Its.korankejora |
Paskah merupakan perayaan untuk memperingati kebangkitan Yesus dari kematian setelah 3 hari. Kebangkitan Yesus selain untuk membebaskan umat manusia dari dosa dan maut, membawa pengharapan bahwa manusia akan memperoleh kehidupan kekal.
Jauh sebelum era Yesus, perayaan paskah menjadi tradisi bangsa Israel. Mereka melakukannya dengan cara menyembelih domba yang berumur 1 tahun di bulan Nisan, kala itu. Perayaan itu dilakukan untuk menghapuskan dosa. Namun, setelah Yesus datang, kini umar kristen tidak perlu lagi menyembelih domba.
Penderitaan Yesus diatas kayu salib bisa dikatakan juga sebagai martir untuk visi menyelamatkan manusia dari dosa dan penyimpangan. Ajaran Yesus pun diteruskan oleh pengikut-pengikutNya. Banyak di antara mereka seperti Stefanus, Matius, Markus, Lukas menjadi martir saat menyebarkan ajaran Yesus.
Ketika mengajar, Yesus menentang ajaran-ajaran hukum taurat dan pemerintah Romawi yang menyudutkan rakyat dan kaum perempuan. Sehingga bisa dikatakan juga Yesus melawan ketidakadilan.
Di konteks Yesus melawan ketidakadilan ini terdapat kaitannya sekarang rakyat Papua melawan praktik kolonialisme Indonesia di Papua melalui Freeport yang beroperasi sejak 1967. Kehadiran PT Freeport membawa malapetaka bagi kehidupan rakyat Papua yang mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1961. Selain itu, menyebabkan kerusakan alam dan konflik berkepanjangan yang menelan banyak korban nyawa. Dalam artikel ini, penulis akan merefleksikan makna paskah dan perlawan rakyat Papua.
Yesus sebagai martir dan teladan keberanian
Yesus datang ke dunia melalui rahim wanita perawan, Maria dan Yusuf suaminya. Kedatangan Yesus sudah dinubuatkan jauh sebelum itu oleh nabi Yesaya dan beberapa nabi lainnya. Ia dikatakan akan membawa perdamaian. Ajaran-ajaran Yesus telah tersebar luas dan menjadi agama Kristen yang tidak lain adalah pengikut Kristus.
Begitu banyak nilai-nilai dan ajaran moral yang diajarkan oleh Yesus. Misalnya, nilai kejujuran, iman, keadilan, kesabaran, keberanian melawan ketidakadilan, dan seterusnya.
Salah satu wujud nilai keberanian yang dipelajari dari Yesus adalah ketika dia mengusir pedagang di bait Allah. Yesus percaya bahwa rumah Allah bukanlah tempat berjualan. Dalam hal ini, rakyat Papua juga percaya tanah dan gunung adalah sebagai mama yang memberikan kehidupan, bukan merusaknya.. Sehingga perlawan mereka tidak terlepas kepercayaan itu.
Freeport sebagai simbol eksploitasi dan ketidakadilan
Izin usaha PT. Freeport dikeluarkan oleh presiden Soeharto pada 7 April 1967 melalui undangan-undangan penanaman modal asing (PMA). Meskipun saat itu pulau cendrawasih masih wilayah sengketa antara Indonesia dan Belanda, namun izin usaha telah dilakukan 2 tahun lebih awal.
Jauh sebelum itu, setelah ditemukan adanya kekayaan alam di gunung Nemangkawi (grasberg) dalam ekspedisi yang dilakukan oleh Antonie Hendrikus Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frits Julius Wissel pada 1936. Ekspedisi itu tak hanya mendaki puncak tertinggi di pegunungan tengah Papua yang dinamai Carstenz Pyramid. Yang paling penting adalah penemuan gunungan tembaga oleh Dozy, seorang ahli geologi.
Setelah perang dunia ke-II selesai barulah laporan temuan Dozi tersebut diambil alih oleh perusahaan besar milik Amerika Serikat bernama Freeport Mcmoran yang langsung mengirim geologinya bernama forbes wilson yang tiba di papua tahun 1960, mereka sangat terpukau dengan kandungan kekayaan yang dimiliki gunung tersebut.
Sejarah Freeport Mcmoran Versi Suku Amungme
Amungme merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah pegunungan sekitar pegunungan Nemangkawi (cartenz) yang tinggi. Istilah Amungme sendiri berasal dari dua kata, Amung adalah pertama, utama, sejati, sementara itu, Me adalah manusia. Maka dapat diartikan bahwa orang amungme adalah manusia pertama yang mendiami daerah pegunungan Nemangkawi. Suku Amungme memiliki hubungan yang erat dengan alam dan mereka percaya bahwa alam adalah Aku; gunung, lembah, juga sungai adalah tubuh Ibu atau nama suku amungme itu sendiri.
Karena saat itu suku amungme belum memiliki budaya menulis, sehingga sejarah masuknya PT. Freeport diceritakan secara turun-temurun dalam cerita rakyat. Menurut mereka, pertama ada bangsa asing yang masuk di sekitar pegunungan Nemangkawi seperti para misionaris dan lembaga-lembaga tertentu. Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah Belanda dan para misionaris yang awalnya berkomunikasi dan mendokumentasikan gunung tersebut. Sehingga masuk PT Freeport disana juga tidak terlepas dari peran misionaris yang membuka jalan investasi.
Lebih lanjut dalam cerita rakyat menceritakan upaya-upaya Freeport Mcmoran dalam mengambil hati pemimpin suku-suku setempat. Tentu saja orang Amungme tidak semudah itu memberikan izin kepada orang asing untuk merusak alam dan gunung yang mereka anggap sebagai mama. Namun, berbagai upaya untuk eksploitasi dilakukan oleh Freeport Mcmoran dengan memberikan 1 kaleng kornet, tembakau, dan kapak kepada masyarakat setempat sebagai alat tukar kala itu. Tipu daya Freeport ini kemudian menjadi penyesalan secara moral dan terus melakukan perlawanan hingga detik ini.
Kehadiran PT Freeport di tanah papua telah melanggar dan menghancurkan hak-hak politik rakyat papua yang telah merdeka tahun 1961 dan penandatanganan Kontrak Karya Freeport dilakukan 2 tahun sebelum penentuan pendapat rakyat. Artinya, 2 tahun sebelum Rakyat Papua Menentukan Nasibnya ( mau ikut indonesia atau merdeka sendiri ) Freeport telah lebih dulu beroperasi di papua. Selama tahun 1961 hingga 2021 tercatat 22 Operasi Militer yang sudah Meneror, Mengintimidasi, Mutilasi serta Memperkosa Perempuan Papua untuk menguasai seluruh aset kekayaan Alam di tanah Papua. Bahkan sepanjang tahun – tahun itu, rakyat papua harus mengungsi mencari tempat aman.
Berdasarkan laporan tahunan Freeport McMoRan, tambang Grasberg ini tercatat memiliki cadangan emas sebesar 28,2 juta ounces (sekitar 881,25 ton, 1 ounce = 28,35 gram) dan 29,0 miliar pounds tembaga (14,5 juta ton, 1 pound = 453,59 gram).
Sepanjang 2015, Freeport McMoran mencatat pendapatan dari penjualan emas dan tembaga dari tambang Grasberg di Papua yang dikelola PT Freeport Indonesia sebesar US$ 3,11 miliar, atau sekitar Rp 42,92 triliun, turun dibandingkan periode sama 2014 sebesar US$ 3,42 miliar.
Dari hasil pendapatan ini, apakah Rakyat Papua sebagai pemilik tanah sudah sejahtera? Jawabannya tidak! Rakyat. Ternyata rakyat papua menempati tingkat buta huruf tertinggi, termiskin di Indonesia. Bahkan rakyat papua hanya mendapatkan limbah dan konflik berkepanjangan yang menelan korban nyawa yang tidak berdosa.
Perjuangan rakyat Papua dalam menghadapi ketidakadilan
Perjuangan rakyat papua untuk melawan kolonial Indonesia berlangsung sejak tahun 1961. Pertama, kemerdekaan rakyat papua yang direbut secara paksa melalui operasi Trikora (1961). Operasi Trikora juga menjadi awal pengalaman buruk rakyat papua akan kehadiran watak militer Indonesia yang biadab, pembunuh,dan penjarah rakyat papua itu sendiri.
Selain itu, perjuangan rakyat papua juga tidak terlepas dari akumulasi kekerasan melalui operasi militer seperti operasi barada yudha, operasi koteka, operasi sadar, dan seterusnya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan setidaknya terdapat 4 masalah fundamental perjuangan rakyat papua. Pertama, Pertama, masalah sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia. Kedua, masalah operasi militer yang terjadi karena konflik tersebut di atas yang tak terselesaikan. Ketiga, semua hal di atas membuat masyarakat Papua timbul stigma sebagai orang yang termarjinalisasikan. Terakhir, kegagalan pembangunan Papua, (Widjojo, 2011).
Perjuangan rakyat papua yang masih eksis baik di sipil, angkatan bersenjata, dan diplomasi merupakan bentuk protes terhadap kolonial Indonesia. Perjuangan rakyat papua akan berhenti apabila kemerdekaan yang direbut Indonesia sejak 1961 dikembalikan.
Perjuangan rakyat Papua ditempuh melalui 3 cara, di antaranya adalah diplomasi, gerilya, dan gerakan sipil. Gerakan diplomasi sudah dilakukan sejak 1970-an di negara Afrika seperti Senegal dan di beberapa negara Caribbean serta Pasifik. Saat ini yang masih eksis adalah united Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Mereka membangun soliditas internasional dan mengampanyekan persoalan Papua.
Kedua, gerakan gerilya yang eksis juga sejak 1960-an. Gerakan gerilya adalah bentuk protes akibat aneksasi bangsa Papua dan bertujuan untuk mengembalikan kedaulatan bangsa Papua. Namun, dalam perjalannya, gerakan gerilya disebut dengan pelabelan seperti KKB, separatis, kksb, dan seterusnya. Pelabelan itu menjadi legitimasi Indonesia untuk membungkam keinginan rakyat Papua untuk penentuan nasib sendiri. Juga melakukan operasi militer yang menelan banyak warga sipil baik itu warga Papua maupun non-Papua.
Selain kedua gerakan itu, rakyat Papua juga berjuang melalui gerakan sipil. Banyak gerakan sipil yang muncul baik itu untuk hak asasi manusia juga ekologis. Gerakan mahasiswa, pelajar, perempuan, dan masih banyak lagi.
Gerakan Papua ini masih eksis sampai sekarang. Meskipun demikian, masalah persatuan menjadi masalah utama bangsa Papua untuk membebaskan diri dari cengkraman kolonial Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya pembungkaman ruang demokrasi dan pelanggaran HAM, gerakan rakyat Papua juga makin masif.
Kaitan Paskah, Yesus, Freeport, dan perjuangan rakyat Papua
Dalam beberapa penelitian, terdapat sisi lain yang melatarbelakangi perayaan paskah oleh orang Israel (Kristen). Penelitian tersebut membahas paskah dari perspektif teologis (eskatologi) dari tulisan rasul Yohanes di Injil keempat. Dikatakan bahwa paskah merupakan tradisi Yahudi dari masa nabi Musa. Sehingga tradisi tersebut Yohanes gunakan agar umat Israel percaya bahwa "Yesus adalah anak domba Allah yang mengorbankan dagingnya untuk menyelamatkan manusia dari dosa". Selain itu, perayaan paskah juga menjadi persatuan nasional orang Israel ketika keluar dari penindasan bangsa Mesir di waktu di perjanjian lama.
Paskah semestinya menjadi refleksi kita bersama untuk melihat persoalan di Papua. Kalau Yesus rela berkorban untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa, maka rakyat Papua juga perlu mengikuti ajaran Yesus untuk menyikapi ketidakadilan yang disebabkan oleh kolonial Indonesia melalui PT Freeport.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa paskah merupakan bentuk pengorbanan Yesus untuk membebaskan manusia dari dosa dan maut. Melalui paskah dan ajaran-ajaran Yesus seperti nilai-nilai kejujuran, keadilan, keberanian, musti menjadi modal bagi rakyat Papua melihat persoalan Papua.
Persoalan utama rakyat Papua adalah dimana masuknya PT. Freeport yang membawa malapetaka dan konflik berkepanjangan yang menelan banyak nyawa. Oleh karena itu, melalui refleksi paskah ini, penulis mengajak rakyat Papua Tutup PT Freeport dan berikan hak menentukan nasib sendiri.
Referensi
1. https://korankejora.blogspot.com/2019/04/tutup-freeport-dan-berikan-hak.html
2. Widjojo, M. S. (2011, November 16). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. From Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia: http://lipi.go.id/berita/single/Riset-LIPI-Empat-Akar-Masalah-Konflik-Papua/5818
3. file:///C:/Users/WIN10/Downloads/1194-3454-1-PB.pdf
4. https://www-ulmwp-org.translate.goog/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Penulis adalah Aktivis Pro papua Merdeka Di Jakarta