stiker kampanye turmanen amp cup II |
Semarang 15/05/2017 – Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] Komite Kota Semarang-Salatiga menggelar Turnamen Bola Kaki lapangan mini (baca: Futsal) dalam perebutan piala bergilir AMP Cup ke-III. Turnamen yang berlansung selama dua hari itu, 14-15 Mei 2017, di ikuti oleh 22 Team putra dan 8 Team putri.
Turnamen Futsal AMP CUP merupakan satu program yang lahir dari analisa bakat produktif—energi positif yang terkomunal secara induvidu; kemudian dapat berkolaborasi dalam gerak team untuk sebuah tujuan mutlak yakni menang—yang dimiliki oleh anak muda (mahasiswa) Papua di Jawa dan Bali, khususnya di kota Semarang dan salatiga. Di tahun 2017 ini merupakan Liga AMP yang ketiga, ada 30 tim futsal: masing-masing 22 Putra dan 8 team Putri.
Dari setiap glup yang mendaftakan dalam liga ini, tak hanya dari kota Semarang saja. Ada dari luar kota: Yogyakarta, Solo, Salatiga, dan ada team Putra dan Putri yang berasal dari luar negeri: Timor Timur (Timor Leste). Tim timur leste ini berasal dari mahasiswa asal Timor Timur, yang sedang kuliah di Indonesia, Kota Semarang.
Tentu sebuah permainan berujung pada konsekwensi. Hasilnya antara dua, yakni kala atau menang. Selama pertadingan berlangsung, yang di pimpin langsung oleh 8 orang wasit yang gagahnya tak kala dengan wasit liga internasional, setiap tim menampilkan permainan terbaiknya; dan permainanan berjalan ketat dan sesuai yang di harapkan oleh panitia, pemain, wasit, dan tentu para sporter yang tak kala teriakannya untuk terus menyemangati permainan tim pendukungnya.
Pada Liga AMP ke II sebelumnya, Piala Bergilir di raih oleh team Fulsat putra yang cukup kuat; skil Invididunya sangat berbakat ketika berada di lapangan, yaitu Big Brothers (BB). Tim BB ini terdiri dari anak-anak mudah, rata-rata mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus (bukan tim yang berasal dari kampus) di Kota Semarang.
Pada turnamen putaran III AMP CUP ini, pada puncak babak semi final, hingga babak final, tim BB bergeser ke posisi Juara III. Dan juara II diraih oleh tim LA. Kemudian tim Putri, juara III dan II diraih oleh Tim Putrid Mogee dan Universitas Negeri Semarang (UNNES). Dan juara I Putri dan putri diraih oleh Tim Pucak; dan berhasil merebut Piala bergilir dari tangan BB. Enta lah, apakah pada Liga AMP Semarang-salatiga yang mendatang, ke IV, Puncak ada pertahankan kedudukan sebagai juara bertahan? Ataukah akan bergeser posisi kepada tim lain? akan kita saksikan nanti.
Dalam sambutan sebelum penyerahan hadia, Jhon Gobai, pengurus Pusat AMP mengatakan AMP adalah organisasi yang memperjuangkan hak-hak dasar orang Papua yang dicaplok (di batasi-batasi). Salah satunya bakat-bakat alami orang Papua, energy-energi positif, ini terus di jaga, di kembangkan. Walau pun pesimisnya, seperti Persipura yang hingga saat ini dibatasi untuk tampil di dunia internasional. Olahraga adalah salah satu dari sekian elemen perjuangan maka, orang Papua yang punya bakat di bidang apa saja, terutama, olah raga, terus diasah, dikembangankan (entah perinduvidu atau dalam bentuk kelompok).
Sementara itu, Ketua AMP Komite Kota Semarang dan Salatiga, Jackson Gwijangge mengatakan Turnamen ini bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan antara anak muda (mahasiswa), khusus Papua, yang adalah satu kesatuan bangsa Papua. Melalui kegiatan futsal dan lainnya kita buang fikiran kesukuan dan perpecahan. Dan juga hilangkan stigma negative terhadap mahasiswa Papua di tanah Jawa. Hal senada juga dikatakan oleh ketua panitia, Luther Deba, menurutnya Turnamen bukan dilihat dari menang dan kalah. Namun diambil makna, dan kedepan AMP akan terus melakukan kegiatan futsal dan kegiatan lainnya. (Ney S)