Halloween party ideas 2015

Ilustrai Koran Kejora 
Karya, Oskar H. Gie

Ketika jalan trans 
dibangun sana-sini
hidup kami tergusur 

Ketika pangkalan militer 
bertambah banyak jumblahnya
nyawa kami terusir 
setiap hari

Jika pergusuran lahan 
meningkat tereksploitasi 
kami yang sisa-sisa 
hidup berpindah-pindah
tinggal di hutan rimbah 

Kalau ditembaki lagi 
oleh aparat militer 
ea.. kami akan mati 
punah di negeri sendiri 

Oh' kawan kemanusiaan 
kami ini rakyat 
pemilik tanah negeri ini 
kami butuh perlawanan 
Ayo gabung ke kami 
biar mengusir penindasan ini 

Ils.Koran Kejora
Karya, Frans Pigai**

Di permukaan angin perubahan telah berembus,
Walau pun sangat perlahan, sementara di arus penjajahan media jadi harus korban pembatasan memediasi menerobos lorong-lorong ketidakadilan
Selagi sejalan pula waktu di bawah tindakan kekerasan, perlakuan tidak adil dan diskriminatif terus berjalan
Sungguh sakit! Kapan akan berakhir dengan realita yang menyebar luas di pelosot-pelosot dunia?

Dalam keblinger pemerintah koloni ini
Menyuarakan aspirasi kebebasan saja tidak boleh, apa arti negara ini?
Monyet-monyet menyebarkan kebencian dibiarkan di bumi yang sangat aku cintai
Apa gunanya negera demokrasi yang dibangun di atas negri ini

Kapitalisme menghisap dan menindas serta menyebabkan kemiskinan
Penderitaan bagi lapisan luas dari masyarakat demi kepentingan kelas penguasa
Maka kejora hadir di tengah debu penindasan untuk melawan sistemnya
Juga kejora hadir untuk menyuaran aspiasi kaum tertindas di bawah kolom langit ini

Kami tahu kapitalisme sebagai penindasan berbasis kelas
Tidak hanya menindas kaum yang miskin dan tidak punya kapital saja
Melainkan juga melahirkan penindasan berdasarkan ras (rasisme)
Dan juga menciptakan peninadasan ras seks (seksisme) bahkan segara bentuk penjajahannya
Maka, kejora hadir untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan tanah yang tertintas

Penulis adalah Aktivist Self-Determination

Koran Kejora
Karya, Frans Pigai**

Kita, rakyat Papua (manusia utuh yang tak retak pada realitanya)
Sedang bergerak maju memenangkan perjuangan

Kita baru saja menghantar perjuangan pada tingkat dimana kepentingan kolonialisme dan kapitalisme terancam
Kita tetap pegang kendali perjuangan erat sambil menyadari bahwa kita sedang berhasil

Mari kita bersuara dan bertindak
Merubaha dunia kekelaman kejahatan ini
Berhasil mencapai tantangan yang lebih berat untuk mengakhiri penderitaan bangsa kita

Kita tidak perlu resah
Apalagi terhasut emosi
Terhadap kelompok reaksioner pro kolonialis dan kapitalis yang lahir karena aksi nyata perjuangan kita

Provokasi kekerasan dengan terminologi rasis dan agamis ialah ciri khas imperialis dan kolonialis
Itu cara lasim yang dilakukan saat rakyat tertindas bangkit mengancam eksistensi mereka

Ketahuilah bahwa kami semua merasa sangat terganggu dan tersinggung oleh ucapan dan tuduhanmu mengenai patung-patung hidup
Tuduhanmu bahwa kami adalah patung-patung aneh, sungguh sangat aneh dan asing bagi kami

Penulis adalah Aktivist Self-Determination

Ilust.Gambar Koran Kejora
Karya, Armand Axel**

Tanah dan tempatku dihancurkan oleh Perusahaan
Aku dijajah dari semua lini kehidupanku
Dengan aturan-aturan yang dibuat oleh penguasa
Aku dilarang membela dan mempertahankan hakku
Aku diburu dan di bunuh oleh Polisi dan Militer

Aku sendiri tak bisa hancurkan
Perusahaan yang sedang hancurkan tanah dan tempatku
Aku sendiri tak bisa hapuskan
Aturan yang sedang hancurkan kehidupanku
Aku sendiri tak bisa melawan
Polisi dan Militer yang sedang memburu dan membunuhku

Kawan mari kita berkumpul jadi satu
Kita melangkah bersama kebenaran sejarah
Sang bintang kejora kita belajar dan berjuang
Bersama rakyat tertindas
Kita angkat suara kebebasan terhadap penindasan

Karena kita bersatu tak bisa dikalahkan

Photo Ilustrasi Revolusi Mental Papua
"Sengsara Di Bumi Cendrawasih"
Karya, Ardhy Murib*

Bilah kini darah menggalir menutupi bumi cendrawasih, 
 alam samudra kini menjadi saksi dibalik air mata. Demi kian lamah,
 
Kapan air mata ini akan berakhir.
Bilah hidup sensara di bumi Cendrawasih kini hati selaluh bertanya walau tak cukup di jelaskan dengan air mata.
 
Bilah kini menaru hati dibalik luka dengan nana yang tak bisa kering,
mencoba untuk sembu namun tak bisa berhasil.
 
Kini kembali menaru jiwa. 
 menenang luka bilah orang tua berburu tak balik balik hati selalu bertanya apaka orang tua ku akan membawa hasil berburu
 
Penulis adalah Anggota Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali

Ilustrasi gambar

Dalam hening aku mematung
Bukan mengheningkan cipta
Namun, berdiri dikeramaian otak
Yang saling menyerang
1 JULI 1971
Tercatat dalam lembar sejarah

Sang revolusioner bangsa
Berontak dengan sikap individualisme
Entalah...???
Terabaikan dan dibunuh
Jasa Mereka dikenang
Dalam sanubari anak bangsa
Meski, batin masih terancam

Perjuangan ini bagai 
rantai kehidupan tanpa batas
Rakyat masih berada dalam cengkeraman
Goresan luka dalam kalbu
Menjadi nasib anak negeri

Melawan dan menentang
Berjuang untuk sebuah kebebasan
Alunan lagu syahdu "Hai Tanahku Papua"
Mengiringi kibaran Sang Bintang Fajar
Merdeka
Dan
Akan tetap Merdeka

Salam dirgahayu "WEST PAPUA"


Karya: Yeimo Velly*
(Hollandia, 1 Juli 2017)

Ilustrasi Pribadi


Pembebasan mutlak di mataku           
tidak adanya kata mundur sebelum menyerah
maju dan lawan adalah tindakan utama
demi  pembebasan bangsa Papua

Lawan…Lawan….
Kalahkan kolonial dari perlawanan
Kalahkan musuh dari perlawanan
Kalahkan kosombongan mereka dari perlawanan
Kalahkan para pencabut nyawa dari perlawanan

Hidupkan yang derita akan terselamat
Yang tersakiti akan kesembuhan
Bangkitkan rasa solidaritas  merajut kebebasan bangsa
Jangan biarkan saudaramu bergelumuran darah di depanmu
Maju dan lawan untuk kebenaran dan keadilan

Satukan tujuan merajut kemerdekaan
Satukan suara merajut kemerdekan
Satukan harapan merajut Kemerdekaan
Satukan tekat merajut Kemerdekaan

Salam Pembebasan untuk bangsa Papua.


Oleh: Natalis Bukega

Ilustrasi Gambar Pribadi

West Papuan that’s how people know me
West Papuan is innocent
West Papuan that’s how people call me
West Papuan is backward
West Papuan is always cheerful
 No matter what happen to them or even their land
That’s what people thought

West Papua is where I come from
West Papua is a beautiful place where I grew up
West Papua is a place which I know as a Paradise fallen from heaven
A place where people are looking for Gold, Glory and Gospel

 What I saw
Shocked me
What I feel
Hurts me
What I learnt
Broke me

Abuse to the highest degree and defying human rights
Injustice, brutality 
Underestimate, Discrimination,

Wounded arms and dead bodies in the land
Remain silence, simply undercover.
People say “it’s not a crime, there’s nothing happen inPapua.
Mr. Money is the problem, when one of ‘em think of infrastructure”
Then I heard again “rebels, provocateurs, and criminals.”
Locked up men who wants to protect the land.
Even murder them with no shame.
There will be neither fear nor shivering hands
When the morning star shines
West Papuans shall freely walk in their land

Karya: Orince Uropdana




Ilustrasi gambar/sumber: tabloidjubi

Terbentang luas bumi cendrawasihku disana
Engkaulah tempat aku berteduh
Engkaulah tempat yang aku nanti- nantikan

Wahai burung emas dengarkanlah suara hatiku
Wahai penghuni istanahku
Buanglah racun dalam tubuhmu
Yang sedang meracuni tubuhmu

Walau isimu diambil
Walau segalahnya dirampas

Engakau tetap indah
Engkau tetap mempesona
Engkau tetap manis
Engkau tetap kaya
Bumi cendrawasiku

Cuma engkau yang aku banggakan
Cuma engkau harapanku
Cuma engkaulah pujaanku

Tetaplah indah seperti dahulu
Tetaplah mempesona
Tetaplah berkembang
Tetaplah bertumbuh
Tetaplah bertahan
Tetaplah maju
Untuk Aku, Dia dan kami semua
Bumi cendrawasiku, tanahku Papua,
Anggrek hitam pemilik cendrawasi,
Mutiara hitamku
Teruslah maju dalam kasih dan damai,rukun serta syukur.


Karya, F. Ema Douw

Kepalan yakni simbol perlawanan.gambar.list


Kembali dari kematian tulang-tulang banyak berserahkan 
darah mengalir deras 
banyak yang histeris di kota, di kampung, di hutan.
Yang sisah masi hidup stengah nyawa,
besok atau lusa mereka semua habis dalam kelupaan mereka. 
Mata yang berontak sedikit dari mata yang tertidur 
mereka terkubur lebih dalam dari kuburan maut 
Tulang-tulang mereka masih gementar 
hati mereka masih menagis 
api dan badai akan pecah membakar, 
air dan tanah campur lebur 
semua tidak tersisah
hanya mereka yang bertahan dengan jiwa yang murni 
melihat mata yang bersinar, kekuatan baru yang tak bisa di hentikan menanam harapan, 
untuk jiwa yang kuat, untuk kebebasan yang sejati.


Penulis Zeth Tabuni. Aktivis Papua Merdeka.
Dikutip pada medsos (fb) pribadinya (Neim Bilong em long facebook Zeth Bunitas), Jakarta 19 Maret 2016

ilustrasim bilong pic faidim mop fridom long nation/google

Penulis, Frans Gobai

Negri yang paling gila (indahnya)
Negri  yang paling kaya
Negri yang pandai berkicau dan licik
Negri yang paling sadis

Bangsa yang hanya mencintai SDA
Negara yang lebih mementingkan keutuhan daripada kesejatraan
Itu Namamu...
Itulah bangsanya....
Kau termasuk negri yang disegani

Banyak yang mengagumimu
Termasuk mereka
Kaum melarat dan Miskin
Termasuk mereka
Kaum tertindas dan ditindas
Termasuk mereka,kaum pemberontak
Termasuk mereka kaum kapitalis

Tapi....

Bagiku dan bangsaku
Kau hanya seekor Tupai yang pandai mencuri
Kau hanya seekor singa yang pandai memangsa
Kau hanya seekor ular berbisa (cobra) yang mencoba menari diatas pohon beringin

Bangsa Kami masih disini...
Dan akan terus dijalur ini....
Jalur perlawanan
Denagan kepandaian kami burung pintar(odiyai/Briceu)
Dengan tarian kami,(tarian cendrawasih)
Dengan nyanyian kami,(kicauan burung nuri)
Dengan langkah yang sama (kangguru)
Dan Kekuatan yang sama pula (perlawanan bangsa tertindas)

Kami berjanji …..
Disini….
Diatas tanah ini….
Demi bangsa kami
Bersama tulang belulang dan leluhur kami
Demi harga diri dan identitas kami
kami satukan dalam kekuatan yang sama
Bersama kebenaran sejarah…

Akan terus melakukan perlawanan
hingga titik darah penghabisan
Kami hanya ingin pengakuan dan lepas dari semua ini
Kami hanya ingin hidup mandiri dan damai
Kami  hanya ingin sang bintang kejora berkibar diatas bumi kami
kami hanya ingin menyanyikan Hai tanahku papua diatas tanah kami
Tanah papua
Bumi cendawasih

(Kebun Jeruk, 29/02/2016)
Penulis mahasiswa asal Papua di Jakarta, anggota AMP kk 

kepalan adalah Lawan.list

 
Sekian lama rasa resah yang datang
menghampiri tanpa kuharap
berharap saat ini hanya ilusi
tak nyata dalam kenyataan
namun semua fakta, bukan mimpi bunga tidur...

Demi satu tujuan,
putaran waktu rubahkan semua
masih disini berharap ini berlalu
kami beraksi dengan cara kami
tiada terpaksa, ini panggilan jiwa
yang telah ada sebelum terlahir...

Detik, menit, waktu yang berganti tak goyahkan
semangat hilang ditengah lesu dan rendah nyali
melihat realita sesama kawan saling menjual
hilangnya idiologi terbeli ambisi hasilnya apatis
berdasar kosong yang searah...

Semua demi satu tujuan...
masih ada waktu, walau terasa lama
harapan tetap diatas, walau jalan berliku
aku, kau, kita dan mereka adalah pelaku
bukan penonton, catatlah bagianmu didalam sejarah
baktikan cinta dalam bukti yang nyata untuk perjuangan

Biarlah segala resah, rasa kita bersama hilang tersapu
tak tinggalkan ambisi, ego pecahkan tujuan kita
semakin kita sadari, semakin kita dapat bersama melawan
ini fakta, bukan ilusi. satu langkah di dalam perlawanan

Merebut hak kesulungan yang kita miliki...

Semua demi satu tujuan, kebebasan sejati
diatas negeri penuh misteri
saat ini, masa kini dan masa depan anak cucu.



Oleh, Januarius Adii

Di pinggiran jalan
Kini kembali tersadar akan semua.
Penjajahan, penindasan, perampokan,
dan penderitaan sedang terjadi di Tanah Airku

Selama ini mata hati telah di butakan
dan suara hati telah dibungkamkan
seakan telah di hipnotis oleh
gurita raksasa buatan tuan penghisap darah.

Apakah harus dibilang pengecut , ketika melihat
musuh yang lebih besar datang, lalu bersembunyi ?
ataukah harus melawan
membebaskan diri dari segala rantai dan ikatan?

Mati dalam perjuangan melawan
kekuasan yang menindas jauh lebih tinggi martabatnya
daripada mati dibudak penguasa, penguras, hingga mati sia-sia.


Penulis adalah aktivis AMP Komite Kota Semarang

Oleh ; Hasta La Victoria Siempre



mama papua,list
Aku berangkat sekarang untuk membantai lawan..
Untuk berjuang dalam pertempuran..
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..
Doakanlah agar aku berhasil..

Sayapku sudah tumbuh, aku ingin terbang..
Merebut kemenangan di mana pun adanya..
Aku akan pergi, Bu, janganlah menangis..
Biar kucari jalanku sendiri..

Aku ingin melihat, menyentuh, dan mendengar..
Meskipun ada bahaya, ada rasa takut..
Aku akan tersenyum dan menghapus air mata..
Biar kuutarakan pikiranku..

Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..
Memahat tempatku, menjahit kainku..
Ingatlah, saat aku melayari sungaiku..
Aku mencintaimu, di sepanjang jalanku.
_________________________________
Terima kasih untuk mamaku, dan semua Mama Papua yang telah membesarkanku hingga saat ini masih ada untuku.

Colonial City, 22/12/2015
Penulis adalah aktiis AMP tinggal di pulau jawa.
------------------------------------
Di posting pada hari Ibu

Oleh : Maikel Pigai
Alm.Tn.Kelik Kwalik.list
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan


Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas


Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi


Mengenang jasa pahlawan west papua yang telah gugur demi harga diri orang papua

105 Room, (21/12/2015)
Penulis adalah aktivis AMP, Mahasiswa di kota Yogyakarta

Alm. Theys Hiyo Eluay

Terik mentari menyentuh kalbu
tak terasa angin meramba rasa
hanya terasa peluh melamba jiwa
Pejuangku Kau diambil orang
bingung entah apa salah'Mu...?
Andai diriku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkan'Mu
Namun, itu hanya mimpi
biarlah sendu tatap mata'Mu menghiba pelepas rindu
Harum mewangi namamu,jasadmu
gambar lukisan'Mu terpampang indah
disinari bintang Fajar.

Oh Tuhan...
Perjuangan ini sungguh resah
perjuangan ini sungguh bingung
perjuangan ini tak menemukan jalan
Kaki tak kuat untuk melangkah
jiwa tak kuat untuk bangun
Hati tak sanggup untuk merasa
Oh Tuhan kenapa KAU takdirkan seperti ini?
Perjuangan ini terasa sangat membingungkan.

Oleh: Yeimo.Velis
Port Numbay_Selasa, 10/11/2015

Alm. Theys Hiyo Eluay

Dalam kesunyian malam itu
Detak detik jam dinding mulai berlalu
Di kala setan-setan itu memangkas hidupmu
Di kala anjing-anjing itu mencicipi ragamu

Terhentak jerit tangis menggema di seluruh pelosok negeri
Menghantarmu menuju bapa yang ramani
Jiwamu suci dengan misi pembebasan abadi
Berjuang demi bangsa dari penindasan tirani

Semangatmu adalah nilai suci
Pengorbananmu adalah roh bagi kami
Kau berpaling dari mereka adalah bukti cinta kasih
Kau guru, motivator, kau teladan sejati

Akan terpatri semangat sejati
Yang telah kau lukis di jalan ini
Kau masih di hati Tuan Theys Eluaiy
Takan keropos termakan waktu, tertanam dalam sanubari

Oleh Abbi Douw. Ia aktivis AMP, Ketua KK Yogyakarta.



Saya mau bebas dari segala merdeka
saya percaya pada sumpah dan cinta
menjadi sumsum dan darah
kepada pengorbanan demi banyak orang
dari pada sikap invidualisme

Makhluk sosial berarti,
mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri
merah putih biru adalah kainku,
yang selalu kubanggakan
adalah jiwa adalah raga
sekali-kali jangan kan ubah kain lain lagi!!!

Biar ku kan bersuara,
sampai kibaran ini kujalani sampai mati.

Bebas dalam segala hal merdeka Merdeka

Oleh, Alfrida Kedeikoto
Penulis adalah Aktivis AMP, Mahasiswa tinggal di Kota Semarang

wonenukaa.blogspot.com

Negriku PAPUA
berabad-abad kau dijajah
berabad-abad kau ditindas
berabad-abad kau diremehkan
Tapi, PAPUA-ku tetaplah maju

PAPUA-ku
tak pernah mengenal kata letih
selalu maju dengan penuh kesuksesan
Tak ada lagi yang menindas PAPUA-ku, sebab
aku pu sama pemikik hak hidup

Bangsaku, sebenarnya sudah maju
Tak ada juga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
kini aku terbaring dalam sesakan diatas lumpuran emas
ulamu, kau si hantu harimau berbulu domba

Semuanya telah berujung dengan perdamaian
Tak ada lagi permusuhan antara bangsa dan negara
Tak ada lagi kata penindasan
jangan lagi cendrawasih menangis

Oleh; Idha Kedeikoto

Penulis adalah Aktivis AMP tinggal di kota Semarang

Edited by Steb P


Melangkah demi satu langkah..
Derap langkah kaki selalu menjelajah..
Pikiran dan hati ku kadang tergoyah..
Tapi mimpi berkata jangan menyerah..

Ku berjalan di atas lintang dunia,
Ku menatap dibawah sinar dunia,
Terkadang cobaan melintas di sekitar Ku,
Tapi hati berkata jangan menyerah

Pengorbananpun dilalui meskipun terkucurnya darah..
Kesungguhan pun membuat kita menjadi resah..
Terkadang detak jantung slalu bergulir cepat..
Tapi mata berkata lakukanlah yg terbaik..

Biarlah masa lalu membelah jiwa, anganku hnya sebatas mata..
Biarlah masa lalu merobek pita, tapi masa depan membuka jiwa..
Gerbang kebebasan didepan mata..
Meniti kehdupan yang slalu berputar..
Yakin Kemerdekaan pada puncak-Nya.

Oleh; Step M Pigai
penulis adalah Ketua AMP KK Surabaya

Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats