Bernarda Meteray. Dipandu oleh Sodari Rosa Moiwen sebagai moderator.

Dalam rangka peringati 53 tahun Perjanjian New York, kami mengajak kawan-kawan mahasiswa dan Masyarakat pada umumnya di Wilayah Adat Mamta, Jayapura, untuk hadir dalam Seminar Sehari seperti yang dimaksud pada;

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2015
Waktu : Jam 09:00 – 12:00 Waktu Papua
Tempat : Auditorium Kampus STT Isak Samuel Kijne, Jl. Sosiri, Abe-Jayapura.
Tema : “Mengupas Kebenaran New York Agreement, 15 Agustus 1962 Dan Dampak Kolonisasi Bagi Rakyat Papua."

Demikian undangan seminar ini kami buat, atas perhatian, partisipasi dan keterlibatan, kami ucapkan jabat erat selalu. Salam Kebenaran!

AMP Foto; Edited by Angin Selatan;list
Yogyakarta, AMP--Sesuai seruan yang di keluarkan oleh Pimpinan AMP Pusat, Jefry Wenda, kemarin, hari ini, Senin, 27 Juli 2015,  Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se-Jawa dan Bali memperingati  HUT AMP ke 17 secara serentak di masing-masing kota, dengan Thema Nasional: “Mempertegas Garis Perjuangan Organisasi Dalam Perjuangan Pembebasan Nasional Bangsa Papua Barat.” Dan Sub-Thema: “Dengan HUT Aliansi Mahasiswa Papua Bersama Kebenaran Sejarah, Memperjuangkan Cita-Cita  Sejati Pembebasan Nasional Rakyat Bangsa Papua Barat.”

AMP Komite Kota (KK) Yogyakarta bersama Komite kota Semarang-Sala Tiga, telah menggelar Ibadah Syukuran di Kali Baliem dengan aksi “Bakar-Bakar” sebagai persembahan.

Dikabarkan pula kepada AMPNEWS.ORG melalui Telepon Seluler dan Media social (fb), AMP KK Surabaya dan Malang melakukan Ibadah syukuran bersama di Asrama PANA (Paniai Nabire), Malang.

Kemudian, AMP KK Jakarta pun melakukan ibadah yang sama, bertempat di Asrama Tolikara, Condek Jakarta.

AMP KK Bandung juga melakukan Ibadah syukuran bersama di Asrama Timika, Bandung.
Dan KK Solo dan Bogor juga melakukan Ibadah yang sama.
Kemudian KK Nabire-Paniai, KK Numbai, KK Agisiga pun demikian, melakukan kegiatan yang sama.

Wenda mengatakan, “Saya ucapkan selamat merayakan HUT ke-17 Aliansi Mahasiswa Papua disetiap komite-kota, dan Komisariat. Salut kepada seluruh anggota AMP dimanapun Kawan – kawan berada dalam pengabdiannya melakukan kerja membangkitkan, menggerakan dan mengorganisasikan kesadaran massa Rakyat Papua untuk memperjuangkan hak – hak demokratis Rakyat Papua.” Di tulis dalam Suratnya Kepada kawan-kawan.

Lanjut Wenda, “Kawan-kawan tetap konsisten berada di garis terdepan massa dan terus menggelorakan, membangkitkan, mengorganisasikan dan mengerakkan massa untuk melawan tiga musuh rakyat papua.”

Hari HUT AMP yang ke 17 ini telah digelar Ibadah secara serentak di masing- masing Komite kota kemudian diakhir dengan sayonara. (P. Gobai/AMP)

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) didirikan pada tanggal 30 Mei 1998 di Jl. Guntur Kawi, Manggarai, Jakarta Selatan. Organisasi ini lahir ditengah situasi represi Negara di Tanah Papua Barat, khususnya di Biak, yang kita kenal dengan Peristiwa Biak Berdarah. Ditengah situasi politik Indonesia yang mulai goyah akibat tekanan-tekanan politik dari gerakan prodemokrasi Indonesia terhadap regime Soeharto dan mulai menguatnya tuntutan Reformasi Politik bagi sebuah perubahan yang berkeadilan serta terbukanya ruang demokrasi.

Selama berdiri, AMP telah tiga kali menyelenggarakan Kongres Nasional. Kongres I diselenggarakan di Kaliurang – Yogyakarta, November 2005. 
Lima tahun kemudian tepatnya Januari 2010 diselenggarakan Kongres II di Port Numbay – Papua Kemudian Kongres Nasional ketiga di Bogor Jawa Barat pada November 2014 dan menegaskan sikap dan pandangan organisasi sebagai organisasi massa mahasiswa yang terbuka tanpa memandang latar belakang pandangan, suku, agama, dan ras dan mendukung perjuangan untuk merebut hak – hak demokratik Rakyat Papua.

Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats