Mengapa kaum Anarkis yang anti negara dan
ingin menghancurkan negara sampai ke akar-akarnya mendukung kemerdekaan Papua
Barat? Mengapa Anarkisme yang anti negara justru mendukung proses pembuatan
negara baru?
Anarkisme adalah konsep tatanan masyarakat
ideal dimana keberadaan negara dan kapitalisme serta berbagai macam bentuk
dominasi dihapuskan, sejarah anarkisme sendiri telah berjalan selama ratusan
tahun dari belahan bumi Eropa dan Amerika Utara hingga ke pinggiran benua
Afrika. Dalam mencapai tujuannya, kelompok Anarkis melegalkan bahkan
mengadvokasi penggunaan kekerasan sebagai metode perjuangan.
Dalam sejarahnya, kita bisa melihat para
anarkis telah terlibat dalam berbagai perjuangan Pembebasan Nasional walaupun
kelompok mayoritas di wilayah tersebut bukan dan bahkan tidak memiliki tendensi
Anarkisme sama sekali, Anarkis telah terlibat dalam perjuangan pembebasan
Sisilia dari Italia, Catalan dan Basque dari Spanyol, dan Irlandia dari
Kerajaan Inggris, bahkan Hindia Belanda (Indonesia) dari Belanda. Mengapa Anarkis
terlibat dalam semua perjuangan itu?
Jawaban atas pertanyaan itu bisa dijawab
jika kita melihat singkat definisi Anarkisme diatas, "....serta berbagai
macam bentuk dominasi dihapuskan", Anarkisme adalah perjuangan pembebasan
dari berbagai dominasi, dominasi itu bisa berbentuk rasisme, seksisme,
homofobia, dan juga KOLONIALISME. Para Anarkis pastilah oposisi terhadap
kolonialisme, karena merupakan sebuah bentuk dominasi satu orang atas orang
lainnya maupun satu bangsa atas bangsa lainnya.
Kolonialisme juga pasti akan menimbulkan
bentuk dominasi-dominasi lainnya seperti rasisme, seksisme, dan eksploitasi
alam. Papua Barat adalah salah satu wilayah merdeka yang dianeksasi secara
paksa oleh Rezim Sukarno pada 1 Mei 1963, Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)
palsu diadakan oleh negara Indonesia dengan todongan senjata dan ancaman
pembunuhan. Pasca aneksasi paksa ini dimulailah mimpi buruk di bumi
Cendrawasih, pembunuhan ratusan atau bahkan ribuan orang asli Papua Barat oleh
aparat kolonial Indonesia, pengerukan SDA Papua Barat oleh korporasi besar, dan
migrasi besar-besaran masyarakat non Papua Barat yang membuat OAP (Orang Asli
Papua) tersisihkan. Kolonialisme ini juga mendatang rasisme bagi orang Papua
Barat, orang Papua Barat distigmakan sebagai manusia primitif, orang hutan,
pemalas, dan banyak hinaan merendahkan lainnya.
Para anarkis punya banyak alasan untuk
terlibat dalam perjuangan Pembebasan Nasional, entah itu untuk memperjuangkan
kemungkinan Anarki sekecil apapun itu, untuk membendung pengaruh kelompok sayap
kanan dalam perjuangan Pembebasan Nasional, maupun sekedar solidaritas untuk
orang-orang yang tertindas, Anarkis tidak punya satu posisi yang sama antar
individu karena Anarkisme berarti desentralisasi dan penolakan terhadap
otoritas tunggal. Para Anarkis membedakan antara apa yang dimaksud dengan
negara dan tanah air, para masyarakat adat sudah biasa mencintai dan
menghormati tanah airnya, bangsanya, sebuah entitas suci yang akan
dipertahankan dengan seluruh nyawa, sedangkan negara adalah entitas buatan manusia
yang menginginkan kekuasaan, kontrol, dan dominasi atas masyarakatnya.
Mengutip Kroptokin, seorang teoritikus Anarkis
asal Russia, "Internasionalisme yang sesungguhnya tidak akan tercapai
kecuali apabila semua bangsa sudah merdeka. Apabila kita bilang tidak pada
kepemerintahan, bagaimana bisa kita ternyata sedang membiarkan kepemerintahan
penjajah kepemerintahan yang terjajah?" Masyarakat bebas tidak akan bisa
didirikan diatas tanah jajahan, kebebasan yang dihasilkannya adalah kebebasan
semu, karena kebebasan itu mungkin membebaskan masyarakat utama, tapi menindas
masyarakat tanah jajahan.
Para Anarkis sudah lekat dengan gerakan
dekolonisasi dan masyarakat adat, di Amerika Utara, Selatan, Australia, dan New
Zealand, kaum Anarkis terlibat dalam gerakan resistensi masyarakat adat dan
gerakan Land Back (gerakan menuntut
pemulihan hak atas tanah milik masyarakat adat dari orang-orang pemukim
pendatang). Anarkisme pasti adalah tentang penentuan nasib sendiri, termasuk
penentuan nasib sendiri masyarakat adat dari dominasi negara, apalagi negara
penjajah. Papua Barat adalah sebuah bangsa yang terbentuk alami secara budaya,
sedangkan negara yang sedang dilawannya adalah sebuah entitas buatan manusia.
Anarkis berbeda dengan kelompok Pseudo-kiri
lainnya yang selalu melihat dunia dalam dua pilihan saja, Anarkis memandang
dunia dalam tatapan yang luas, para Anarkis bisa memerangi kolonialisme dan
imperialisme di Papua Barat tanpa mendorong tokoh-tokoh politik nasionalnya.
Kita bisa bergerak dan bersolidaritas bersama para masyarakat Papua Barat yang
ditindas oleh kolonialisme dan imperialisme. Dukungan Anarkis terhadap
pembebasan nasional Papua Barat bukan berarti dukungan terhadap pembentukan
negara Papua Barat baru, namun Anarkis sedang bersolidaritas sambil menawarkan
alternatif lain selain pembentukan negara kepada masyarakat tertindas di Papua
Barat. Anarkisme mendukung penentuan nasib sendiri bagi masyarakat jajahan,
walaupun mungkin masyarakat tersebut percaya bahwa pembentukan negara baru
adalah solusi bagi ketertindasannya.
Bacaan lanjutan:
- "Anarkisme dan Pembebasan
Nasional" oleh Alfredo Bonanno https://theanarchistlibrary.org/library/alfredo-m-bonanno-anarchism-and-the-national-liberation-struggle
- "What Is Anarchism? An
Introduction"
https://theanarchistlibrary.org/library/donald-rooum-and-freedom-press-ed-what-is-anarchism-an-introduction
- www.anarkis.org
- "Rasialisme Indonesia di Papua:
Wajah Kolonialisme" oleh comrade Koker
https://korankejora.blogspot.com/2019/10/melawan-kolonialisme-rasisme-indonesia.html
- Dokumentasi aksi solidaritas para anarkis
untuk pembebasan Papua Barat.
https://anarchistsworldwide.noblogs.org/post/tag/free-west-papua/
- "Para Pemikir Anarkisme, Siapa Saja
Mereka?"
https://tirto.id/para-pemikir-anarkisme-siapa-saja-mereka-dnFm
Catatan Penulis: Ameyuri Ringo, penulis adalah individu Queer Anarkis yang tertarik dengan tradisi Ocultism dan gerakan Masyarakat Adat