Halloween party ideas 2015

Its.korankejora




Menuntut dan menekankan ke pihak yang bantuan ke IPMAMI dan Mainkan peran Media sebagai “Provokator” Mahasiswa Papua di Jakarta.


Koran kejora -  Ikatan Pelajar Mahasiswa Mimika Jakarta dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta melakukan klarifikasi menyangkut bantuan Sembangko dan iringan media abal-abalan intelijen, Jakarta, 19 April 2023


 (media:analisisnews.com—https://analisnews.co.id/index.php/2023/04/17/lsm-bineka-tunggal-ika-mandiri-gelar-bansos-di-jakarta-selatan/)


Kronologis


Seorang Pdt Ferdy Patwa, Pdt.Benny Levan, dan sepupu masyarakat Papua. Mereka melakukan pendekatan untuk “Bantuan sembako sebagai bantuan paskah”atasnama agama dan Tuhan. Dalam komunikasi itu, melakukan pendekatan beberapa hari. Dan tepat pada 17 April 2023 telah melakukan pertemuan untuk bantuan Paskah. Malah, cara-cara tersebut dengan tidak harmonis.

Sehingga, Kawan-kawan di IPMAMI Jakarta tepat pada hari itu, menerima secara kekeluargaan dan melakukan photo bersama. Ketika memberikan bantuan sembako sebagai penerima,  ada seorang Intel membawa Spanduk yang belum dilihat bersama bahkan tidak membicarakan secara bersama.


Dalam Spanduk itu, ada logo burung Garuda (BHINEKA TUNGGAL IKA) dan logo AMP (Lama) dan spanduk yang tertera merupakan dibuat oleh Inteligen. Setelah photo diambil lalu, pihak intelijen ini memainkan politiknya melalui media www.analisisnews.com. Apa yang tertera tidak sesuai dengan kejadian yang terjadi.


Maka, ketegasan dari Ipmami Jakarta dan AMP Jakarta menekankan terkait apa yang disampaikan melalui media dan kami mengutip ulang dibawa ini sebagai ketidakbenaran media:


“Dengan Momen Paska kita tingkatkan semangat persatuan, kesatuan dan solidaritas sesama anak Papua yang berkualitas guna membangun bangsa Indonesia, Papua yang lebih Maju Damai dan Sejahtera”


“Menjalin solidaritas sesama anak Bangsa menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada mahasiswa papua untuk menyelesaikan kuliah dengan baik sehingga ilmu yang diperoleh dapat digunakan untuk membangun Papua.”






Pihak-pihak yang memainkan melalui media tersebut adalah “Tidak benar” dan tidak bertanggungjawab sehingga itu. IPMAMI Jakarta dan AMP KK Jakarta telah klarifikasi silahkan simak dalam video di Halaman AMP (Link Video: https://fb.watch/j-xeG9EDyZ/?mibextid=Nif5oz )


Bahkan dalam klarifikasi pada 19 April 2023 oleh IPMAMI Jakarta dan AMP membahas kronologisnya, membuat pernyataan sikap serta membuang bahan makanan ke tempat sampah sambil merobek bantuan yang diberikan oleh pihak Pdt dan oknum Intel. Sebelumnya telah melakukan komunikasi untuk perdebatkan namun pihak-pihak oknum tidak bertanggungjawab kan itu, malah alat komunikasi di matikan dll.


Dalam keterangan itu, karna sebagai melecehkan Mahasiswa Mimika di Jakarta dan AMP Jakarta sehingga sebagai bukti membenarkan bahwa IPMAMI tidak menerima sesuai kondisi yang mengatasnamakan AMP maupun perjuangan Papua Barat bahkan mengatasnamakan nasionalisme “NKRI Harga Mati untuk menjaga perjuangan bersama.


Dengan demikian tuntutan sebagai berikut:

1. Mengencam pdt-pdt yang berikan sembako

2. Mengencam spanduk yang dibuat oleh oknum Intel tanpa sepengetahuan IPMAMI Jakarta.

3. Mengencam media analisnews yang meliput atasnama Nasionalisme Indonesia.

4. Hentikan pendekatan Nasionalisme “NKRI” atasnama agama dan Tuhan.


Sehingga ada pun tuntutan lanjutan dari AMP

1. Hentikan Pendekatan dan mempermainkan Isu AMP “Hak Menentukan Nasib Sendiri”

2. Hentikan pendekatan Intel melalui pdt-pdt atasnama Nasionalisme NKRI Harga Mati.

3. Menekankan kepada media analisnews bahwa segera cabut media tersebut

4. Hentikan pedekatan-pendekatan atasnama Mahasiswa Papua terutama terhadap IPMAMI dan AMP.


Tuntutan bersama

1. Kami IPMAMI dan AMP telah Klarifikasikan pada 19 April 2023

2. Dengan hormat setinggi-tingginya IPMAMI Jakarta tidak merusak perjuangan AMP dan Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat.

3. Kami menuntut bahwa apa yang terjadi adalah sepihak oleh oknum Intel melalui pdt-pdt Nasionalisme “NKRI Harga Mati”

4. Kami telah klarifikasi dan minta “Maaf” atas apa yang terjadi terutama kepada AMP dan IPMAMI Jakarta.

5. Kepada seluruh Mahasiswa Papua dan perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bahwa ini adalah hal yang harus kita sikapi dan untuk kedepannya tidak ada ancaman oleh pihak-pihak NKRI Harga Mati masuk kedalam setingan mereka.

6. Kita tetap bersama dan menyikapi hal-hal ini

Dengan demikian kami ucapkan terimakasih banyak dan mohon sebarluaskan atas kebenaran yang terjadi.


Amologo, Wiwaooo

Wa...Wa... waa.. waa.


Aliansi Mahasiswa Papua.

IPMAMI Jakarta

AMP Komite Kota Jakarta

                                         

  Jakarta, 19 April 2023





Oleh: Nicko sol



Kekerasan di papua sampai detik ini terjadi hal ini tak berlebihan karena konflik di timur leste mengungkapkan hal itu proyek keamanan didalam daerah konflik itu pernah terjadi. setelah timur Leste sudah merdeka dan Ace di didamaikan dengan perjanjian Helsinki, proyek keamanan, itu bergeser ke Papua. berapa contoh konflik yang terjadi di daerah Papua, seperti yang terjadi di Nduga, punjak Papua, pengunungan bintang Oksibil, Yahukimo, myabart, serta daerah lain nya. aksi aksi aparat keamanan telah menunjukkan tindakan kekerasan yang memakan korban di kalangan masyarakat sipil. kekerasan demi kekerasan dalam konflik antara seluruh wilayah Papua tidak bisa dipantau karena aparat keamanan mengisolasi daerah itu dan menutup akses pekerja kemanusiaan dan hak asasi manusia. korban masyarakat semakin banyak dan tidak bisa tertolong. hal ini menimbulkan persoalan kemanusiaan yang terjadi. Desakan penghentian aksi militer dan kepolisian dalam operasi keamanan di Nduga tidak pernah di lakukan. Pada hal presiden RI Joko Widodo pernah memerintahkan untuk menarik pasukan dari Nduga pada awal tahun 2019. Kemudian, bupati dan wakil Bupati Nduga, toko pemimpin gereja, toko masyarakat dan semua orang yang peduli kemanusiaan pun meminta agar TNI polri di tarik seluruh wilayah konflik di Papua  lebih di daerah Nduga. Namun hal itu tidak terjadi juga.

Akibat nya menjadi pertanyaan, mengapa TNI polri tidak mau keluar dari NDUGA dan lain.  Mengabaikan hati nurani. Berhati  kriminal?, Apakah ada kaitannya dengan kepentingan ekonomi dan bisnis di Papua?, Berulang kali pimpinan TNI -polri  selalu mengatakan jaga NKRI ,  pendekatan humanistik menjaga keselamatan warga dari serang KKB , Teroris sebagai alasan mempertahankan operasi militer dan keamanan di Papua. Padahal, di balik alasan itu sebenarnya TNI-POLRI menjaga bisnis dan ekonomi dari para pebisnis konglomerat di Papua. para elit di aparat keamanan dan pengusaha melancarkan dan mengembangkan usaha mereka, dengan jargon NKRI harga mati. Kemudian TNI polri juga menciptakan stigma OPM , separatis, makar dan sebutan terbaru KKB,(kelompok kriminal bersenjata ) kemudian pemerintah label kan Teroris.


𝗞𝗲𝗸𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗼𝗹𝗲𝗺𝗶𝗸 𝗞𝗲𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗡𝗲𝗴𝗮𝗿𝗮 𝗱𝗶 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 𝗕𝗮𝗿𝗮𝘁.


Kekerasan Negara di Papua Barat terlihat jelas dengan adanya bitokrasi yang terus tidak memperhatikan hak-hak rakyat Papua Barat. Hak penyampaian pendapat, hak budaya untuk hidup serta pelurusan sejarah maupun hak-hak sipil yang masih belum tersampaikan oleh rakyat di pemerintah pusat. Negara Indonesia hanya mengutamakan pendekatan dengan kekerasan senjata, dan penangkapan secara sewenang-wenangnya yang luar dari jalur hukum.

Pada tahun 2001 peresiden Megawati Soekarno Putri yang ke-5, mengesahkan UU NO.21 Tahun 2001 Otonomi Khsusus Papua. Kehadiran Otonomi Khsusus Papua Jilid I, bentuknya tidak mewakili untuk memperdebatkan bagimana hak aspirasi Papua Barat sejak itu.  Pengesahan itu, Melahirkan berbagai kontravesrsial antara Pemerintah Indonesia dan Rakyat Papua Barat, Namun, digandengankan dengan kekerasan militer dan transmigrasi yang melonjak menduduki Pulau Papua. Bahkan Otsus Jilid II dibuat secara paksa juga.

Eksploitasi alam, manusia dan perampasan ilegal, Pembunuhan, Pemenjaraan, Penangkapan, Intimidasi,teror. Berbagai peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi di Papua Barat, hutan dan tanah-tanah adat dijadikan lahan jarahan bagi investasi perusahaan-perusahaan Multi National Coorporation (MNC) milik negara-negara Imperialis. Pratek praktek pra-kondisi di lakukan dengan penculikan, tabrak lari, teror, operasi militer dan lain sejenis-nya di atas tanah Papua Barat, hanya karena kepentingan Ekonomi, Politik, dan Kekuasaan dari kolonalisme Indonesia sertakan negara-negara imprealis yang rakus akan eksploitasi kehidupan rakyat. Ikut serta juga, pembungkaman terhadap ruang demokrasi semakin nyata dilakukan oleh aparat negara (TNI-Polri) dengan melarang adanya kebebasan berekspresi bagi Rakyat Papua Barat didepan umum serta penangkapan disertai penganiayaan terhadap aktivis-aktivis perjuangan Pembebasan Papua Barat.  Rasisme di Surabaya belum terselesaikan Tentu keberadaan militer TNI-POLRI bukan untuk melindungi rakyat Papua, melainkan meneror dan semakin membuat masyarakat adat terusir dari tanahnya sendiri. Sesuai dengan pesan tertulis Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/CEN Eko Daryanto. Dimana, sekitar 2.529 personel TNI-POLRI diterjunkan ke wilayah Papua pada 21-30 Agustus 2019.

Pengiriman Militer tersebut sebagai reaksi dari gerakan yang dilakukan oleh rakyat Papua atas masalah rasisme yang dilakukan oleh aparat dan ormas reaksioner Indonesia terhadap mahasiswa Papua yang ada di Surabaya, Yogyakarta dan wilayah indonesia lainnya. Dan penambahan (Pasukan Setan) sekita 400 personil terakhir pada 1 mei 2021, yang ditempatkan pada distrik Ilaga, Kab. Puncak Papua, dengan dalih yang sama. bahkan aksi meyikapi  rasisme Indonesia di Papua Barat maupun Luar Papua Barat, Rakyat dan Mahasiwa dapat di tahan dengan sewenang-wenangnya Negara dan di tetapkan sebagai kasus makar tanpa hukum yang jelas. TAPOL (Tahanan Politik)  salah satu nya JUBIR Internasional KNPB Vicktor Yeimo ditangkap  karena melakukan protes dalam orasi  politik nya atas ucaran rasisme yang dilontar oleh ormas,PP,Dan TNI di surabaya  terhadap mahasiswa Papua.

 𝐀𝐤𝐚𝐫 𝐌𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐩𝐮𝐚 𝐁𝐚𝐫𝐚𝐭.

Kondisi ini tidak terlepas dengan sejarah Papua Barat Bahwa sejak , 01 Desember 1961 di Holandia (Jayapura) Negara Papua Barat telah di akui sebagai bangsa yang merdeka dan mendeklarasikan di bawa Pemerintahan Belanda serta telah disiarkan melalui radio Australia dan Belanda. Selama kemerdekaan Bangsa Papua Barat ketentuan kebangsaan telah di sahkan secara de Facto dan de Jure. Sementara itu, gejolak  penolakan terhadap kemerdekaan Bangsa Papua Barat Indonesia menentang atas kemrdekaan itu sehingga tepat pada 19 Desember 1961 melalui Ir. Soekarno mengumandangkan TRIKORA (Tri Komando Rakyat) di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta dengan tiga tuntutan pertama, Bubarkan Negara Boneka Papua Barat Buatan Belanda, Kibarkan Bendera Merah Putih di seluruh Irian Barat/Papua Barat, dan Bersiaplah untuk Mobilisai Umum. 

Sehingga Indonesia menghadirkan intervensi Internasional dan Militer untuk menganeksasi secara persenjataan serta memanipulasi sejarah Rakyat bangsa Papua Barat. Pada Tahun 1962 Soekarno Melakukan Serangan dengan Operasi Sandi: Jayawijaya yang di pimpin oleh Jendral. Suharto dalam menganeksasi bangsa Papua Barat dengan kekuatan militer. Akibat dari itu, Manifesto Politik antara Indonesia dan Belanda membuat Agenda mengenai perjanjian-perjanjian atas Papua Barat; Sementara Amerika Serikat sebagai penengah. Setidaknya, dua perjanjian yang di lakukan The New York Agreement [15 Agustus 1962] dan Roma Agreement [30 September 1962]. Dari kedua, perjanjian dilakukan tanpa wakil rakyat Papua Barat satu pun tidak dihadirkan dan hanya sepihak dilakukan antara Belanda, Indonesia dan Amerika Serikat. 

Bisnis eksploitasi terus berjalan dan pendoropan militer terus terjadi kemudian melakukan Operasi militer di Tembagapura,Timika,Nduga, Pengunungan Bintang, Yahukimo, Maybart,dan Kaimana serta pelosok lainnya. Negara Indonesia tidak menjamin hak hidup rakyat Papua mulai dari sektor budaya, sejarah, kesetaraan bahkan ruang hidup rakyat Papua untuk kedepannya. Sejak, UU yang dibuat untuk kebijakan demokrasi Indonesia, rakyat Papua tidak ada hak untuk terjamin itu, karna UU yang dibuat adalah tak ada kebebasan bagi rakyat Papua Barat. Mulai dari UU Hak Cipta Keja, Omnibus Law. UU Agraris, UU Minerba dan lainnya.

Dengan melihat dari realitas kondisi sejarah kekerasan yang panjang hingga kini 2023, Aliansi Mahasiswa Papua selalu tuntut untuk Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri sebagai solusi demokratis sebagai bagian dari menghargai demokrasi Indonesia sesuai PEMBUKAAN UUD 1945.


Penulis adalah Aktivis Selfdetermination For West Papua

 

 

doc, ilustrasi koran kejora



Oleh: Marlince balingga


Kesetaraan Gender (Gender Equality), mengacu pada dua instrument internasional , Deklarasi universal Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Deklarasi HAM menyatakan bahwa semua manusia di lahirkan bebas dan sama, dengan merujuk pada Deklarasi HAM ini, Konvensi Tentang  Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan  mencantumkan istilah hak yang sama untuk laki-laki dan perempuan dan kesetaraan hak laki-laki dan perempuan.

Konsep kesetaraan gender merujuk pada kesetaraan penuh laki-laki dan perempuan untuk menikmati rangkaian lengkap hak-hak politik,ekonomi,sipil,sosial dan budaya. konsep ini juga merujuk pada situasi dimana tidak ada individu yang di tolak aksesnya atas hak” tersebut di rampas dari mereka karena jen’is kelamin mereka.

FEMINISME

Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial. Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki, dan bahwa perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut. Upaya untuk mengubahnya termasuk dalam memerangi stereotip gender serta berusaha membangun peluang pendidikan dan profesional yang setara dengan laki-laki.

Gerakan feminis telah dan terus mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja,  mendapatkan upah yang adil, upah yang setara dan menghilangkan kesenjangan upah gender, untuk memiliki properti, mendapatkan pendidikan, masuk kontrak, memiliki hak yang sama dalam pernikahan, dan untuk memiliki cuti kehamilan. Feminis juga berupaya untuk memastikan akses terhadap aborsi yang legal dan integrasi sosial, serta untuk melindungi perempuan dari pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga. Perubahan dalam berpakaian dan aktivitas fisik yang dapat diterima sering menjadi bagian dari gerakan feminis.


Beberapa cendekiawan menganggap kampanye feminis sebagai kekuatan utama di balik perubahan sosial utama dalam sejarah terhadap hak-hak perempuan, khususnya di Barat, di mana mereka hampir secara universal dihargai atas pencapaian hak pilih perempuan, bahasa netral gender, hak reproduksi bagi perempuan (termasuk akses terhadap kontrasepsi dan aborsi, serta hak untuk memasuki kontrak dan memiliki properti. Meski anjuran feminis terutama berfokus pada hak-hak perempuan, beberapa feminis, termasuk Bell hooks, berpendapat untuk memasukkan pembebasan laki-laki di dalam tujuan feminisme karena mereka percaya bahwa laki-laki juga dirugikan oleh peran gender tradisional mereka. Teori feminis, yang muncul dari gerakan feminis, bertujuan untuk memahami sifat ketidaksetaraan gender dengan memeriksa peran sosial dan pengalaman hidup perempuan; ini telah mengembangkan teori-teori dalam berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi isu-isu tentang gender.

Banyak gerakan dan ideologi feminis yang telah berkembang selama tahun-tahun terakhir ini serta mewakili berbagai sudut pandang dan tujuan. Beberapa bentuk feminisme telah dikritik karena hanya memperhitungkan perspektif kulit putih, kelas menengah, dan berpendidikan tinggi. Kritik ini mengarah pada penciptaan bentuk-bentuk feminisme yang spesifik secara etnis dan multikultural, termasuk feminisme kulit hitam dan feminisme interseksional.

Penindasan perempuan papua.

Perempuan papua (Mama-Mama) papua adalah perempua hebat dan setara dengan perempuan lainya di dunia ini.dari fisik dan ras. perempuan papua memiliki fisik sama dan setara dengan perempuan-perempuan lainya di dunia .namun memiliki Ras yang bernama MELANESIA,dan memiliki kulit ke-colat-coklatan dan Rambutnya yang keriting dan menawan,sering kami panggil Mereka dengan julukan (Keriting hitam Manis).

Disini sebelum bahas mengenai penindasan terhadap perempuan papua,kami akan melihat ilustrasi dari salah satu film teratas yang dirilis pada tahun 2016, mengenai kehebatan  perempuan kulit hitam yang pernah berhasil mengangkat harkat dan martabat orang kulit hitam.dimana pada saat itu orang kulit dianggap tak bisa perbuat apa-apa namun 3 perempuan kulit hitam dalam film ini berhasil melawan ketidakadilan itu dengan membuktikan bahwa perempuan kulit hitam juga bisa.

Film ini berjudul (HIDDEN FIGURES)


Dalam Sinopsis film Hidden (Figures) berisikan tentang 3 wanita pejuang di Amerika Serikat. Film teratas di tahun 2016 ini memiliki beberapa penghargaan, termasuk 3 nominasi di Academy Awards ke-89.Dalam film ini mengisahkan tentang isi dari buku non-fiksi dengan judul yang sama. Buku tersebut mengisahkan seorang matematikawan perempuan kulit hitam.

Ketiga wanita ini bekerja pada Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional NASA selama Space Race. Wanita-wanita jenius tersebut seorang berkulit hitam dari kelompok minoritas AS. Ketiganya memiliki peranan penting untuk program awal NASA.Film Hidden Figures pada tahun 2016 ini cukup menarik. Kisah 3 wanita cantik yang pintar dalam memegang program angkasa AS-NASA.

Ketiga wanita tersebut merupakan kelompok minoritas di AS yang berperan penting dalam program tersebut. Film ini menjadi drama biografi AS yang menarik.Hal ini bisa terlihat dari berbagai penghargaannya. Ketiga pemain film tersebut antara lain Dorothy Vaughan (Octavia Spencer), Mary Jackson (Janelle Monáe), dan Katharine Goble (Taraji P. Henson).

Mary Jackson merupakan wanita ahli teknik yang pernah NASA tolak. Dirinya akan diterima dengan catatan berhasil lulus pada pendidikan tertinggi yang khusus untuk kulit putih.Dorothy Vaughan menjadi seorang pelaksana tugas Supervisor. Namun sayangnya, tidak pernah berhasil dalam tugasnya sebagai pengawas area barat karena alasan kulitnya yang hitam. Sedangkan untuk Katherine Goble sendiri merupakan seorang tokoh sentral dalam sinopsis Hidden Figures.

3 Wanita Otak dalam Sejarah AS

Dalam proyek luar angkasa dan NASA tidak hanya kaum laki-laki saja yang memiliki peranan penting. Sinopsis Hidden Figures sebagai wanita-wanita yang ikut memiliki peranan penting dalam proyek tersebut.Saat AS melawan Rusia untuk menempatkan pria ke luar angkasa, NASA menemukan bakat baru. Ketiga wanita berkulit hitam tersebut merupakan matematikawan keturunan Afrika-Amerika.

Sehingga NASA berkesempatan untuk memanfaatkan kejeniusan ketiganya. Ketiga wanita tersebut sebagai otak dibalik salah satu proyek dalam sejarah AS. Dalam kisah nyatanya di kehidupan sehari-hari jika ketiga wanita ini memiliki julukan manusia komputer. Begitu juga dalam film Hidden Figures jika ketiganya dengan cepat naik pangkat di NASA.Bahkan wanita-wanita berkulit hitam ini menjadi bagian dari banyaknya pemikir hebat dalam sejarah. Dorothy, Katherine, dan Mary bertugas sebagai penghitung peluncuran astronot.John Glenn (Glen Powell) sebagai astronot yang akan meluncur ke orbit. Tidak hanya itu saja, ketiganya juga bertugas menjamin kepulangannya dengan selamat.

Pembuktian Pahlawan Sejati AS

Sinopsis Hidden Figures menceritakan betapa perjuangan wanita kulit hitam di AS yang berhasil. Ketiganya yaitu Dorothy, Mary, dan Katherine Gobels Johnson mampu bersaing melintasi berbagai jenis.Mulai dari kaum laki-laki, ras, hingga garis profesional. Hal ini terukur dari kecerdasan ketiganya yang mampu menggapai impian. Bahkan hal ini cukup sulit dilakukan oleh kaum perempuan lainnya.

Melalui film ini, ketiga wanita tersebut mampu menempati sebagai apresiasi. Membuktikan bahwa setiap kerja keras akan membuahkan hasil.Wanita berkulit hitam ini membuktikan mampu bekerja dengan NASA untuk persaingan AS dan Uni Soviet dalam perang dingin pada abad 20.

Kesimpulan Film Hidden Figures

Film biografi dalam sinopsis Hidden Figures ini dapat diambil kesimpulan jika kedudukan wanita itu sama. Apalagi wanita berkulit hitam waktu itu, masih dianggap lebih rendah daripada kulit putih.bahkan seking rasisnya orang kulit putih tak pada saat itu,Mereka tidak mengizinkan 3 perempuan kulit Hitam ini untuk makan bersama,memakai toilet yang sama,hingga jadikan 3 perempuan kulit hitam ini sebagai orang yang tak bernilai dan orang yang tak bisa menyumbangkan akal dan pikiran.

Namun ke 3 perempuan kulit hitam ini berhasil,mengalahkan semua itu dengan cara logis bahwa perempuan kulit hitam juga bisa,bahkan dalam film ini banyak orang kulit hitam juga yang berdemonstrasi mengenai ketidakadilan.begitu pula banyak orang kulit hitam di situ namun tak satupun dipekerjakan di perkantoran maupun tempat kerja lainya.orang kulit hitam dijadikan budak para penjajah,maka 3 perempuan kulit hitam ini menjadi terang hingga orang kulit hitam lainya merasa dihargai di negerinya.

Kembali ke penindasan perempuan papua.

Jika kita melihat pada realitas hari ini maka Film itu bercerita mengenai bagaimana pentingnya peran perempuan papua dalam menghadapi sistem penjajah hari ini.sistem kolonial inidonesia hari memang sadis dan mengabaikan nasib perempuan papua dalam menjalani kehidupan sebagai perempuan yang terdidik.misalnya setiap perempuan berhak untuk menjadi seorang pramugari,setiap perempuan berhak untuk menjadi sekertaris dan setiap perempuan berhak bekerja dimana saja.namun tidak untuk perempuan papua dinegara ini,dimana perempuan papua yang punya kualitas dalam segala bidang itu berhak bekerja dalam bidang tersebut namun, sistem menuntut untuk mereka harus ikuti intruksi sebagaiman yang ditetapkan oleh Negara.bahwa jikalau mau bekerja di pesawat misalnya perempuan harus langsing,kulit harus putih dll,sehingga perempuan papua dinilai sebagai perempuan yang tak bisa bekerja dalam semua sisi di negara ini hal tersebut mematikan psikologi perempuan papua dan muncul rasa takut dan malu untuk bersaing dengan perempuan lainya. 

ini adalah realitas yang menjadi persoalan moral dan tuntutan terhadap semua untuk perempuan Melanesia untuk harus Melawan,semua perempuan di dunia ini sama dan setara namun yang membedahkan adalah penilaian orang terhadap perempuan papua dan terlebih lagi rasisme yang terus tumbuh di Negara colonial Indonesia ini.jika 3 perempuan kulit hitam di film “Hidden figures”bisa melawan sistem yang tidak adil pada saat itu,mengapa tidak untuk perempuan papua hari ini dalam melawan sistem Indonesia yang menindas ini.saya yakin mama-mama papua adalah perempuan hebat dan tanggu,mereka bisa bekerja untuk menghidupi keluarga tidak hanya bapa-bapa papua yang bisa salah satu contohnya mama-mama di wamena,dan saya yakin hal ini menjadi warisan buat perempuan papua yang lahir dari mama-mam papua.

Mekanisme yang di pakai mama-mama papua ini harus ditingkatkan oleh perempuan papua dalam melawan sistem kolonial,untuk membebaskan rakyat papua dari tekanan psikologi maupun dalam melawan stikma yang dipakai colonial indonesi untuk menindas.perempuan papua harus buktikan kepada Dunia bahwa bangsa papua bukan bangsa monyet,bangsa papua adalah bangsa yang punya harkat dan martabat sebagai manisia atas Tanahnya.

Setiap perjuangan di dunia ini tak bisa diraih tanpa perempuan,perempuan adalah salah satu kekuatan terbesar yang ada.jika perempuan ada di garda terdepan dalam perlawanan mengusir penjajah maka sekuat apapun tembok akan runtuh dengan sendirinya(sehend).  Maka perempuan harus melawan ketidakadilan yang ada di negara ini,rakyat papua akan merasa diterima apabila bangsa papua dipinpin oleh orang papua sendiri.


Hidup PEREMPUAN PAPUA

Papua bukan Tanah kosong

Free West Papua



 


Photo Pemukulan Oleh Militer Indonesia gabungan Ormas Reaksioner di Jakarta terhadap masa aksi AMP KK Bali, 01 July 2021

Kronologis Pembungkaman dan Represifitas Aparat kepolisian Indonesia Terhadap Massa Aksi Aliansi Mahasiwa Papua (AMP) kk Jakarta.

Kamis 01 Juli 2021.

Masa aksi tiba di titik aksi patung kuda jakarta pukul 11-00, setelah tiba di TKP Masa aksi mulai membuka spanduk dan poster. masa aksi yg tergabung sebanyak 28 orang, pada saat korlap mulai pimpin masa aksi untuk  menuju ke  titik aksi, pasukan kepolisian datang dan tanpa negosiasi langsung perintahkan untuk menangkap dan membubarkan masa aksi yg tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Namun, masa aksi masih tetap bertahan dan melakukan aksi dengan yel-yel Papua Merdeka.

Pihak kepolisian terus berupaya melakukan pembubaran serta melakukan tindakan represif terhadap Massa aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Sehingga Pada saat itu, korlap sempat negosiasi dengan pihak kepolisian agar beri waktu untuk massa aksi membaca peryataan sikap. Namun kepolisian secara paksa menarik dan menangkap sebagian masa dari dalam tali komando.  

15menit kemudian, kelompok reaksioner yang dibentuk untuk aksi tandingan datang dan melakukan provakasi dan serangan fisik terhadap massa aksi AMP. Namun polisi membiarkan itu terjadi dan polisi juga serta melakukan kekerasan. Masa aksi  ditarik dan yg lain ditendang bahkan di pukul secara membabibuta.

Selain itu, saat massa aksi dan kepolisian saling mendorong, pihak kepolisian melontarkan kalimat ‘’tembak mati’’ sambil memukul satu orang massa aksi dan menodong senjata laras panjang hingga mengenai kepalanya.

Refresifitas ini terjadi dari pukul 11-05 sampai pukul 12-00.  kemudian  masa aksi di angkut paksa dan dibawa pakai dua mobil dalmas polda metro jaya dan 14 motor kepolisian.

Pukul 12:47, masa aksi di bawa ke taman BKN jakarta timur oleh kepolisian, setelah di BKN masa aksi di ancam oleh kepolisian dengan kalimat yang sama  ‘’saya tembak’’ hanya karena masa aksi menolak salah satu anggota polisi yang mengambil gambar. 

Sekitar delapan orang massa aksi AMP mengalami luka-luka yang cukup berat. Dan juga perangkat aksi berupa poster, bener, dan microphone dirampas dan dirusak oleh Aparat kepolisian Republik Indonesia.

Medan Juang

Jakarta Pusat,  01 juli 2021.



Photo saat pernyataan sikap di Baca FRI-WP dan AMP, 12 April 2019
Hentikan Tindakan Represif  Dan  Buka Ruang Demokrasi Seluas-Luasnya Di Kota Malang

Front Rakyat Indonesia untuk West Papua [FRI-West Papua] dan Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] melakukan konfrensi pers untuk mengencam tindakan represif terhadap massa aksi pada 07 April 2019 di Kota Malang. Konfrensi pers di lakukan pada Jumat 12 April 2019 di Lantai 3 Gedung YLBHI Jakarta tepat pada pukul 10:00 hingga Pukul 11:00 siang hari dan menyikapinya dalam pernyataan sikap.

Pernyataan Sikap

Kami dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Mengecam dengan tegas pembungkaman ruang demokrasi dan mendesak Polda Jawa Timur untuk menindak tegas oknum aparat Polresta kota Malang dan ormas yang melakukan tindakan represif dan kekerasan pada massa aksi demontrasi damai Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) di Malang dan segera menjamin kebebasan berkumpul, berekpresi dan menyempaikan pendapat di muka umum.

Pada 7 April 2019 di saat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) melakukan aksi demonstrasi damai di depan Balai Kota Malang dengan menyatakan beberapa pernyataan yakni serukan soal tutup PT. Freeport Indonesia, Golput dan Berikan Hak Penentuan Nasib Sendiri bagi Bangsa West Papua.

Di saat aksi berlangsung, terjadi tindakan represif oleh aparat polresta Kota Malang dan orang lainnya yang di duga sebagai ormas berupa pembubaran aksi yang disertai dengan tindakan kekerasan berupa pemukulan, tendangan, dorongan, pelemparan dan penyiraman air kopi bercampur cabai rujak kepada massa aksi.

Pembubaran dan pemukulan ini terjadi setelah adanya provokasi dari salah satu anggota Intelkam Polresta Kota Malang bernama Adi Fajar yang mempermasalahkan poster golput yang dibawah oleh massa aksi yang dianggap dapat di proses secara hukum.

Pembubaran dan pemukulan aksi demonstrasi damai juga dilakukan oleh oknum ormas berpakaian sipil yang sebagian menutupi wajah mereka menggunakan penutup wajah, sementara aparat Polresta Malang yang di tempat aksi justru melakukan pembiaran terhadap tindak kekerasan tersebut. Setelah itu massa aksi di paksa untuk naik ke dalam mobil Dalmas dan di dalam mobil Dalmas tersebut dua massa aksi di pukul oleh aparat Polresta berpakaian dinas. Dan beberapa waktu kemudian massa aksi diturunkan di terminal Landung Sari.

Peristiwa pembungkaman ruang demokrasi dan tindakan represif bukan baru kali ini terjadi namun, sudah beberapa kali terjadi disaat massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) di Malang melakukan aksi demonstrasi damai.
Aksi demontrasi damai merupakan implementasi dari hak menyampaikan pendapat, berkumpul dan berekspresi yang dimana telah diatur dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 dan UU Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan berpendapat dimuka umum dan juga UU Nomor 12 tahun 2005 tentang pengesahan konvenan internasional tentang hak sipil dan hak politik.

Sekalipun demikian faktanya aparat Polresta Kota Malang dan ormas berpakaian sipil telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu aparat Polresta Kota Malang yang melakukan tindakan berlebihan juga, melanggar Peraturan Kepala Kepolisian RI (Perkap) No. 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisiaan.
Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas termasuk sejumlah

pelanggaran hukum dan peraturan-peraturan yang ada maka, kami mendesak:

1). Polda Jawa Timur Segera diproses secara hukum dan mengusut tuntas tindak kekerasan dan represif yang dilakukan oleh aparat polresta kota Malang kepada massa aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua. 

2). Polresta kota Malang segera tangkap dan diproses secara hukum oknum ormas yang melakukan tindakan kekerasan

3). Polda Jawa timur segerah melakukan evaluasi kinerja aparat polresta Malang

4). Hentikan segalah bentuk upaya-upaya pembungkaman ruang demokrasi

5). Buka ruang demokrasi seluas-luasnya di kota Malang

6). Hentikan upaya kriminalisasi terhadap aktivis yang berekpresi dan menyampaikan pendapat dimuka umum.

Demikian penyataan sikap kami atas perhatiannya kami menyampaikan terima kasih

Jakarta, 12 April 2019

Ils. gambar oleh Koran Kejora

Karya, A. Helena Kobogau

Perjuangan itu bukan hanya sebuah khayalan,
perjuangan itu bukan hanya sebuah rutinitas,
perjuangan itu bukan hanya sebuah warisan,
perjuangan itu bukanlah hanya sebuah masa lalu.

perjuangan itu bukan hanya berpengetahuan tinggi,
perjuangan itu bukan hanya berteori,
perjuangan itu bukan hanya duduk berpikir dan berdiskusi,
perjuangan itu bukan hanya dengan menulis dalam sebuah lembaran kertas putih dengan tinta sebuah pena.

perjuangan itu bukan hanya kata-kata yang diucapkan,
perjuangan itu bukan dengan berteriak dijalan dengan hanya memegang meghapon,
perjuangan itu bukan hanya bermilitansi,
perjuangan itu bukan hanya sebuah hiasan didinding sebuah rumah,
perjuangan itu bukan hanya berlutut dan memohon pada yang Kuasa.

perjuangan itu bukan hanya berbuat baik,
perjuangan itu bukan hanya dengan siapa kita berteman,
perjuangan itu bukan hanya berbagi kepada orang lain,
perjuangan itu bukan hanya menilai dari satu sisi saja,
perjuaangan itu bukan hanya melihat derita dan tangisan.

perjuangan itu bukan bukan sebuah fisik namun sebuah eksperiment dari perpaduan antara jiwa dan fisik dengan membentuk sebuah pola pemahaman yang sejati akan perjuangan itu sendiri.
Perjuangan itu adalah urat nadi dan nafas dalam setiap aktifitas.
Perjuangan itu tidak memandang usia dan batas waktu.

Perjuangan itu merupakan satu kesatuan dari kelompok-kelompok manusia.
Perjuangan itu adalah dengan mengerjakan hal-hal paling kecil dengan tekun dan penuh tanggung jawab.
Perjuangan itu tidak ada yang namanya perbedaan antara klas-klas dalam suatu tatanan masyarakat.
Perjuangan itu baru akan dimulai ketika ego pribadi itu dikalahkan dalam diri individu itu sendiri.
Perjuangan itu bukan hanya melihat sesuatu yang besar [diatas], namun merendahkan diri antara satu dengan yang lain.
Perjuangan itu adalah dengan menjadi seorang yang siap sedia dalam hal apapun untuk membuat revolusi-revolusi dalam kalangan masyarakat tertindas.

Perjuangan itu hanya dapat dimulai dari diri sendiri dengan dipupuk oleh kesadaran melihat sebuah  realitas, berpikir kristis, dan bertindak produktif dalam siklus kehidupan yang proaktif.
Perjuangan itu juga merupakan senjata perlawanan paling ampuh yang harus kita siapkan untuk melawan musuh leluhur moyang kita.

Perjuangan itu dengan mempertahankan harga diri serta identitas secara terhormat.
Perjuangan itu merupakan bunga-bungan cinta dalam kerja-kerja revolusi.
Perjuangan itu adalah harkat derajat dan martabat suatu masyarakat dijunjung tinggi.
Perjuangan itu merupakan sebuah seni dalam budaya leluhur yang harus dipertahankan.
Perjuangan itu merupakan lestarinya alam dan bumi sebagai pijakkan kaki yang terindah.

Perjuangan itu merupakan darah dan tulang yang menggerakkan tubuh dan jiwa untuk dapat memaknai sesungguhnya arti dari perjuangan itu sendiri.
Perjuangan itu adalah menciptakan satu kesatuan dalam kehidupan yang bedah.
Perjuangan itu dapat mempersatuhkan keunikan dari suku-suku budaya dan bahasa yang beragam.
Perjuangan itu merupakan tindakan nyata yang harus diwujud nyatakan dalam “PERSATUAN PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT” sebagai perjuangan yang Sejati, Luhur dan Mulia, serta Nan Abadi Selamanya.

Photo oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta, Ketika Usai
Nonto dokumenter Film
AMP KK Jakarta: Dokumenter Film Sejarah Perjuangan Rakyat West Papua di LBH Jakarta

Modertor: Helena Kobogau**

Jakarta- Pada hari Kamis, 31 Mei 2018 Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta. Menyelenggarakan Diskusi  dan Pemutaran Film dokumenter mengenai Sejarah Perjuangan Rakyat Papua Barat : Presidium Dewan Papua (PDP).  Mulai Pemutaran Dokumenter Film dari Pukul 17:30-20:00 WIB. dengan anggota Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta  dan partisipan sekitar 30-an Orang. Lokasi tempat di LBH Jakarta, dengan Pematik: Mukael Kudiai dan Moderator: Helena Kobogau.

Ini kronologis singkatnya:

Sejak sore sekitar pukul 16:30 waktu setempat, sebelum kegiatan dimulai puluhan aparat kepolisian lengkap dengan atribut keamanan.  Telah menjaga di depan pintu masuk kantor LBH Jakarta sebelum kegiatan pemutaran film dokumenter di mulai. Dan aparat kepolisian melakukan persiagaan di depan kantor LBH Jakarat. Setelah satu Jam kemudian tepat Pukul 17:50 WIB aparat meninggalkan kawasan kantor LBH.

Photo Oleh Aliansi Mahasiswa papua Komite Kota Jakarta,
saat Aparat Militer Kepolisian di Depan Kantor LBH Jakarta


Pemutaran Film dan Diskusi dimulai tepat pukul 17:60 setelah parah militer aparat keoplisian meninggalkan tempat LBH Jakarta. Setelah Aparat Kepolisian meninggalkan tempat ada pun, Intel Kepolisian mengikuti diskusi sebanyak Tiga (3) Orang Intel Kepolisaian dan satu (1) orang intel dari satuan Militer Kopasus yang juga masuk dan ikut diskusi Tersebut.

Photo Oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta,
 selama pemutaran Film Berlanjut di LBH Jakarta

Sekitar sejam nonton bersama dan selesai Nonton tepat Pukul 19:00 WIB dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh  Mikael Kudiai hingga pukul 20:00 WIB selesai sesuai waktu yang telah di tentuan.

Berikut hasil diskusinya:

Beberapa argument atau pendapat menarik muncul di dalam hasil diskusi seperti, proses instruksi tidak tegas saat dimana pengalihan kekuasaan militer Hindia-Belanda dalam proses melakukan dekolonisasi di Papua yang di samapaikan oleh Kawan (Roy). Dan juga, sangat keliru ketika Papua dijadikan bagian dari Indonesia, dan dalam hal ini yang saya amati dalam film yang kita nonton memberikan gambaran bahwa kepentingan ekonomi dan politik sajahlah sehingga Indonesia mengklaim Papua Barat sebagai bagian wilayah dari Indonesia. Kemudian Oleh Kawan (Gideon) mengapa kami masih berjuang dan orang tua kami telah mendahului kami sampai kami disini hanya kami ingin DIAKUI SEBAGAI SEBUAH NEGARA YANG BERDAULAT DAN MERDEKA  Ungkapnya.

Lanjutdari kawan (Roy) perjanjian antara Indonesia dan Belanda tidak memasukkan Papua karena administrasi dari Holandia, yang harus diamati adalah kesimpulan bahwa Indonesia hanya dari Sabang sampai Amboina saja dan tidak termasuk Papua namun yang perlu dilihat adalah mengapa Soekarno berubah pikirannya lagi inginkan klaim Papua. dan di tegaskan lagi Juga,  sisi lain perlu untuk dilihat lagi, apakah perna negara lain juga melakukan Pepera atau tidak?

Persoalan Papua sangat kompleks, oleh sebab itu Belanda harus buka diri karena sebagai wilayah jajahannya, maka Belanda harus berterus terang saat proses persiapan menuju sebuah negara sampai terbentuknya negara Papua itu sendiri 01 Desember 1961.

Belajar juga dari perjuangan Presidium Dewan Papua (PDP) tahun 2000 terutama soal persatuan yang pernah dibangun sangatlah penting. Terutama soal persatuan nasional yang mengakar hingga ke seluruh rakyat Papua.

Perjalanan perjuangan PDP yang diketuai oleh Theys Eluai menjadi pelajaran penting juga buat kebutuhan mendesak gerakan kita saat ini, terutama situasi internal Papua hari ini dalam mendorong bersama agenda perjuangan pembebasan nasional Papua.

Disksusi dan Nonton Film dokumnter berjalan dengan lancar dan catatan sejarah  merupakan bagian dari untuk memeperjuangan pembebsanan nasional bagi rakyat Papua Barat dalam melihat prekpektif Papua menuju pada kembalinya kemerdekaan bangsa Papua Barat.

Penulis adalah Ketua Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Jakarta


Gambar. Masa aksi sedang berjalan menuju kantor PT.Freeport


Penulis: Helena Kobogau
Editor : Gideon Mathias Adii

Jakarta (07/04). Aksi demo damai dalam rangka memperingati 50 tahun kontrak karya PT. Freeport Indonesia oleh resim Soeharto pada tanggal 07 april 1967 sampai dengan saat ini. Aksi ini dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua bertempat di depan kantor PT. Freeport Indonesia di Kuningan Jakarta selatan.

Situasi setempat Pada awal sebelum aksi dimulai atau dimana saat masa aksi berkumpul petugas keamanan sudah lebih dahulu ada di tempat tersebut sejak pagi hari, dengan begitu lamanya menunggu para demonstran untuk melakukan aksi maka petugas keamanan yang lebih awal datang itu di pulangkan lantaran jam kerja mereka selesai. Namun tidak sampe disitu tetapi mereka kirim pasukan keamanan yang bertugas di siang hari lagi untuk menjaga ditempat aksi.

Gambar. Persiapan saan pembacaan Pernyataan sikap
Setelah semua kawan-kawan terkumpul maka Aksi demo damai di mulai tepat pada jam 14:24 wib. Dalam aksi tersebut masa aksi yang hadir berjumlah 30 orang yang adalah anggota dari AMP, FRI-WP, GEMPAR dan rakyat Papua.

Saat aksi tersebut Korlap memandu masa aksi menuju ke titik sasaran aksi dalam hal ini yaitu,  depan kantor PT.Freeport Indonesia yang berjarak 100 meter dari titik kumpul.
Setelah sampai di titik sassaran aksi, Tepat pukul 14:44 wib,  Korlab memberikan waktu kepada massa aksi untuk berorasi politiknya.

15:40 wit,  terjadi sedikit adu mulut dengan salah seorang petugas keamanan hanya karena mereka melihat poster bermotifkan bintang kejora. Saat itu juru bicara FRI-WP diinterogasi juga dikarenakan dengan hal yang sama tersebut. Disini para polisi mengirah bahwa poster tersebut adalah bendera yang di pampangkan di depan publik sehingga petugas tersebut menyuruh untuk menurunkannya namun massa aksi tetap pada prinsipnya dan tidak terpancing dengan situasi yang sedang berlangsung tersebut sehingga keadaan kembali aman.

Orasi politikpun terus berlangsung oleh para massa aksi secara teratur dan bergantian. Sementara massa aksi sedang berorasi secara berurutan, tepat pukul 16:21 wib, masa aksipun menyatukan pikiran untuk masuk kedalam halaman kantor dan ingin borasi didalam halaman kantor PT.Freeport namun disitu terjadi massa aksi tidak mendapatkan ijin akhirnya terjadilah aksi dorong-mendorong antara petugas militer Indonesia dan para massa aksi berlangsung cukup lama namun ada negosiasi dengan pihak keamanan sehingga di berikan ijin kepada dua orang saja yang harus ada di dalam halaman kantor PT.Freeport untuk melakukan orasinya, dan yang lainnya di suruh untuk kembali keluar halaman kantor tersebut, akhirnya dalam keadaan yang di bumngkam seperti itu terjadilah seperti yang pihak keamanan inginkan. Karena yang rakyat papua inginkan adalah untuk masuk dan bicara langsung pada orang-orang terpenting didalam kantor tersebut.

Pada pukul 16:40 wib,  situasi itu sudah kembali redah, namun masih terus melanjutkan orasi-orasi politik di depan halaman kantor.

Yang lebih hironisnya pada saat Perempuan pemilik hak ulayat tanah timika dalam hal ini suku amungme (Dolie Kumm) dalam orasi politiknya ia  memintah keamanan untuk memberikan jalan karena ia sebagai perempuan papua yang juga merasakan berbagai macam intimidasi, ancaman terhadap tanah dan alamnya dan juga manusianya di bumi amungsa. Namun sayangnya ia tidak diberikan kesempatan untuk masuk sehingga ia juga mengatakan bahwa “saya datang bukan sebagai pendatang tetapi saya datang sebagai pemilik dari hak ulayat tanah yang dimana PT.Freeport itu berdiri dan saya datang untuk menuntut negara Indonesia bersama dengan PT.Freeport untuk bertanggung jawab atas kerusakan alam, pembunuhan, pemerkosaan, terhadap rakyat Papua di sebabkan oleh ulah Freeport karena hal-hal tersebut maka dengan ini “TUTUP FREEPORT DAN BERIKAN HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI BAGI BANGSA WEST PAPUA SEBAGAI SOLUSI YANG DEMOKRATIS”. Hidup perempuan Papua,,,Hidup Rakyat Papua,,,,Hidup Solidaritas. Amolongoo (Salam, Bahasa Daerah)

Dalam setiap orasi politik yang di ekspresikan dan di nyatan adalah segala bentuk-bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan oleh Neraga Indonesia. Yang menytakan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berwatakkan pembunuh, pencuri, perusak, pemusnah, pemerkosa dan lebih hironisnya lagi dibilang negara demokrasi tetapi demokrasi itu tidak ditegakkan dengan baik dan benar. Apalagi terhadap rakyat Papua banyak tindakan-tindakan criminal terjadi yang dilakukan oleh kaki tangan Kapitalisme yaitu militer-militer yang dikirm ke Papua dengan alasan mengamankan namun malah memusnahkan manusia Papua dengan menggunakan alat negara apakah itu tindakan kemanusiaan yang adil….?   Tidak.  Kenapa dikatakan tidak karena itu tindakan yang paling kejih dan kotor dengan memusnahakan manusia Papua diatas tanahnya sendiri. Dan juga dengan kehadiran PT.Freeport negara Indonesia juga mengambil keuntungan atas tanah dan alam West Papua, sehingga kehadiran PT.Freeport membuat rakyat Papua semakin hari semakin punah, dan sangat menderita diatas negeri yang "penuh susu dan madu".

Tepat pada pukul 17:03 wib,  Korlab membacakan Pernyataan sikap.
Dengan demikian kami rakyat Papua menyatakan bahwa:
kepada Rezim Jokowi-JK  agar segera Tarik militer organik maupun non organik yang ada di seluruh tanah West Papua.  Serta harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di papua. Dan juga bertanggungjawab terhadap  pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.

“Kami dapat hidup tanpa Freeport. Orang tua kami bisa hidup dan berkebun tanpa bantuan Freeport. Kami akan sejahtera dan aman ketika Freepot angkat kaki dari tanah kami.  kami tidak akan perna takut untuk menyatakan "TUTUP FREEPORT DAN BERIKAN HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI BAGI KAMI KARENA ITU ADALAH SOLUSI AKHIR YANG DEMOKRATIS BAGI RAKYAT WEST PAPUA.”

Setelah dibacakan pernyataan sikap tersebut massa aksi membubarkan diri dengan teratur dan pulang ketempat masing-masing. Tepat pukul 17:20 wib.

Hidup Rakyat
Hidup Perempuan
Hidup Solidaritas
*PAPUA MERDEKA*

spanduk  aski, ,(03/03/2017) amp jakarta

Salam Pembebasan Nasional Bangsa West Papua!
Amolongo, Nimo, Koyao, Koha, Kinaonak, Nare, Yepmum, Dormum, Tabea Mufa, Walak, Foi Moi, Wainambe, Nayaklak
Waa…waa…waa…waa…waa…waa..waa..waa..waa..waaa!

Kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjalankan mandatnya untuk memastikan penentuan nasib sendiri bangsa West Papua pada tahun 1969 berdampak panjang hingga saat ini. Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang dilaksanakan di bawah pengawasan PBB, berjalan dengan penuh kecurangan. Bangsa West Papua dijanjikan bahwa tiap orang bisa memilih, namun nyatanya hanya 1.026 dari sekitar 800.000 orang yang bisa memilih saat itu. Orang-orang yang bisa memilih itu pun dipilih dan di bawah todongan senjata militer Indonesia. Maka dari itu, PEPERA adalah tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan internasional dan tidak mewakili keinginan bangsa West Papua yang sesungguhnya.

Berbagai aksi brutal militer Indonesia berlanjut. Pada dekade 1980an hingga1990an, tepatnya 26 April 1984, terjadi pembunuhan terhadap tokoh nasionalis Papua, Arnold Clemens Ap. Pembunuhan itu disertai pengungsian besar-besaran ke Papua New Guinea (PNG). Kemudian pembunuhan terhadap DR. Thomas Wanggai pada 13 Maret 1996. Pada 10 November 2001 terjadi pembunuhan oleh pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia (Kopassus) terhadap Ketua Dewan Presidium Papua (DPP) Theys Hiyo Eluay. Pada 14 Juni 2012 terjadi penembakan kilat terhadap Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Mako Tabuni. Selain itu, terjadi juga penangkapan terhadap aktivis KNPB Wamena dan penembakan kilat terhadap Kordinator Komisariat Militan KNPB Pusat Hubertus Mabel pada tanggal 16 Desember 2012 di Wamena. Pada Tanggal 8 Desember 2014 terjadi  pembunuhan luar biasa, yang masuk kategori pelanggaran HAM berat, di paniai oleh TNI-Polri yang mengakibatkan  22 orang masyarakat sipil, di antaranya  5 Orang siswa SMA, meninggal dunia, dan 17 lainnya luka-luka kritis.

Masih banyak lagi berbagai kasus kejahatan terhadap kemanusian yang dilakukan militer Indonesia terhadap Rakyat Papua lainnya yang tidak terhitung jumlahnya. Bangsa West Papua dibunuh, disiksa, diculik, diintimidasi, dan diperkosa oleh aparatur negara Indonesia hingga hari ini akibat lalainya PBB.

Selain itu, minggu ini bangsa West Papua kedatangan Pelapor Khusus PBB tentang Kesehatan. Tingkat kesehatan, ketiadaan tenaga medis, jumlah kematian ibu dan anak, jumlah kasus HIV/AIDS di West Papua adalah yang tertinggi di Indonesia akibat dari kolonialisasi yang berkepanjangan. Maka, kami mendesak supaya Pelapor Khusus PBB tersebut melaporkan dan memberitakan kepada Dewan HAM PBB dan dunia mengenai kondisi kesehatan yang sebenar-benarnya di West Papua.

Untuk itu, Front Rakyat Indonesia untuk West Papua bersama Aliansi Mahasiswa Papua menuntut dan mendesak PBB untuk:

-    PBB harus bertanggungjawab untuk meluruskan sejarah PEPERA dan proses aneksasi West Papua ke   Indonesia

-    PBB harus membuat resolusi untuk memberikan referendum kemerdekaan bagi bangsa West Papua yang sesuai dengan hukum internasional

-     Pelapor Khusus PBB tentang Kesehatan memberitakan kondisi kesehatan yang sangat buruk di West   Papua akibat dari kolonialisasi yang berkepanjangan.

Demikian pernyataan sikap ini. Kami menyerukan kepada seluruh Rakyat West Papua untuk bersatu dan berjuang merebut cita-cita Pembebasan Sejati Rakyat dan Bangsa Papua Barat. Atas perhatian dan dukungan seluruh Rakyat Papua, kami ucap terima kasih. Tuhan beserta kita.


Jakarta, 03 April 2017
AMP dan FRI-West Papua

saat massa aksi membentangkan spanduk paska aksi dimulai. sumber: Vero Coman

AMP dan FRI-WP menyikapi kedatangan pelapor khusus PBB Bidang Kesehatan di Papua, pada Senin,03 April  2017,di Jakarta, menegaskan bahwa PBB harus bertanggungjawab atas Genosida dan gagalnya Dekolonisasi West Papua.

Berikut kronologis:

Pada pukul 14:30 Waktu Jakarta (wj), massa aksi AMP mulai berangkat dari Sekretariat ke titik kumpul aksi Mimbar Bebas, di depan gedung perwakilan PBB Jakarta.

Pukul 15:05 wj, massa AMP tiba di titik kumpul aksi; kawan-kawan FRI-WP dan beberapa kawan Papua sudah tiba dahulu: sejak pukul 13:40 wj.

Sebelum aksi dilaksanakan, Polisii datang bertemu dengan Humas dan YLBI Jakarta untuk negosiasi. Sambil negosiasi jalan, Kordinator lapangan (Korlap) mulai mengarakan masa aksi  berkumpul dan melakukan aksi di depan pintu masuk Gedung PBB.

Kawan dari FRI juga segerah mebagikan selebaran aksi kepada wartawan; Massa mulai bergantian orasi, teriakan Yel-yel, dan nyanyian.

Sejak aksi dimulai, aparat Kepolisian mulai mengerumungi masa aksi dalam jumlah yang banyak.

Berjalannya aksi—Pimpinan Polisi di lapangan memerintah/mengomando—aparat mulai mengepung masa aksi dengan beralas-persoalkan atribut aksi bermotif Bintang Kejora.

Selang 10 menit masa aksi dikepung oleh aparat keamanan dan sedikit terjadi dorongan antara massa aksi dan polisi yang semakin merapat untuk menyita atribut aksi; kemudian, aksi pun terus berlanjut—setelah redah, mulai bergantian orasi, teriakan yel-yel dan nyanyi.

Beberapa menit kemudian, Surya Anta, Juru Bicara FRI-WP, mengarahkan rakyat Indonesia untuk mengambil bagian di barisan depan  dan orang Papua dibarisan belakan: kemudian, Orang indonesia berlutut dihadapan orang Papua untuk meminta maaf kepada orang Papua, alam, Moyang, Tulang-belulang Papua atas Kejahatan, tindakan kolonisasi yang dilakukan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta aparaturnya.

Pukul 16:59 wj, Pelapor Khusus PBB meminta perwakilan massa aksi, kemudian 3 kawan mewakili untuk mengadakan audiensi.

Masa aksi terus melanjutkan aksi sambil menunggu 3 kawan tadi.

Kemudian, Aksi diakhiri dengan membacakan pernyataan sikap oleh Korlap dengan tuntutan:

 1. PBB bertanggungjawab untuk meluruskan PEPERA dan proses aneksasi West Papua ke    Indonesi
2. PBB harus membuat resolusi untuk memberikan referendum kemerdekaan bagi bangsa West Papua yang sesuai dengan hukum internasional
3. Plapor khusus PBB tentang kesehatan memberitakan kondisi kesehatan yang sangat buruk di West Papua akibat dari kolonialisasi yang berkepanjangan 

Pada pukul 17:05 wj massa membubarkan diri.

Catatan: 
- Masa aksi berjumlah 30 an orang.
- Aparat kepolisian berjumlah 150 an orang.

Kronolog: Siwa Hesegem



Gambar. Tampak Persiapan Prosesi pengecoran Kaki





27/03. Pagi jam 07:00 wib, massa aksi Aliansi Mahsiswa Papua AMP berkumpul di Sekretariat AMP dan kemudian dari sekretariat star tepat puku 09.30 pagi ke titik kumpul di LBH Jakarta. Tiba pukul 10:30 wib. Kemudian lanjut dengan kesiapan-persiapan aksi, terutama menggunakan pakaian tradisonal Papua (Koteka dan Tali).

Pukul 13.00 siang dari titik kumpul LBH Jakarta menuju ke titik aksi Kendeng di istana negara Jakarta pusat. Tiba pukul 13.40 wib, dan di lanjudkan dengan pengecoran kaki yang belum di cor, terutama 6 kawan-kawan dari solidaritas Aliansi Mahasiswa Papua AMP) sekaligus di iringi dengan teratrukal dari kaum Tani Indonesia hingga pengecoran kaki selesai.

Sementara itu situasi keamana aparat TNI/POLRI semakin banyak tidak sama seperti sebelum-sebelumnya aksi Kendeng. Dengan Ikut serta  empat kawan-kawan yang berbusanakan pakaian tradisional Papua dari AMP ikut cor tiba-tiba mencuri perhatian publik baik itu aparat, warga yang sedang mengendarai kenderaan bermotor terutama setiap elemen-elemen pro-demokrasi Indonesia yang hadir bersolidaritas dalam aksi kaum tani di Kendeng tadi. Pada pukul 14.30 wib, dilanjudkan dengan pergantian orasi-orasi dari setiap orang yang datang secara individu, organisasi dengan tradisi orasi masing-masing. Ada juga, memainkan alat musik, drama, Teatrikal, puisi sebagai ekspresi kepedulian dan bersolidaritas mendukung perjungan kaum tani di Kendeng.

Tepat pukul 14.10 wib,  Korlap  memberikan kesempat kepada Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga sebagai organisasi perwakilan dari rakyat Papua Barat. Kemudian di lanju dengan orasi politik dan dukungan terhadap kaum tani di Kendeng.

Isi orasi dari Helena Kobogau Perempuan papua. “Wawawawawawa Hidup kendeng, Hidup Kendeng Hidup rakyat Indonesia, Hidup rakyat papua, Hidup kaum tani Kendeng, Kami rakyat bangsa Papua Barat hadir di tempat ini untuk memberikan dukungan dan solidaritas perjungan rakyat di papua, di Indonesia, di dunia terutama kaum tani di Kendeng...” lanjutnya “Kami rakyat Papua Barat dengan penuh kesadaran bahwa selama ini yang kami merasakan kekerasan baik dari:
1.    korban kekerasan dari militer terhadap rakyat Papua Barat.
2.    korban kekerasan dari kolonialisme indonesia.
3.    korban kekerasan dari korporasi-kororasi asing.
4.     korban kekerasan dari perampasan-perampasan tanah juga
5.    korban kekerasan dari preeport.
Dan berbagai perusahan-perusahan multinasional lainnya. Tetapi kami sadar bahwa, penindasan nasional yang kami rasakan ini, tidak hanya kami tetapi juga rakyat Indonesia juga merasakan apa yang kami rakyat Papua Barat alami, terutama kaum tani di Kendeng dimana negara merestui untuk membangun sebuh perusahan PT. Semen Indonesia secara sepihak tanpa melibatkan kaum tani sebagai pemilik wilayah. Hanya membiarkan, mengusir, diskriminasi dan merampas hak-hak kaum tani di Kendeng. Terutama tanah dan Gunung Kedengan yang di ambil alih oleh Korporasi dimana tanah dan gunung sebagai sumber mata pencahariaan bagi kaum tani di Indonesia terutama rakyat Indonesia tani yang berada di gunung Kendeng. Tak lupa juga kami (Rakyat Papua) sampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas telah gugurnya ibu Fatmi, sebagai pahlawan revolusioner bagi rakyat Indonesia, terutama bagi kaum tani di Kendeng. Walaupun tubuh Fatmi di kubur tapi semangat juang Fatmi ada bersama kita dan akan terus berjung hingga merebut pembebasan nasional Papua Barat dan Indonesia. Untuk itu dengan Melihat situasi objektif ini, Kami sebagai rakyat Papua sebagai bangsa yang menjunjung tinggi terhadap kehancuran kemanusian dan pengurasan tanah sebagai sumber hidup dalam berbangsa dan bernegara terutama kaum tani di Kendeng. Kami akan berpartisipasi dan bersolidaritas dalam perjungan di Indonesia terutama dalam perjungan kaum tani Kendeng, hingga pemerintahan Jokowi-Jusup Kalla merespon secara jelas sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kaum tani di Kendeng. Salam revolusi Persatuan tanpa batas perjungan sampai menang.... Wawawawawa...."

 Seusai orasi dari perwakilan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Jakarta, tepat pukul 17.00 Wib, pihak keamanan TNI/POLRI mendesa untuk segera membubarkan masa aksi Kendeng. Melarang massa aksi Kendeng untuk melanjutkan aksi hingga pukul 20.00 wib malam. Dimana yang sebelumnya dalam surat pemberitauan kami sudah di beritahukan kepada pihak keamanan bahwa aksi akan berakhir pukul 20.00 wib malam.

Negosiasi dengan pihak LBH hingga pukul 17.35 wib sore dan di lanjudkan lagi lagu perlawanan hingga pukul 18.00 wib sore di akhirnya dengan doa penutup dalam tradisi Jawa hingga pukul 18.00 wib sore, langsung pulang dengan menggunakan metro mini ke LBH Jakarta.
Kronolog    : Dorce Dabi
Editor        : Gideon M. Adii



Gambar. Kekeliruan Media viva.co.id


Penulis : Gideon M. Adii

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Frond Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) unjuk rasa pada tanggal 20/03 lalu, di depan kantor Freeport, Kuningan Jakarta Selatan. Ada sekelompok Massa aksi menggunakan busana adat Papua.
Gambar. Koteka

Yang biasanya koteka di Pakai oleh Pria, tetapi salah satu media menyatakan bahwa “Heboh Wanita Pakai Koteka Ikut Demo Freeport Di Jakarta” yaitu, viva.co.id, yang diliput oleh Siti Ruqoyah, dan Peace Simbolon, 20/03 lalu.

baca: (http://m.viva.co.id/berita/metro/896048-heboh-wanita-pakai-koteka-ikut-demo-freeport-di-jakarta).
 
Berita Ini merupakan suatu berita Hoax...
Mengapa..? karena, kalau secara etika pemakaian, Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Koteka terbuat dari kulit labu air, Lagenaria siceraria. Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Secara harfiah, kata ini bermakna "pakaian", berasal dari bahasa salah satu suku di Paniai. Sebagian suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya holim atau horim.

Tak sebagaimana anggapan umum, ukuran dan bentuk koteka tak berkaitan dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna, hendak bekerja atau upacara. Banyak suku-suku di sana dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.
Gambar. Rok Rumbai.


Namun, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang Yali, misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan orang Tiom biasanya memakai dua labu.

Sedangkan untuk wanita adalah Rok Rumbai, yang terbuat dari daun sagu sehingga menyerupai kecantikan burung kasuari.



Sumber :
https://ripkalamkudus.wordpress.com/pakaian-adat-papua/
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-papua-dan-penjelasannya.html
http://m.viva.co.id/berita/metro/896048-heboh-wanita-pakai-koteka-ikut-demo-freeport-di-jakarta



Gambar. Saat Memulai Aksi


Penulis: Gideon Mathias Adii

Aksi kali ini dengan tema“Tutup Freeport dan berikan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Bangsa West Papua”. Karena, sejak Freeport pertama masuk dan dilakukan Kontrak Karya  tepat 07 April 1967an hingga dekade ini. Justru berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan  dan mengancam, merampas Tanah Tanah Milik rakyat Bangsa West Papua di bumi Amungsa Timika West Papua  akibat menurunya populasi Manusia West Papua  dan kematiannya Terus meningkat. Masa aksi kali ini berbusanakan pakaian adat Papua, Pria (Koteka) dan Wanita (Cawak),
Gambar. Masa Aksi sedang bergerak menujuh Plaza Freeport

Gambar. Depan Plaza Freeport
Dengan adanya pembodohan, pembiadaban dan penindasan nasional selama pertambagan Emas dan Batu bara PT.Freeport Beroperasi di bumi Amungsa Timika West Papua, yang berdampak buruk terhadap semua sektor sosial masyarakat terutama mengakibatkan terhadap pemusnahan etnis bangsa West Papua menjadi persolan hangat yang menghantui secara berbabar.

Pada hari ini (20/03/17) kami AMP KK Jakarta dan FRI-WP melakukan aksi protes terhadap PT.Freeport yang dengan titik kumpul di Sekretariat AMP Tebet dan kemudian bergeser ke Setia Budi Building Kuningan Jakarta selatan tepatnya jam 01:48 WIB, dan kami langsung mulai berorasi politik sambil berjalan menuju Geduang Plaza Freeport 89, kami berorasi disana selama 2 jam lebih. Kami hanya melakukan orasi politik dan ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Sam.

Massa aksi yang kumpul untuk menyuarahkan Penutupan Freeport adalah 73 orang yang tergabung dalam AMP, Gempar, dan FRI-for WP. Dalam aksi kali ini kami tidak dapat penghadangan oleh Pihak Polri.
Maka dari pada itu, kami nyatakan sikap jalan terbaik untuk mengatasi kisruh persoalan Freeport vs Pemerintah indonesia, menurut kami antara lain:
1.      Usir dan tutup Freeport
2.      Audit kekayaan dan kembalikan Freeport dan serta berikan pesangon untuk buruh.
3.      Audit cadangan tambang dan kerusakan lingkungan
4.      Tarik TNI/Polri organik dan non organik dari tanah Papua
5.      Berikan hak menentukan nasib sendiri solusi demokratik bagi bangsa West Papua.
6.      Usut, tangkap, adili dan penjarahkan pelanggarang HAM selama keberadaan Freeport di Papua
 
Biarkan rakyat dan bangsa West Papua menentukan masa depan pertambangan Freeport di tanah West Papua.
8.      Freeport wajib merehabilitasi lingkungan akibat eksplotasi tambang.

Pada saat aksi berjalan penghadangan dilakukan oleh Militer Indonesia yang tergabung dalam TNI/POLRI di depan Gedung Freeport Pada pukul 01:48 WIB. Kawan-kawan tidak ada yang ditangkap.








 
Gambar. Aktifitas Kapitalis.(dok.ampnews.org)

PUISI

Biadapnya sistem Kolonial Indonesia 
Yang meracuni jiwa Revolusioner 
Yang sedang tumbuh terjadi pecandu Kapitalis.
Sampai kapanpun Aku benci Engkau 

Monyet Kapitalis 
Yang bersemayang dalam tubuh para manusia 
Bajingan kelas kakap anti
Demokrasi dan Anti Rakyat Papua Barat! 

Wahai Kolonial Indoensia...! 
kau mengadu Domba bangsaku Papua 
Dengan wajah kapitalismu 
Membuat bangsaku Papua menjadi pecandu Kapital.

Saling membunuh demi Kapital 
Saling menguras demi Kapital 
Saling menghisap demi Kapital 
Saling membeci demi Kapital.

Kapital berubah menjadi allah.
allah yang membawah bencana perpecahan Bangsa. 
allah yang dengan ganas merusak moral 
Dan etika Bangsa West Papua...! 
allah yang merenggut nilai-nilai budaya..!
Kemudian memusnahkan nilai-nilai budaya...! 

Kapital kau haruslah di adili 
Kapital hendaklah pula kau di musnahkan...! 
Demi Kemerdekaan sejati demi persatuan Bangsa..!
Rakyat bangsa Papua Barat akan merebut pembebasan 
Bersama kebenaran sejarah
bagi Rakyat Dan Bangsa Papua barat. 

Editor: Gideon M. Adii

Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats