ilustrasi militerisme di Indonesia |
Kita bukan perampok dan pemberontakan
Kenapa kita harus di buru dan di aniaya
Kenapa kita di anggap hewan buruan
Barangkali kita dan mereka berbeda
Yang di bedakan warna baju dan alat penembak
Bagaimana negeri ini merdeka kalau keamanan kita masi warisan belanda dan fasisme jepang
Sementara kita rakyat juga bisa menentukan kemerdekaan
Sudah cukup darah harus di telan bumi
Sudah cukup bangkai manusia di kubur tanpa manusiawi di bumi ini
Seakan dunia dan negara ini milik mereka
Lalu kita lupa tragedi 48 Yang belum sepenuhnya merdeka negeri sudah bercucuran darah
Lalu kita lupa malapetaka 65 Yang berjuta bangkai manusia di tembak, di buru, di aniaya, dan di perkosa
Hingga detik-detik runtuhnya Singgasana orbais masi tetap bunyi tembakan di mana-mana di kumandangkan
98 Ada yang khilang, Yatim-piatu janda dan duda
Tragis negeri ini milik mereka, kita budak mereka karna kita tak punya senjata hanya karna berbekalan semangat dan berjuang
Kawan ku! Jika bendera sudah di bentang dan lonceng kemenangan sudah berbunyi
Kita harus kepalkan tinju memukul tubuh mereka hingga retak dan hancur lebur
Kawan ku! Kita tak boleh terus di hantui oleh mereka
Kita mesti kuat dan berani, apalah arti seorang pejuang jika keberania tidak kita uji
Janganlah surut, janganlah takut sebab ketakutan hanyalah bayang-bayang
Kawan ku! Kebenaran perlu di tegakkan
Kediktatoran rakyat perlu di menangkan
Jika tidak kita akan selalu di gilas oleh sejarah
Sementara sejarah adalah milik kaum penguasa dan harus kita rebut!
Oleh: Rudhy Pravda*
(Ternate, 5/10/2015)