Halloween party ideas 2015

gambar tampilan depan cover buku

Buku ini pernah ditarik dari peredaran oleh Kejati pada tahun 2007.Isi buku dari karangan Sendius Wonda lebih banyak menyinggung pertentangan antara ras Melanesia dan Melayu yang ada di Papua dan Indonesia. Buku yang memuat 7 bagian dengan ketebalan 248 halaman itu mengungkapkan kemarahan penulisnya atas pemerintah Indonesia dan lemahnya masyarakat asli Papua terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk Papua.

Sendius Wonda mengelompokkan masyarakat asli Papua menjadi tiga golongan dalam menyikapi kebijakan pemekaran. Ia menulis, 3 golongan itu adalah masyarakat Papua asli yang tidak memiliki pendirian, masyarakat Papua asli yang tidak mau tahu serta masyarakat dan pejabat Papua yang ambisius dalam proses pemekaran.

Ia juga mengklaim dalam bukunya bahwa kebijakan otonomi khusus tanpa mempersiapkan terlebih dulu SDM asli Papua akan menyingkirkan orang asli Papua dari jabatan-jabatan kunci di pemerintahan.

Dalam bukunya Sendius mengkritisi masyarakat Papua yang lebih banyak menghambur-hamburkan uang saat jadi pejabat. Ia juga mengkritisi peredaran minuman keras yang telah mempengaruhi moralitas masyarakat asli Papua. Kritisi ini ia masukkan dalam bagian lima dari bukunya.

Mengenai HIV/AIDS, Sendius menulisnya di bagian empat. Ia mengkritisi tidak adanya kebijakan pemerintah untuk menutup lokalisasi-lokalisasi dan tempat-tempat hiburan seperti bar dan panti-panti pijat yang ia duga menjadi tempat prostitusi.

Di bagian akhir dari buku, Sendius mengeluarkan 3 rekomendasi. Dua diantaranya: perlunya pemerintah membuat perda untuk melindungi hak-hak orang Papua dan perlunya perda yang menutup ijin pasokan miras.

(Baca dan Lawan)
________________
Pengantar (tulisan) diatas diterbitkan ulang di web-blog ini atas izin pengelolah blog-web magtigi95.

Komentar Anda

[disqus][facebook]
Gambar tema oleh duncan1890. Diberdayakan oleh Blogger.
Koran Kejora View My Stats